Religi TIMES Ramadan

Inilah Hakikat Puasa Ramadan Menurut Quraish Shihab

Senin, 27 Maret 2023 - 16:26 | 103.41k
Ilustrasi Puasa Ramadan 2023.
Ilustrasi Puasa Ramadan 2023.
FOKUS

TIMES Ramadan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Hakikat puasa Ramadan yang disampaikan oleh profesor Dr Quraish Shihab menjadi salah satu gambaran utama kepada semua umat muslim dalam menjalankan ibadah puasa.

Nilai-nilai yang terkandung dalam hakikat puasa ini akan menjadi modal utama untuk menjadi pribadi yang lebih baik selama menjalankan ibadah Ramadan 2023. Menurut Quraish Shihab, pemahaman yang perlu untuk diperhatikan oleh semua umat muslim mengenai hakikat puasa yakni terkait nafsu.

Hakikat puasa Ramadan dalam kaitannya dengan nafsu menjadi salah satu gokus utama dalam melaksanakan ibadah puasa. Sebab sepengetahuan banyak muslim menahan nafsu hanya terikat pada pola untuk menahan lapar dan haus dari fajar hingga waktu maghrib tiba.

Secara makna hakikat nafsu yang ditahan tersebut juga melampaui beberapa hal yang tidak hanya berbasis pada menahan lapar dan haus semata. Melainkan berupa nafsu syahwat atau bahkan nafsu-nafsu untuk melakukan hal-hal yang buruk oleh.

Oleh sebab itulah maka profesor Dr Quraish Shihab menjelaskan beberapa poin penting mengenai nafsu dalam menjalankan ibadah puasa.

Hakikat Puasa Ramadan Terkait Mengendalikan Nafsu Bukan Membunuh Nafsu.

Menurut profesor Dr Quraish Shihab proses untuk menahan nafsu di bulan Ramadan berada dalam lingkup untuk mengendalikan nafsu itu sendiri bukan membunuh nafsu tersebut. Sebab jika nafsu tersebut dibunuh maka hal tersebut bukan menjadi salah satu solusi utama dalam menjalankan syariat agama.

Oleh sebab itu maka dibulan sucui ini menjadi salah satu momentum utama bagi semua umat muslim untuk belajar bagaimana cara mengendalikan nafsu bukan membunuh nafsu sebagai hakikat puasa Ramadan. Berikut ini adalah beberapa jenis nafsu yang perlu dikendalikan selama bulan puasa.

1. Nafsu Mutmainnah

Jenis nafsu pertama dan wajib dikendalikan pada saat bulan puasa adalah Mutmainah. Nafsu ini memiliki arti jiwa tenang, sehingga dalam praktiknya proses pengendalian nafsu ini bertujuan untuk membuat semua umat muslim untuk senantiasa melakukan syukur kepada Allah SWT.

Profesor lulusan Al Azhar Kairo tersebut menjelaskan bahwa “Apapun yang terjadi dia tenang. Nabi melukiskan seorang mukmin itu selalu menakjubkan. Kalau dia mendapat nikmat bersyukur, kalau dia kena musibah dia bersabar, sehingga dirinya selalu tenang,”

Artinya semua proses pengendalian nafsu yang ada dan menjadi hambatan wajib untuk dilihat dari rasa syukur kepada Allah.

2. Nafsu Lawaamah

Jenis nafsu kedua yang wajib dikendalikan sebagai hakikat puasa Ramadan adalah Lawwamah yang artinya selalu mengecam dan menghardik diri ketika melakukan dosa. Jenis nafsu ini tentunya sangat dibutuhkan pada saat umat muslim menjalankan ibadah puasa dengan segala godaan yang datang.

“Jadi, dia lakukan dosa, tapi tidak lama kemudian dia sadar bahwa itu sebenarnya buruk sehingga dia kecam jiwanya,” terang profesor Dr Quraish Shihab.

Nafsu ini tentunya dibutuhkan sebagai control diri dalam menjelankan puasa jika ada indikasi untuk melakukan hal yang akan membatalkan ibadah tersebut.

3.Nafsu Ammaratu Bissu

Nafsu terakhir yang juga sangat penting untuk dikendalikan sebagai hakikat puasa Ramadan adalah Ammaratu Bissu. Jenis nafsu ini memiliki arti tidak pernah merasa puas dan selalu serakah dalam melakukan banyak hal.

Semua mekanisme pembentukan diri dalam mengendalikan nafsu yang terakhir ini akan sangat berdampak baik untuk memaksimalkan puasa. Misalnya membentuk diri sebagai pribadi yang tidak puas jika hanya membaca alquran satu halaman saja satu hari selam bulan Ramadan.

Semua aspek terkait Hakikat puasa Ramadan yang dijelaskan oleh profesor Dr Quraish Shihab tentu perlu dipertimbangkan dan dihayati lebih baik. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES