Religi Mozaik Ramadan 2025

Mendekati Ujung Ramadan: Saatnya Evaluasi dan Maksimalkan Ibadah

Sabtu, 22 Maret 2025 - 09:19 | 10.95k
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ramadan, bulan penuh berkah, kini hampir mencapai garis akhir. Waktu terasa berlalu begitu cepat, meninggalkan pertanyaan reflektif bagi kita semua: sejauh mana kita telah memanfaatkan bulan ini dengan sebaik-baiknya? Apakah amal ibadah kita meningkat? Atau justru masih banyak kelalaian yang belum diperbaiki?  

Fenomena yang sering terjadi menjelang akhir Ramadan adalah perbedaan sikap umat Islam dalam menyikapi hari-hari terakhir. Ada yang semakin giat beribadah, menyadari betapa sedikitnya waktu tersisa untuk meraih keberkahan Ramadan. Namun, tak sedikit pula yang justru mulai lalai—sibuk dengan persiapan Lebaran, belanja baju baru, atau merancang perjalanan mudik, hingga melupakan esensi Ramadan itu sendiri.  

Advertisement

Ironisnya, di awal Ramadan masjid penuh, tadarus ramai, dan shalat malam semarak. Namun, saat mendekati akhir bulan, semangat itu justru menurun. Padahal, Rasulullah SAW justru meningkatkan ibadahnya di sepuluh hari terakhir Ramadan. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:  

عن عائشة رضي الله عنها قالت: "كان النبي ﷺ إذا دخل العشر شد مئزره، وأحيا ليله، وأيقظ أهله."
(رواه البخاري ومسلم)  

"Adalah Nabi ﷺ jika telah masuk sepuluh hari terakhir (dari bulan Ramadan), beliau menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, bersungguh-sungguh, dan mengencangkan sarungnya." (HR. Bukhari dan Muslim)  

Evaluasi Diri: Apakah Ramadan Kita Berhasil?

Mendekati ujung Ramadan adalah momen terbaik untuk melakukan evaluasi spiritual. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:  

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴾  
(سورة الحشر: 18) 

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)  

Seorang ulama besar, Imam Hasan al-Bashri, pernah berkata:  

"إِنَّ الْمُؤْمِنَ جَمَعَ إِحْسَانًا وَشَفَقَةً، وَإِنَّ الْمُنَافِقَ جَمَعَ إِسَاءَةً وَأَمْنًا."

"Sesungguhnya seorang mukmin itu adalah orang yang selalu mengintrospeksi dirinya dan memperbaikinya, sedangkan orang yang lalai justru terus berbuat dosa tanpa merasa bersalah."

Maka, sebelum Ramadan benar-benar pergi, kita harus bergegas. Jika amalan kita masih sedikit, tambahlah. Jika ada kekurangan, perbaikilah. Jangan sampai kita tergolong orang yang disebut Rasulullah SAW dalam haditsnya:  

"رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَالْعَطَشُ."
(رواه أحمد وابن ماجه)

"Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)  

Maksimalkan Ibadah di Sisa Ramadan

Ulama salaf sangat menghargai momen akhir Ramadan. Mereka memaksimalkan ibadah, menangis dalam sujud, memperbanyak doa dan istighfar, serta bersedekah lebih banyak. Dalam sebuah riwayat, Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:  

"أُحِبُّ لِلرَّجُلِ أَنْ يَزِيدَ فِي الْعِبَادَةِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لِأَنَّ فِيهَا لَيْلَةَ الْقَدْرِ." 

"Aku lebih menyukai seseorang memperbanyak ibadah di sepuluh hari terakhir Ramadan dibanding hari-hari sebelumnya, karena di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan." 

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan sisa Ramadan:  

1. Perbanyak I’tikaf – Rasulullah SAW sangat menekankan ibadah ini untuk mendekatkan diri kepada Allah.  
2. Tingkatkan shalat malam dan doa– Berdoalah dengan penuh kesungguhan, terutama di malam-malam ganjil.  
3. Sedekah lebih banyak – Jangan hanya fokus pada persiapan Lebaran, tetapi juga berbagi dengan sesama.  
4. Perbanyak istighfar dan taubat – Jangan biarkan Ramadan berlalu tanpa memperbaiki hubungan kita dengan Allah.  
5. Baca dan tadabbur Al-Qur’an– Jangan hanya mengejar target khatam, tetapi juga resapi maknanya.  

Mari jadikan sisa Ramadan ini sebagai kesempatan emas untuk meraih ampunan Allah. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:  

"رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ."
(رواه أحمد)  

"Celakalah seseorang yang mendapatkan Ramadan, namun dosanya tidak diampuni." (HR. Ahmad)  

Jangan sampai kita termasuk orang yang menyia-nyiakan Ramadan. Jika kita belum maksimal, masih ada waktu untuk memperbaikinya. Mari kita tutup Ramadan ini dengan amalan terbaik, agar kita benar-benar keluar dari bulan ini dengan predikat taqwa dan menjadi pribadi yang lebih baik.  

Wallahul Musta'an wailahittuklan

***

*) Penulis adalah Dr KH Halimi Zuhdy, Pengasuh Pondok Pesantren Darun Nun Malang, ketua RMI PCNU Kota Malang, dosen UIN Malang.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES