Hukum dan Kriminal

Soal Kasus Kiai Cabuli Santriwati, Islah Bahrawi: Kepolisian Harus Tegas

Rabu, 11 Januari 2023 - 10:15 | 95.02k
Ilustrasi pencabulan santriwati. (FOTO: Coldsnowstorm)
Ilustrasi pencabulan santriwati. (FOTO: Coldsnowstorm)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kiai Fahim Mawardi kini menjadi sorotan. Itu karena pengasuh Pondok Pesantren Al Djaliel 2, Desa Mangaran, Kecamatan Ajung, Jember, itu diduga berbuat cabul terhadap 11 santriwati dan 4 ustadzah. Himmatul Aliyah, yang tak lain adalah istrinya sendiri pun sudah melaporkan ke pihak kepolisian.

Kasus itu pun menuai atensi berbagai pihak. Salah satunya dari Direktur Eksekutif Jaringan Moderasi Beragama Indonesia, Islah Bahrawi. Ia pun meminta kepolisian harus tegas dalam hal tersebut.

Advertisement

"Menyikapi persoalan Fahim Mawardi salah seorang pemilik pesantren di Jember, yang mengatakan dirinya sebagai kiai, menurut saya memang pihak kepolisian harus tegas di sini," katanya dalam pernyataan resminya dikutip TIMES Indonesia, Rabu (11/1/2023). 

Apalagi, kata dia, kasus tersebut sudah dilaporkan oleh istri Kiai Fahim Mawardi sendiri. "Karena memang pertaruhannya luar biasa. Tudingan dari istrinya yang melaporkan Fahim Mawardi ini kepolisi ini adalah bersifat persoalan-persoalan pribadi di dalam keluarganya sebenarnya," jelasnya.

Islah menyampaikan, karena karena kasus ini sudah membawa nama pesantren dan kiai, maka polisi harus betul-betul bisa merunut secara rinci kasus dan juga para korbannya. 

"Bagaimana visum itu dilakukan, dan bagaimana kesaksian-kesaksian dari para korban. Karena betul-betul Fahim ini sejak dulu selalu memborbardir Nahdhatul Ulama (NU)," katanya.

Ia mengatakan, sebelum kasus ini muncul, Fahim Mawardi memang sudah sering membuat onar. Seperti menghina para ulama, menyalah-nyalahkan ulama yang lain. Dan tidak segan juga menuduh orang lain kafir dan sebagainya. 

"Termasuk Gus Baha juga di hajar juga, Kiai Aqil Siradj, termasuk saya juga, Habib Husen Ja'far Hadar. Ini semua dihina semua sama dia ini. Karena apa? Pada dasarnya ini yang sering saya katakan pada dasarnya ini adalah korban-korban dari politisasi agama," jelasnya.

Tak hanya itu juga, Fahim Mawardi juga sosok yang paling anti dengan pemerintah dan selalu menyerang siapapun yang selalu membela pemerintah. "Termasuk siapapun yang membela berbagai gerakan-gerakan moderasi agama. Seperti yang saya lakukan dan Habib Husen lakukan juga," katanya.

"Dan dia selalu menyuarakan kebencian-kebencian kepada siapa saja. Siapapun yang bersebrangan kepada dia. Bukan hanya bersebrangan dalam persoalan tafsir, tapi juga bersebrangan dalam persoalan orientasi politik," ujarnya. 

Kasus Awal Kiai Fahim Mawardi

Himmatul Aliyah, yang tak lain adalah istrinya Fahim Mawardi melakukan pelaporan kasus tersebut pada Kamis (5/1/2023) lalu. Hal itu pun dibenarkan oleh Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Jember Itu Dyah Vitasari.

"Beliau ini melakukan pengaduan, jika pak kiai ini disebut sering kalau malam memasukkan santrinya ke dalam ruangan khusus berbentuk kamar atau ruang pribadi pak kiai. Masuknya dari malam, keluarnya sekitar jam 1-3 dini hari," katanya dikutip dari detikNews.

Vita, sapaannya, mengatakan kamar khusus kiai itu berada di lantai 2 bangunan ponpes. Sedangkan kamar pribadi kiai dan istrinya yaitu berada di lantai 1. "Untuk masuk ke kamar di lantai 2 itu menggunakan teknologi IT. Kunci atau pintu masuk dipasang alat khusus finger print, juga nomor pin atau password tertentu sehingga sulit untuk masuk ke dalam ruangan," jelasnya.

Istrinya sendiri, lanjut Vita, tak diberikan password kamar tersebut sehingga tidak mengetahui apa yang ada di ruangan itu. Namun, sejauh ini istrinya sudah memiliki bukti rekaman CCTV yang ada di ruangan itu.

"Kebetulan Bu nyai (istrinya) ini menyampaikan, katanya menyimpan dan mengamankan rekaman video dari kamera CCTV yang ada di dalam kamar khusus itu. Sehingga segala aktivitas di dalam ruangan itu terekam dalam bentuk video," katanya.

Kata Vita, berdasarkan dari rekaman CCTV tersebut sang istri melihat aktivitas suaminya yang mengarah ke perselingkuhan dan pencabulan terhadap santriwatinya. "Katanya hal itu sudah berlangsung lama. Rekaman video CCTV yang kemudian akan dipakai sebagai bukti untuk lapor ke polisi," ujarnya.

Dinilai Fitnah

Kiai Fahim Mawardi pun sudah angkat bicara soal pelaporan itu. Ia menyebut istrinya sudah membuat fitnah yang tidak benar. "Semua yang dituduhkan ke saya itu tidak benar dan hanya fitnah," katanya kepada wartawan.

Dia membantah bahwa di ponpes yang diasuhnya itu memiliki kamar khusus. Kata dia, ruangan yang disebut oleh istrinya itu adalah merupakan studio, tempat para santrinya membuat video YouTube dan aktivitas lainnya.

"Itu tempat para santri bikin video YouTube. Juga tempat saya menerima laporan dari para pengajar. Kalau ada ujian kenaikan jilid itu ya di studio itu. Biasanya saat ujian santri didampingi pengajaran. Kalau santri perempuan ya ditemani ustazahnya," jelasnya.

Ia mengaku, aktivitasnya itu terkadang memang sampai larut malam. Namun ia membantah jika itu dilakukan sampai pagi harinya seperti laporan istrinya tersebut. "Aktivitas pondok ini sampai jam 11 malam. Setelah itu istirahat. Jadi gak benar kalau sampai pagi," katanya.

Mengenai pintu studio yang menggunakan finger print, ia mengatakan itu hanya untuk pengamanan saja. Pun juga dengan CCTV yang ada di kamar tersebut. "Tapi finger print-nya sudah rusak," ujarnya.

15 Santriwati Divisum

Untuk menindaklanjuti kasus itu, Polres Jember sudah menerapkan pemeriksaan visum terhadap 15 santriwati di RSD dr Soebandi. "Kami berangkatkan seluruh santriwati untuk pemeriksaan visum. Kurang lebih 15 orang," kata Kanit PPA Satreskrim Polres Jember Itu Dyah Vitasari.

Kata Vita, proses visum sudah dilakukan sejak Minggu lalu. Namun, hasilnya sampai saat ini belum final. "Masin menunggu hasil pemeriksaan dan keterangan dari dokter," jelasnya. "Nanti setelah ada hasil visum, mungkin kami sampaikan proses selanjutnya apa. Mohon waktu," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES