Peristiwa Nasional

Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan, Nafas Panjang Mencari Keadilan (5, selesai)

Minggu, 01 Oktober 2023 - 08:01 | 64.48k
Devi Athok saat menunjukkan foto kedua mendiang putrinya yang meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
Devi Athok saat menunjukkan foto kedua mendiang putrinya yang meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Perjuangan mencari keadilan Tragedi Kanjuruhan tak akan pernah padam. Keluarga korban, kuasa hukum, suporter hingga penyintas satu suara dalam upaya mencari keadilan.

Mereka semua masih terus berkomitmen memperjuangkan keadilan untuk 135 nyawa dan ribuan korban luka lainnya.

Advertisement

Salah satu Aremania, Dyan Berdinandri mengaku akan terus berjuang menyalakan bara api bersama seluruh elemen masyarakat dan keluarga korban yang masih mau berjuang.

"Kita dengan perjuangan teman teman, keluarga korban dan praktisi hukum terus berjuang meski satu tahun belum membuahkan hasil yang maksimal. Kita akan terus merawat tragedi ini dan akan mengawal seluruh yang berjuang untuk mencari keadilan, khususnya di Komnas HAM masih ada peluang jika mereka masih mau melakukan investigasi ulang kasus ini," jelasnya.

Tragedi-Kanjuruhan-B83ff6e486077f794.jpgTragedi Kanjuruhan menjadi peristiwa yang memilukan bagi warga Malang. Kerusuhan usai laga Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya pada 1 Oktober 2022 lalu membuat 135 nyawa melayang. (Foto: Tria Adha/TIMES Indonesia)

Kemudian, keluarga korban Andika Kurniawan memastikan bahwa nafas panjang perjuangan mencari keadilan Tragedi Kanjuruhan masih akan terus dilakukan.

"Banyak yang belum disentuh hukum. Mereka harus dihukum seberat-beratnya. Korban meninggal ini bukan hanya satu dua tapi ratusan. Kami akan terus berjuang sampai keadilan di dapatkan," ucapnya.

Di sisi lain, kuasa hukum TGA, Anjar Nawan Yusky memastikan masih banyak celah hukum yang bisa dikembangkan dalam Tragedi Kanjuruhan ini. Ia beserta seluruh keluarga korban akan terus berjuang mencari keadilan bagi yang telah ditinggalkan.

"Saya masih terus mencari celah bagaimana tindak pidana ini berkembang. Kita tunggu hasil dari Bareskrim Polri yang kita datangi kedua kalinya. Keadilan masih jauh, banyak tersangka yang masih berkeliaran tanpa ada hukuman," tandasnya. 

Satu tahun Tragedi Kanjuruhan tetap menyisakan banyak duka. Dibutuhkan tekad yang kuat dan kerja keras dari pihak berwenang agar penanganan kasus tragedi Stadion Kanjuruhan bisa tuntas dan keluarga korban segera mendapatkan keadilan yang telah lama dinantikan. Namun yang tak kalah penting adalah. tindakan yang diambil harus dapat mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES