Petrokimia Gresik Tegaskan Komitmen Majukan Pertanian Lewat Hilirisasi Sulfur

TIMESINDONESIA, GRESIK – PT Petrokimia Gresik menegaskan komitmennya dalam mendukung kemajuan pertanian nasional melalui optimalisasi hilirisasi sulfur.
Komitmen ini disampaikan Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, saat menjadi pembicara dalam Argus Fertilizer Asia Conference 2025 yang digelar di Bali, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Menurut Dwi Satriyo, kebutuhan sulfur di Indonesia terus meningkat seiring berkembangnya sektor pertanian, ekspansi industri logam dan mineral, serta masih tingginya ketergantungan terhadap impor akibat terbatasnya pasokan domestik.
“Di antara banyak bahan baku, sulfur memang tampak kecil secara visual, namun memiliki peran besar dalam keberlangsungan proses produksi di Petrokimia Gresik,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia, Selasa (6/5/2025).
Sulfur merupakan bahan baku penting dalam industri pupuk. Di Petrokimia Gresik, sulfur diolah menjadi asam sulfat, yang selanjutnya digunakan untuk memproduksi phosphoric acid—komponen utama dalam pembuatan pupuk fosfat seperti NPK Phonska, pupuk fosfat tunggal, kalium sulfat, dan amonium sulfat.
“Fasilitas asam sulfat kami memiliki kapasitas 1,8 juta ton per tahun, menjadikan Petrokimia Gresik sebagai salah satu produsen terbesar di Indonesia,” imbuhnya.
Lebih dari itu, sulfur juga merupakan unsur hara makro esensial yang sangat dibutuhkan tanaman. Kekurangan sulfur dapat menyebabkan klorosis pada daun muda, menghambat pertumbuhan, dan menunda proses pematangan tanaman.
“Sulfur membantu pembentukan klorofil, protein, enzim, meningkatkan efisiensi nitrogen, serta memperkuat ketahanan tanaman terhadap stres lingkungan dan serangan penyakit. Bahkan, sulfur berperan dalam memperkuat aroma dan rasa, khususnya pada tanaman hortikultura,” terang Dwi Satriyo.
Melalui pemanfaatan sulfur yang optimal, Petrokimia Gresik juga mendorong kemandirian industri nasional. Selain untuk sektor pertanian, sulfur diolah menjadi gypsum dan purified gypsum untuk industri semen, serta Dissodium Sulphate untuk industri kertas dan tekstil.
Tak hanya itu, Petrokimia Gresik juga memelopori produksi green surfactant berbasis Methyl Ester Sulfonate (MES), bahan ramah lingkungan yang digunakan dalam industri migas dan deterjen.
“Pengelolaan sulfur secara berkelanjutan menjadi bagian dari strategi besar kami untuk mendukung pertanian nasional sekaligus memperkuat sektor industri berbasis kimia,” tegas Dwi Satriyo, Dirut PT Petrokimia Gresik. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |