Pendidikan

Prof Sitawati Kenalkan Model Penanaman Hortikulura Lanskap Model 3E

Selasa, 20 Februari 2024 - 15:25 | 31.12k
Prof. Dr. Ir. Sitawati, M..S,  saat konferensi pers pengukuhan guru besar pada Selasa (20/2/2024). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Prof. Dr. Ir. Sitawati, M..S, saat konferensi pers pengukuhan guru besar pada Selasa (20/2/2024). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Menanam sebuah tanaman memang tak bisa sembarangan. Harus ada pertimbangan soal estetika, ekologis, dan ekonomis. Konsep itulah yang dikenalkan oleh Prof. Dr. Ir. Sitawati, M..S, dari Universitas Brawijaya (UB)

Prof Sitawati mempunyai penelitan yang berjudul “Hortikultura Lanskap Model 3E (Estetika-Ekologis-Ekonomis) sebagai Solusi Kenyamanan Lingkungan Perkotaan". Peneliatan itu akan dia bacakan ketika dikukuhkan menjadi Profesor bidang Ilmu Hortikultura pada Rabu (21/2/2024).

Advertisement

Profesor dari Fakultas Pertanian itu mengatakan, Hortikultura Lanskap merupakan bagian dari ilmu Hortikultura yang khusus mempelajari tentang penataan tanaman untuk mengatur dan mendapatkan lingkungan yang estetik.
Hortikulura Lanskap Model 3E (Estetika-Ekologis-Ekonomis), merupakan pengembangan dari hortikultura lanskap yang menambahkan nilai ekologis dan ekonomis.

"Hortikultura Lanskap 3E menjadi  penting mengingat pada saat ini populasi penduduk di perkotaan meningkat dengan perkiraan sekitar 53% penduduk bertempat di perkotaan. Maka kebutuhan lingkungan tidak hanya estetika dengan tampilan bentuk, struktur vegetasi dan arsitektur tanaman yang indah, namun juga ekologis dan ekonomis," ucapnya.

Pada Hortikultura Lanskap 3E, keberadaan tanaman di perkotaan akan menambah luas Ruang Terbuka Hijau (RTH),   menurunkan Urban Heat Island (UHI) dan meningkatkan Temperature Humidity Index (THI). Sehingga akan memberikan kenyamanan bagi penduduk di perkotaan daripada Hortikultura Lanskap yang hanya menampilkan  keindahan. 

"Disisi lain, dengan populasi urban yang tinggi, keterbatasan lahan  dan kebutuhan ekonomi yang kompetitif,  Hortikultura Lanskap 3E dengan pemilihan jenis  tanaman yang mempunyai nilai ekonomi, akan memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat di daerah urban yang mempunyai keterbatasan ekonomi," imbuhnya.

Dia mengatakan, selama ini banyak pihak yang menanam sebuah pohon hanya untuk pemenuhan estetika saja. Tanpa mempunyai nilai ekologis dan ekonomis. "Seperti tanaman yang ada yang ada di depan Balai Kota Malang.  Itu hanya mempunyai nilai estetika saja. Tidak ada nilai ekologis dan ekonominya," kata dia.

Sehingga dengan model 3E ini, pihaknya menawarkan bagaiamana masyarakat  bisa tetap bercocok tanam di lahan yang sempit, tetapi mempunyai nilai estetika, ekologis dan ekonomis. Dia menyebut, ada satu desa yang telah berhasil menerapkan konsep ini, sehingga kini desanya menjadi hijau, dingin, dan membawa dampak ekonomi bagi warga.

"Desa yang kami dampingi yakni Desa Wonosari. Selain desanya kini menjadi indah karena banyak tanaman, mereka juga sering dijadikan jujukan para pedagang sayur. Sehingga itu membawa nilai ekonomis bagi warga," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES