Entertainment

Film Horor Kiblat Ramai Kritikan, Leo Pictures Tarik Media Promosi

Senin, 25 Maret 2024 - 10:11 | 40.51k
Poster film horor Kiblat
Poster film horor Kiblat

TIMESINDONESIA, JAKARTAFilm horor salah satu genre yang tengah digandrungi. Banyak list film horor Indonesia yang akan tayang di bioskop. Salah satunya Kiblat

Sayangnya film yang diproduksi oleh Leo Pictures itu panen kritik sebelum resmi dirilis. Kritikan muncul dari salah satu pendakwah Hilmi Firdausi. Ia mengkritisi film horor yang memakai simbol agama itu justru menyesatkan dan bahkan bisa membuat orang takut melaksanakan ibadah. 

"Sama sekali tidak mendidik, bahkan membuat sebagian orang jadi takut shalaht. Dulu kejadian sama terjadi pada sekuel film Makmum, Khanzab, dan sejenisnya," jelasnya yang ditulis Hilmi melalui akun instagramnya. 

Kritikan Hilmi itu didukung oleh netizen lainnya. "Film horor berbalut agama, padahal nggak ada didikannya," kata salah satu netizen. 

Ramai kritikan, Leo Pictures akhirnya menarik media promosi seperti poster. Poster yang banyak dikritik adalah gambar di mana seseorang perempuan menggunakan mukena yang tengah salat, namun gerakan rukuk yang dilakukan terbalik, bukan ke depan, tapi ke belakang, mirip kayang. 

Poster itu juga ramai dibahas netizen di X. Bahkan ada netizen menyebut "Boleh nggak sih kalau film horor berkedok agama itu malah disebut menistakan agama?".

Tak hanya poster, namun keterangan dari poster yang lain juga mengandung ragam reaksi. Poster yang bergambar seorang perempuan dan anak kecil yang kepalanya dipegang oleh tangan misterius itu bertuliskan "Perjalanan seorang anak perempuan untuk kembali ke jalan yang benar, jalan yang diridhoi Allah SWT. Dia menyadari bahwa bapak yang tak pernah mengasuhnya adalah seseorang yang mengajarkan kesesatan yang akan menjauhkan dia dari kiblat yang sebenarnya," tulis keterangan di poster Kiblat.

Kiblat disutradarai oleh Bobby Prasetyo. Rupanya Bobby memang sedang rajin bikin film horor. Sebelum Kiblat, saat ini film horor karya Bobby berjudul Tanduk Setan masih tayang di bioskop. 

Kiblat mengisahkan Ainun, seorang gadis yang tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Ainun kemudian bergabung dengan padepokan sakti di Kampung Bumi Suwung. 

Dia bergabung dengan padepokan itu karena mengagumi Abah Mulya, pemimpin padepokan itu. Ainun kabum pada Abah Mulya, karena selama ini dia tak pernah mendapat perhatian dan kasih sayang dari seorang ayah. 

Terlebih Abah Mulya dikenal sebagai orang sakti. Ia bisa menyembuhkan segala penyakit bahkan menggandakan uang.  

Ainun dan Rini sahabatnya meniru gaya Abah Mulya. Merekapun mencari tahu kenapa Abah Mulya bisa sesakti itu. Aunin dan Rini menemukan fakta mengejutkaa, bahwa Abah Mulya mengikuti aliran sesat. 

Ainun dan Rini kemudian berusaha untuk keluar dari Padepokan Sakti binaan Abah Mulya. Tapi nggak segampang itu, mereka harus menerima teror yang bertubi-tubi.

Kiblat dibintangi oleh Yasmin Napper, Ria Ricis, Arbani Yasiz, Whani Darmawa, Hana Saraswati, dan Denny Adhiswara. Film ini rencananya tayang tahun ini, namun dibelum dipastikan tanggalnya. 

Dengan ramainya kritikan itu MUI bahkan melarang film ini tayang. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah Cholil Nafis meminta film besutan rumah produksi Leo Pictures berjudul Kiblat tidak tayang di bioskop.

Saya tak tahu isi filmnya maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya seram kok, judulnya kiblat ya. Saya buka-buka arti kiblat hanya Ka'bah, arah menghadapnya orang-orang salat," kata dia lewat akun Instagramnya, Minggu (24/3).

"Kalau ini benar sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang," sambungnya.

Sementara Agung Saputra selaku produser menyebut film ini menggabungkan aspek kehidupan sosial manusia yang diiringi oleh aspek spiritual dalam perspektif agama. Karena itu ada berbagai isu sosial yang mungkin terasa familiar kepada masyarakat Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES