Peristiwa Nasional

HUT Kostrad: Mayjen TNI Farid Makruf Kenang Didikan Prabowo dan Janji Pengabdian

Kamis, 06 Maret 2025 - 16:46 | 78.21k
Mayjen TNI Dr. Farid Makruf, M.A saat menjabat Kaskostrad  (FOTO: Dok Mayjen TNI Farid Makruf for TIMES Indonesia)
Mayjen TNI Dr. Farid Makruf, M.A saat menjabat Kaskostrad (FOTO: Dok Mayjen TNI Farid Makruf for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Hari Ulang Tahun atau HUT Kostrad bukan sekadar perayaan bagi Mayjen TNI Dr. Farid Makruf, M.A., tetapi sebuah pengingat tentang loyalitas, pengorbanan, dan tanggung jawab prajurit terhadap bangsa.

Sebagai salah satu perwira yang pernah mendapat didikan langsung dari Presiden Prabowo Subianto saat menjabat Danjen Kopassus, Farid Makruf memahami betul bahwa Kostrad adalah ujung tombak pertahanan negara.

Advertisement

"Kostrad bukan hanya pasukan tempur, tetapi benteng terakhir bangsa," tegasnya.

Mayjen TNI Farid Makruf mengatakan, Presiden Prabowo Subianto adalah sosok yang dikenal tegas dalam membentuk prajurit tangguh. Salah satu perwira yang pernah mendapatkan kesempatan didikan langsung darinya adalah dirinya sendiri.

"Dibawah kepemimpinan Prabowo saat menjabat Danjen Kopassus, saya termasuk dalam 10 prajurit pilihan yang dikirim ke Inggris untuk melanjutkan studi," ujarnya.

Sepulang dari sana, ia membawa gelar Master of Arts (M.A.), memperkaya perspektifnya dalam strategi pertahanan dan geopolitik global.

Dari Kopassus ke Jantung Kostrad

Farid Makruf lahir dan ditempa di Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Baret merah, latihan keras, medan operasi yang ganas. Semua telah ia lalui.

TNI-2.jpg

Mantan Pangdam V Brawijaya ini, bukan hanya prajurit kopasus tapi dia juga meraih  promosi kolonel menjadi Danbrig termuda di Brigif 13 Galuh Divisi I Tasikmalaya. Kemudian menjadi Kaskostrad pada 29 November 2023 hingga 22 Maret 2024.

Kini, di usianya yang matang sebagai seorang jenderal, Farid Makruf tetap memegang teguh prinsip yang ditanamkan oleh Prabowo: loyalitas tanpa batas, pengabdian tanpa henti.

Baginya, seorang prajurit tidak hanya bertempur di medan laga, tetapi juga hadir untuk membela kepentingan bangsa di setiap lini, baik militer, diplomasi, hingga penanggulangan bencana.

Dari Medan Tempur ke Diplomasi Internasional

Karier militer Farid Makruf adalah perjalanan panjang yang sarat dengan pengabdian. Di awal tugasnya sebagai Letnan Dua, ia sudah dikirim ke Timor-Timur baik sebagai pasukan tempur  maupun sebagai pasukan intel dan sandi yudha.

Sejak saat itu, ia memahami bahwa menjadi prajurit bukan hanya soal keberanian, tetapi juga kecerdasan dalam membaca situasi.

Dalam perjalanannya, ia juga dipercaya untuk terlibat dalam pemberantasan kelompok teroris Ali Kalora di Poso, sebuah operasi strategis yang membutuhkan kombinasi ketangguhan fisik dan kecerdasan taktis.

Tak hanya di dalam negeri, kiprah internasionalnya juga membanggakan. Saat berpangkat Kapten, ia bertugas sebagai Military Observer, sebagai pasukan perdamaian yang tergabung UNAMSIL di Siera Leone di Afrika Barat yang memperluas wawasannya tentang strategi tempur dan keamanan global.

Namun, salah satu peran terbesarnya terjadi di Amerika Serikat. Ia bersama delegasi yang dipimpin Danjen Kopassus saat itu Lodewjk Freidrich  Paulus berjuang untuk meyakinkan bahwa prajurit Kopassus yang sedang bertugas di daerah tempur bukan pelanggar HAM.

Tidak hanya itu, ia juga berperan dalam menormalisasi hubungan antara Pasukan Khusus Amerika dan Pasukan Khusus Indonesia di Gedung Capitol Hill. Upayanya membuahkan hasil, membuka kembali jalur komunikasi strategis antara kedua negara.

Dari Bencana Alam hingga Keamanan Nasional

Farid Makruf tidak hanya dikenal sebagai prajurit tempur, tetapi juga sebagai pemimpin dalam berbagai misi kemanusiaan.

TNI-3.jpg

Pada APEC 2013 di Bali, ia bertanggung jawab atas pengamanan forum internasional yang dihadiri para pemimpin dunia.

Di sisi lain, dalam negeri, ia turun langsung dalam penanganan bencana banjir bandang di Bima serta menjadi Dansatgas Penanggulangan Bencana Alam di NTB.

Kemudian berlanjut di Kota Palu, Sulawesi Tengah melanjutkan proses rekonstruksi  dan rehabilitasi pembangunan rumah bagi korban likuefaksi dan gempa. Keberadaannya memastikan masyarakat terdampak mendapat bantuan dengan cepat.

Ia juga memainkan peran penting dalam pembebasan lahan Mandalika, yang selama 30 tahun konflik tanah antara pemerintah dan masyarakat Lombok Tengah itu tidak terselesaikan. Namun, ditangan Farid Makruf bersama anggotanya masalah lahan Mandalika itu selesai  dalam waktu kurang lebih 6 bulan. Tanpa penyelesaian itu, sirkuit Mandalika yang ada saat ini belum terwujud.

Ia menyelesaiakan masalah itu, dengan pendekatan militer yang humanis.

Mayjen TNI Farid Makruf tidak hanya berhasil menyelesaikan berbagai tugas besarnya, tetapi juga tetap fokus pada pendidikannya. Dedikasi dan kerja kerasnya dalam menimba ilmu akhirnya membuahkan hasil, hingga ia berhasil meraih gelar doktor dengan riset yang mendalam tentang ketahanan nasional.

Kostrad dan Tantangan Papua

Dengan pengalaman panjangnya, Farid Makruf memiliki pandangan tegas tentang peran Kostrad dalam menghadapi tantangan nasional, terutama di Papua.

"Saya memandang Kostrad harus menjadi ujung tombak dalam menyelesaikan masalah di Papua. Tidak hanya melalui pendekatan militer, tetapi juga dengan membangun kepercayaan dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Bagi Farid, pengabdian seorang prajurit tidak mengenal akhir. Dari medan tempur hingga ruang diplomasi, dari akademik hingga kemanusiaan, ia terus mengabdi tanpa lelah.

Prinsip yang ditanamkan Prabowo di masa lalu masih dipegang teguh: setia kepada bangsa, kuat dalam menghadapi tantangan, dan pantang menyerah dalam setiap perjuangan.

Sebuah perjalanan panjang yang sarat makna. Dan Kostrad adalah bagian penting dalam mozaik pengabdiannya.

Kini, meskipun mengemban tugas sebagai Tenaga Ahli Pengkaji Sumber Daya Alam di Lemhannas, jiwa militernya tak pernah padam. Ia tetap seorang prajurit, tetap ksatria, tetap patriot. Dan di momen HUT Kostrad ini, ada janji yang tak boleh luntur—janji untuk terus mengabdi, menjaga kehormatan, dan selalu siap di garis depan demi Indonesia."Karena bagi seorang prajurit, pengabdian tak mengenal akhir," tegasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES