Peristiwa Daerah

Inilah 11 Permainan Tradisional Populer yang Terlupakan

Selasa, 13 September 2022 - 23:58 | 300.47k
Kelereng, mainan yang pernah populer di tahun 80-an. (FOTO: Blibli)
Kelereng, mainan yang pernah populer di tahun 80-an. (FOTO: Blibli)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tahukah anda bahwa dulu ada bermacam-macam permainan tradisional anak-anak yang sangat populer di tengah masyarakat. Dan tidak sekedar permainan, namun juga bisa untut melatih diri dalam soal kejujuran dan sebagainya. Kini permainan tradisional itu seakan terlupakan.

Sebelum smartphone mulai memengaruhi pergaulan kids zaman now, ada sejumlah permainan tradisional yang masih sering dimainkan.

Advertisement

Generasi 80-an pasti pernah mengalami asyiknya bermain engklek, kelereng, dan dakon dan lainnya bersama  teman-teman. Sayangnya permainan itu kini terlupakan. Barangkali hanya segelintir anak-anak saja yang masih mengenalnya. 

Berikut ini 11 permainan tradisional anak-anak yang waktu itu diigemari anak-anak yang kecil sampai besar, kalau sekarang sampai sampai usia SMP. 

1. Gobaksodor atau baksodor

Gobak-Sodor.jpgGobak Sodor, permainan yang pernah populer di jamannya. (FOTO: student activitu.binus.ac.id)

Permainan ini menggunakan lapangan bulutangkis sebagai media permainannya.
Cara bermainnya harus berkelompok.

Permainan gobak sodor basicnya adalah kelompok satu berusaha menghalangi kelompok lain untuk memasuki kotak yang garisnya adalah lapangan badminton itu.

Kelompok yang dihalangi harus bisa melewati yang menghalangi. Biasanya masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai empat orang tergantung model lapangannya.

Anggota kelompok yang dihalangi tidak boleh tersentuh tangan penghalang sedikitpun. Kalau sampai tersentuh maka permainan diubah, kelompok yang tadinya menghalangi ganti dihalangi.

Nah di permainan itu nanti akan dicatat jumlah keberhasilan masing-masing kelompok dalam melewati para penghalang itu tanpa tersentuh tangan.

Bagaimana cara mengawalinya, biasanya dilakukan dengan "sut" atau adu jari tangan. Kalau wakil kelompok memenangkan dalam sut-nya, maka akan menjadi kelompok yang dihalangi.

Permainan ini biasanya selalu dipertandingkan setiap memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus. Seru..

2. Bik-thor

Bik-thor. adalah permainan dengan menggunakan telapak kaki. Telapak kaki si pemain akan ditumpangi batu kemudian dengan sekali melangkah sambil setengah berlari, ia harus bisa merobohkan batu yang dipasang berdiri milik "musuhnya" di depannya. Biasanya dilakukan berkelompok.

Cara bermainnya adalah dihitung berapa kali masing-masing kelompok merobohkan batu dalam waktu tertentu. Kalau seimbang, biasanya perwakilan kelompok akan "sut" untuk menentukan pemenangnya.

Permainan ini melatih kejujuran dan komitmen saling menghargai. Sebab permainan itu akan dihentikan sewaktu-waktu. Tidak pernah ada kelompok satu bertengkar dengan kelompom lainnya hanya karena tidak puas.

3. Engklek

Engklek.jpgEngklek, permainan ini dulu pernah populer di kalangan anak-anak sampai remaja. (FOTO: Ilmupedia/gametradisionalku)

Engklek adalah permainan perseorangan. Basicnya permainan di tanah dengan menggunakan media kreweng. Kreweng adalah pecahan tembikar atau bekas pot bunga dari tanah liat yang sudah tidak terpakai lagi.

Tak jarang kreweng itu kemudian digosok sampai halus, dan dibawa pulang untuk disimpan sebagai gaco.

Sebelum permainan dimulai, biasanya anak-anak akan membuat garis-garis kotak menyerupai jamur.

Dengan kotak-kotak itulah mereka kemudian engklek atau meloncat dengan satu kaki dari kotak satu ke kotak lain dengan terlebih dulu melemparkan kreweng. 

Ketika kreweng itu dilempar, tidak boleh numpang atau menyentuh garis. Bila kreweng itu numpang di garis, atau menyentuh garis sekalipun sedikit, maka anak itu tidak boleh melanjutkan bermain dan langsung diganti anak lainnnya yang bermain. Begitu seterusnya. 

Permainan ini asyik, biasanya dilakukan baik laki-laki maupun perempuan. Permainan ini mengajari kita tentang kejujuran.

4. Ik-ok

Ada satu permainan tradisional yang juga sangat populer dan disukai anak-anak, yakni ik-ok.

Ik-ok adalah permainan yang menggunakan media karet gelang yang banyak  dikumpulkan jadi satu untuk ditendang-tendang dengan kaki. Teorinya mirip-mirip sepak takraw.

Namun karena ini dimainkan anak-anak di halaman rumah, maka media yang digunakan adalah karet gelang. Atau waktu itu menggunakan tali rafia yang dipotong-potong seukuran 15 cm, kemudian diikat jadi satu dan kemudian disisiri sampai lembut.

Atau terkadang menggunakan kertas-kertas kotan bekas yang dibentuk gumpalan kemudian dikareti.

Cara bermainnya, bola-bola dari karet, tali rafia atau kertas koran itu ditendang-tendang dengan kaki dan tidak boleh jatuh. Kalau sampai jatuh dianggap kalah. Permainan ini sangat asyik juga, karena sekalian olahraga dan berkeringat.

5. Gendiran

Gendiran atau permainan tradisional yang menggunakan media neker atau kelereng, yakni bola-bola kaca berwarna warni dengan bermacam-macam motif.

Sampai kini kelereng masih dijumpai di toko-toko. Namun tampaknya anak sekarang tidak tahu untuk apa kelereng itu.

Permainan gendiran, adalah permainan yang menggunakan kelereng dengan basicnya di tanah. 

Sebelum bermain, biasanya anak-anak membuat lobang kecil di tanah. Lobang itulah yang dipakai sebagai pusat permainan. Biasanya permainan ini akan dilakukan oleh beberapa anak sekaligus.

Caranya, dengan kelerengnya si anak harus memasukkan ke lobang itu, yang berhasil akan melanjutkan permainannya. Sedangkan  yang kalah akan digendir.

Digendir adalah telapak tangan yang kalah dengan posisi menelungkup ke tanah, akan dijatuhi kelereng dari setinggi tali pusar. Posisi telapak tangannya harus lebar, menempel di tanah. Biasanya si pemenang akan menjatuhi bagian jari, dan itu sakit. Namun permainan itu menyenangkan dan tidak pernah ada yang sampai berkelahi karenanya.

6. Cat-catan

Permainan cat-catan biasanya dilakukan malam hari setelah selesai belajar. Permainan ini dilakukan secara berkelompok. Sebagai pusat permainan biasanya menggubakan tanah yang lapang.

Cara bermainnya, dua kelompok itu harus berkumpul di lapangan terlebih dulu. Kemudian mereka berpencar sampai radius tertentu. Kemudian bersembunyi namun tetap bergerak sampai menemukan musuh-musuhnya.

Bila salah seorang anggota kelompok menemukan salah satu anggota kelompok musuhnya, ia harus cepat berteriak cat..(sambil menyebut nama)  yang dituju itu. Misalnya cat-Budi!.

Nah disini juga ada batasan-batasannya. Kalau kena cat, agar dinyatakan "mati" atau kalah, harus diukur dengan langkah kaki. Bila jarak yang di-cat setelah diukur tiga langkah kaki atau dibawahnya, maka yang di-cat dinyatakan kalah atau "mati", dan yang kena cat harus menuju lapangan menunggu sampai permainan selesai.

Tetapi bila jaraknya ternyata lebih dari tiga langkah atau jauh, maka tidak "mati" dan boleh bersembunyi lagi dan melanjutkan permainan.

Permainan sangat asyik. Karena dalam bermain, biasanya anak-anak menggunakan berbagai asesoris, misalnya sarung yang diikatkan di kepalanya sampai menyerupai ninja itu. Atau wajahnya dicelontengi arang yang dihaluskan kemudian dicampur air seperti tentara yang latihan perang itu.

Semua itu dilakukan agar dalam bermain, anak-anak ini bisa berklamufase di tempat persembunyiannya. Maklum permainannya dilakukan malam hari dan senang bila si tempat yang gelap.

7. Umbulan

Umbulan adalah permainan anak-anak yang menggunakan sarana umbul. Umbul adalah lembaran kertas berisi kotak-kotak bergambar macam-macam, diantaranya seri Superman, seri Batman dan sebagainya.

Umbul waktu itu dijual mulai oleh pedagang keliling  di sekolah-sekolah atau toko-toko mulai yang besar sampai toko kecil di kampung.

Permainan umbul ini biasanya diikuti dengan taruhan umbul dalam jumlah banyak, atau tumpukan.

Dalam bermain juga menggunakan gaco untuk bisa memenangkannya. Gaco umbul itu juga akan diperlakukan khusus bila sering menang. Biasanya akan digosok dengan benda-benda tertentu seperti lilin atau lainnya agar gacoan umbul itu berbeda dengan lainnya.

8. Pris

Pris sebenarnya mainan berbahan plastik dengan bentuk hewan, kebanyakan beruang atau babi hutan.

Namun pris ini kemudian digunakan untuk permainan dengan tehnik ada pris yang dilasang berdiri di tanah kemudian ada pris yang harus disentil dengan jari telunjuk untuk merobohkan pria yang diberdirikan itu.

Pris yang disentil biasanya juga dijadikan gaconya. Karena itu pris biasanya digosok-gosok di bagian punggungnya, moncongnya dan kakinya, agar ketika disentil bisa tepat mengenai sasaran. 

Pris yang dikalahkan atau bisa dirobohkan, maka harus membayar dengan sejumlah pris yang baru dan tidak  digosok-gosok alias masih utuh.

9. Enthik

Enthik adalah permainan yang menggunakan media batang kayu berukuran kecil dan besar sebagai pemukulnya.

Cara permainannya sederhana, batang kayu yang kecil ditumpangkan di atas batu atau tanah penyangga kemudian ujungnya yang mendongak ke langit dipukul dengan batanh kayu besar. 

Saat batang kayu kecil terlempar ke udara dengan keadaan berputar langsung dipukul lagi sampai sejauh mungkin. Yang jatuhnya paling jauh menjadi pemenang.

Cara mengukurnya juga dengan kayu yang kecil tadi dari tempat ia jatuh dan terhenti sampai ke tanah atau benda yang digunakan sebagai penyangganya tadi.

10. Congklak atau dakon

Meski jarang terlihat dimainkan, kamu bisa menemukan papan congklak atau dakon di pasar atau bahkan di online shop. 

Bahkan kini.menjadi salah satu benda aeni yang ditampilkan di sejumlah hotel. Di hotel Tugub Malang misalnya, dakon ini dipasang di salah satu ruang seni yang sering dikunjungi tamu-tamunya terutama yang dari luar negeri.

Permainan tradisional ini berguna banget melatih kinerja otak anak. Tapi, congklak atau dakon ini juga tidak cuma dimainkan anak-anak, remaja sampai orang dewasa pun bisa memainkannya.

11. Pletokan atau sethokan

Anak-anak yang tahun 80-an pasti pernah mengalami permainan sethokan ini

Permainan ini terbuat dari bambu kecil, lebih ke arah senjata. Karena bambu kecil itu dilengkapi dengan jutik bambu pendorong.

Biasanya peluruhnya terbuat dari kertas koran yang direndam air atau dengan bunga bambu air yang belum mekar.

Biasanya anak-anak saling serang dengan sethokan itu saat bermain di halanan rumah, kampung atau pas lagi di sawah. Sethokan menimbulkan bunyi yang nyaring ketika kertas koran atau bunga jambu air didorong.
Asyik lho permainan ini.

Sayangnya ke 11 permainan tradisional yang pernah populer itu kini dilupakan, seiring dengan kemajuan jaman diantaranya karena kini banjirnya tehnologi kemunikasi. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES