Kuliner

Nikmatnya Tengkleng Legendaris Bu Larsih Sudimoro Pacitan

Senin, 14 November 2022 - 03:11 | 175.85k
Tengkleng Legendaris Bu Larsih sudah ada sejak 27 tahun silam, kini rasanya tetap nikmat diburu pelanggan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Tengkleng Legendaris Bu Larsih sudah ada sejak 27 tahun silam, kini rasanya tetap nikmat diburu pelanggan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PACITAN – Akhir pekan banyak orang memanfaatkan waktunya untuk rekreasi bersama keluarga. Tak ada salahnya jika menyempatkan mencicipi berbagai kuliner. Seperti Tengkleng Legendaris Bu Larsih, satu-satunya warung makan yang ada di Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. 

Sejatinya, nama pemilik warung tengkleng legendaris ini adalah Wartini. Namun familiar dengan sebutan Bu Larsih. Ia memulai membuka usaha kuliner sejak tahun 1995 silam. 

Advertisement

Tengkleng-Legendaris-Bu-Larsih-2.jpgTengkleng Legendaris Bu Larsih dimasak dengan cara tradisional, bumbunya berasal dari rempah alami. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia) 

Pun sudah 27 tahun eksis, cita rasa Tengkleng Legendaris Bu Larsih sama sekali tidak berubah. Sekali gigit dua kunyah, kelezatannya bikin kangen siapapun yang pernah memakannya. Walau hanya sekali. 

"Prinsip kami enak dan bersih supaya yang makan juga nyaman, dari dulu seperti ini," kata Larsih saat diwawancarai TIMES Indonesia, Minggu (13/11/2022). 

Bukan hanya soal enak, tambah Larsih, cara memasak tengkleng masih tradisional. Pakai tungku dan kayu bakar. Kikil kambing menjadi empuk lantaran diproses cukup lama. Semua bumbunya berasal dari rempah alami pilihan. 

Zainal-Arifin.jpgZainal Arifin menjadi pelanggan tetap Tengkleng Legendaris Bu Larsih sejak 2005 silam. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia) 

"Masaknya pakai kayu bakar, bumbunya diulek. Supaya empuk, butuh waktu lama untuk merebus tengkleng, jadi rasanya tetap khas sampai sekarang," terangnya. 

Buka dari pukul 06.30 WIB pagi sampai 15.30 WIB sore, tak kurang dari 20 porsi habis dilahap pelanggan. Setiap harinya, warung yang gandeng dengan Kantor Desa Sukorejo ini tampak ramai. Pantas saja, lokasinya berada di kawasan industri, PLTU Sudimoro. Harganya cukup terjangkau, impas sama rasanya. 

"20 porsi sehari pasti habis. Kadang kurang. Rp20 ribu per porsi. Kalau pakai nasi Rp25 ribu, sama minum jadi Rp28 ribu. Pesanan nasi kotak kikil per porsi juga  Rp28 ribu," papar Larsih. 

Lebih lanjut, ibu dua anak ini membagikan tips usaha kuliner tengkleng menjadi legendaris dan bertahan sampai sekarang. Itu lantaran ketelatenan dan keuletan dalam berusaha. Pelanggannya juga dari berbagai daerah. 

"Ya kuncinya telaten, sabar, berusaha semaksimal mungkin dalam pemasaran. Pelanggan dari Surabaya dan Yogyakarta kerap mampir ke sini," ungkap Larsih. 

Di usia 55 tahun, dia masih tampak energik melayani pelanggan. Jika ramai pesanan, tenaga warga setempat kerap diberdayakan. Karyawan tetapnya tak lebih dari tiga orang. Setiap yang datang dipersilakan dengan ramah. Terlebih bisa ambil sendiri nasi atau menu tambahan lainnya. 

"Untuk hari-hari tertentu melayani pesanan porsi banyak. Menu tambahan kering tempe, ayam kampung dan peyek udang. Ambil sendiri ya," ucapnya. 

Sementara, salah seorang pelanggan Zainal Arifin (40) mengaku kepincut saat kali pertama mencicipi Tengkleng Bu Larsih. Setiap berkunjung ke Sudimoro sengaja menyempatkan untuk mampir bersama rekan kerja. 

"Saya berlangganan sudah sejak 2005 silam. Rasanya tetap enak dan lezat, memang tengkleng menjadi menu andalan," ujarnya. 

Tengkleng masih menjadi salah satu jujukan destinasi kuliner favorit. Secara umum, makanan satu ini punya penampilan simpel. Yakni, kuah dan tulang belulang. Meski demikian, kelezatan Tengkleng Legendaris Bu Larsih tetap menjadi favorit di Kabupaten Pacitan. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES