Peristiwa Daerah

Gubernur Jatim Khofifah Tandatangani MoU Pendirian Pusat Instalasi Karantina Terpadu

Jumat, 04 Juli 2025 - 18:47 | 8.29k
Gubernur Jatim Khofifah menandatangani MoU dengan Kepala Badan Karantina Indonesia Dr. Sahat Manaor Panggabean tentang instalasi karantina terpadu  di Gedung Negara Grahadi, Jumat (4/7/2025). (FOTO: Dok.Humas Pemprov Jatim)
Gubernur Jatim Khofifah menandatangani MoU dengan Kepala Badan Karantina Indonesia Dr. Sahat Manaor Panggabean tentang instalasi karantina terpadu  di Gedung Negara Grahadi, Jumat (4/7/2025). (FOTO: Dok.Humas Pemprov Jatim)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa melakukan penandatanganan kerja sama dengan Badan Karantina Indonesia. Penandatanganan ini terkait pembangunan Pusat Instalasi Karantina Terpadu pertama di Indonesia yang berlokasi di Puspa Agro.

MoU ini juga diikuti dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Badan Karantina Indonesia dan PT Jatim Grha Utama selaku pengelola Puspa Agro.

Advertisement

Kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk menjadikan Jawa Timur garda terdepan dalam keamanan hayati dan efisiensi logistik impor maupun ekspor. 

Gedung-Negara-Grahadi-2.jpg

Tidak hanya itu, Instalasi Karantina Terpadu ini digadang akan sangat efisien untuk menekan dwelling time dalam rantai perdagangan dan logistik, karena semua pengurusan dokumen semua ada dalam satu kawasan.

“Jadi, MoU ini terkait pendirian Instalasi Karatina Terpadu, di Indonesia baru pertama di Jatim ini. Dan ini untuk tiga item ya, yaitu untuk hewan, ikan dan tumbuhan. Untuk yang ikan bahkan ini sudah jalan,” tegas Gubernur Jatim Khofifah.

Karena sistemnya terpadu, semua fasilitas akan tersedia dalam satu kawasan. Mulai laboratorium, bea cukai dan badan karantina baik untuk ekspor maupun impor.

"Artinya ini akan sangat efisien dan berdaya saing tinggi,” imbuhnya. 

Khofifah optimistis bahwa layanan Instalasi Karantina Terpadu ini akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi alur perdagangan dan logistis ekspor maupun impor.

Karena eksportir maupun importir tidak perlu harus berpindah-pindah tempat dalam pengurusan dokumen karena semua sudah terpadu.

“Ini akan meningkatkan efisiensi arus barang termasuk untuk dweeling time, dan pasti akan menurunkan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) kita. Mudah-mudahan akan ikut meningkatkan daya saing produk kita sehingga investasi ke Jatim juga akan lebih banyak lagi,” tandasnya.

Tidak hanya itu,  Instalasi Karantina Terpadu ini juga sejalan dengan visi untuk menjadikan Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara.

Bukan hanya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga sebagai simpul strategis yang menghubungkan rantai pasok pangan dan logistik di seluruh Indonesia bahkan dunia.

Pentingnya layanan perkarantinaan terpadu di Jawa Timur tercermin dari nilai perdagangan tahun sebelumnya.

Sepanjang tahun 2024, pelayanan karantina di Jawa Timur telah memfasilitasi ekspor senilai USD 25,80 miliar dan impor sebesar USD 29,97 miliar.

Data ini menegaskan bahwa peran karantina sangat vital bagi kinerja ekspor dan impor Jawa Timur, sekaligus menjaga integritas produk yang masuk maupun keluar daerah maupun keluar negeri.

Diketahui, Kawasan Puspa Agro mencakup luasan 50 hektare siap bertransformasi menjadi hub karantina modern.

Terutama karena kawasan ini telah dilengkapi sarana laboratorium mutakhir, fasilitas pengujian komprehensif, logistik terpadu, hingga layanan kepabeanan.

Dengan demikian, seluruh proses ekspor dan distribusi komoditas pertanian, perikanan, dan peternakan dapat diselesaikan secara one-stop service.

"Kami berkomitmen untuk mempercepat arus barang, menekan biaya logistik yang selama ini menjadi tantangan bagi pelaku usaha, serta yang paling utama, menjamin keamanan hayati produk-produk unggulan Jawa Timur," tegas Gubernur Khofifah.

"Ini adalah wujud nyata dukungan pemerintah provinsi terhadap pelaku usaha, memberikan kemudahan dan kepastian dalam mengurus ekspor, sekaligus membuka peluang pasar yang lebih luas,” sambungnya.

Di sisi lain, Kepala Badan Karantina Indonesia Dr. Sahat Manaor Panggabean menegaskan bahwa MoU pendirian Instalasi Karantina Terpadu ini menjadi pionir dan siap untuk menjadi percontohan untuk diterapkan di kawasan lain di Indonesia. 

“Hari ini kami MoU dengan Pemprov Jatim, bahwa kita akan membangun Instalasi Karantina Terpadu, yang nanti kita harapkan semua pengurusan di karantina dan bea cukai selesai di satu kawasan di Puspa Agro. Semua diselesaikan dalam satu kawasan,” tegasnya.

Pihaknya optimis sistem ini akan membuat Indonesia sejajar dengan negara-negara lain. Karena sistem ini akan terkoneksi dengan negara mitra ekspor dan impor Indonesia.

“Sehingga, mereka paham barang-barang mereka sampai mana dari mana. Saya pikir karena semua sudah siap, tahun ini bisa segera running,” ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES