Hati-Hati, Makanan yang Dikonsumsi Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Profesor neurobiologi Stanford Andrew Huberman mengemukakan bahwa pilihan makanan yang dikonsumsi bisa berpengaruh pada kondisi kesehatan mental.
"Gagasan bahwa apa yang kita makan dapat mempengaruhi suasana hati dan kesehatan mental kita bukanlah hal yang mengejutkan," katanya.
Advertisement
"Namun, baru-baru ini penelitian ilmiah dan klinis menunjukkan hubungan kuat antara mengonsumsi makanan olahan dan gangguan kesehatan mental. Perubahan pada mitokondria kemungkinan menjadi penghubung antara kedua faktor ini," katanya.
Dalam siniar dengan psikiater Chris Palmer dari Harvard pada 4 April 2025, dia mengemukakan bahwa ada banyak data yang menunjukkan makanan dengan proses pengolahan minimal lebih baik untuk kesehatan mental dibandingkan makanan yang melalui banyak proses pengolahan.
"Tentu saja hasil seperti ini bersifat korelatif. Ada banyak masalah gaya hidup yang mungkin menyertai konsumsi makanan olahan atau penghindaran makanan semacam itu," katanya.
Dokter Palmer mengemukakan bahwa banyak mengonsumsi makanan ultra-proses berdampak buruk pada kondisi kesehatan fisik maupun mental.
Ia menyampaikan, hasil penelitian yang melibatkan lebih dari 300.000 orang menunjukkan hubungan langsung dan linier antara mengonsumsi makanan ultra-proses dan kesehatan mental yang buruk.
"Di antara mereka yang mengonsumsi makanan ultra-proses setiap hari, beberapa kali sehari, 58 persen melaporkan kesehatan mental yang buruk," katanya.
Ia menambahkan, masalah itu hanya terjadi pada 18 persen orang yang jarang atau tidak pernah mengonsumsi makanan ultra-proses, yang biasanya minim serat serta berkadar gula, garam, dan lemak tinggi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |