Kuliner

Jelang Ramadan, Ratusan Martabak Tahu Produksi Siswa Difabel Banjir Pesanan

Rabu, 26 Februari 2025 - 15:14 | 14.61k
Fawaz seorang penyandang disabilitas tunarungu saat memperlihatkan martabak tahu di SLB ABC Argasari Lestari, Kota Tasikmalaya, Rabu (26/2/2025). (Foto: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Fawaz seorang penyandang disabilitas tunarungu saat memperlihatkan martabak tahu di SLB ABC Argasari Lestari, Kota Tasikmalaya, Rabu (26/2/2025). (Foto: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Di sudut sebuah dapur sederhana, tangan-tangan mungil nan terampil tampak sibuk mengolah adonan tahu yang telah dibumbui. Sementara itu, di sisi lain dapur, beberapa anak dengan cekatan membubuhkan adonan tersebut ke atas kulit lumpia, membentuk lembaran-lembaran kecil yang siap digoreng menjadi martabak tahu mini. 

Namun, ada yang istimewa dari dapur ini para pembuatnya adalah anak-anak penyandang disabilitas siswa-siswi dari SLB ABC Argasari Lestari, Kota Tasikmalaya.

Advertisement

Di tengah gempuran berbagai inovasi kuliner di Kota Tasikmalaya, kini muncul cemilan unik yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga memiliki nilai sosial tinggi.

Martabak tahu, demikian nama yang diberikan pada kudapan yang diproduksi oleh 69 siswa-siswi difabel dari berbagai kategori, termasuk tunanetra, tunadaksa, tunagrahita, tunarungu, dan autisme.

Ratusan-Martabak-Tahu-Produksi-Siswa-Difabel-Banjir-Pesanan-b.jpgSejumlah siswa saat mencetak adonan martabak tahu di di SLB ABC Argasari Lestari, Kota Tasikmalaya. Rabu (26/2/2025). (Foto: Harniwan Obech/TIMES Indonesia) 

Sejak beberapa tahun lalu, SLB ABC Argasari Lestari telah menjalankan program Market Day, sebuah kegiatan jual beli yang bertujuan melatih keterampilan kewirausahaan para siswanya. Produk unggulan yang dihasilkan adalah martabak tahu, yang awalnya hanya dijual secara terbatas di lingkungan sekolah.

"Dulu, market day hanya berlangsung di koridor dan halaman sekolah. Pembelinya pun sebatas siswa, guru, dan orang tua murid," ungkap Eka Rosvita Dewi, guru pendamping Market Day di SLB ABC Argasari Lestari. 

Namun, situasi itu kini berubah, seiring berjalannya waktu, produk martabak tahu mulai dikenal lebih luas. Kini, pesanan tidak hanya datang dari dalam lingkungan sekolah, tetapi juga dari luar.

Bahkan, salah satu pesantren terkemuka di Kota Tasikmalaya mulai melirik produk ini sebagai bagian dari menu buka puasa bagi santri mereka.

Bulan Ramadan 2025 menjadi momentum istimewa bagi para siswa SLB ABC Argasari Lestari. Untuk pertama kalinya, mereka mendapatkan pesanan dalam jumlah besar dari Pesantren Amanah Kota Tasikmalaya.

"Alhamdulillah, ini berkah Ramadan. Martabak tahu produk anak didik kami mendapatkan pesanan dari Pesantren Amanah," ujar Eka Rosvita Dewi dengan penuh rasa syukur.

Pesanan yang diterima bukan hanya 390 martabak tahu, tetapi juga tambahan puding seharga Rp3.000 per porsi untuk berbuka puasa para santri. Ini menjadi order perdana dalam jumlah besar yang mereka terima.

Menurut Eka, selama ini Market Day lebih berfokus pada pelatihan keterampilan siswa agar mereka memiliki kemandirian di masa depan. Namun, dengan adanya pesanan ini, ia berharap keterampilan yang diasah bisa berkembang lebih jauh dan bahkan membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga para siswa.

"Dengan pesanan ini, kita berharap selain dapat mengasah keterampilan, juga bisa membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi para orang tua," harapnya.

Keputusan Pesantren Amanah Kota Tasikmalaya untuk memesan martabak tahu dari SLB ABC Argasari Lestari bukan tanpa alasan. Idah Mardiani, salah satu pengurus pesantren, menuturkan bahwa mereka memilih produk ini karena kualitas rasanya yang enak, higienis, dan dibuat dengan bahan-bahan tanpa pengawet. 

Ratusan-Martabak-Tahu-Produksi-Siswa-Difabel-Banjir-Pesanan-c.jpg

"Kami ingin mengapresiasi hasil karya para siswa penyandang disabilitas. Walaupun mereka memiliki kebutuhan khusus, mereka mampu berkarya dan bersaing di dunia kuliner," ujar Idah.

Selain itu menurut Idah langkah Pesantren Amanah ia berharap dapat menjadi contoh nyata bahwa apresiasi terhadap karya difabel sangatlah penting. 

Selain memberikan dukungan moral, pesanan dalam jumlah besar juga membuka peluang lebih luas bagi siswa-siswi SLB ABC Argasari Lestari untuk terus mengembangkan kemampuan para siswa. 

Martabak tahu mungkin terlihat sederhana, tetapi di balik setiap gigitan tersimpan cerita perjuangan, keterampilan, dan semangat mandiri para siswa difabel.

 Keberhasilan mereka dalam mengembangkan produk ini menjadi bukti bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkarya dan berdaya saing.

Dengan semakin meningkatnya permintaan, harapannya martabak tahu ini tidak hanya menjadi ikon kuliner sekolah, tetapi juga dapat merambah pasar yang lebih luas.

 Jika lebih banyak masyarakat mendukung dengan membeli dan mempromosikan produk ini, maka keberlanjutan program Market Day dapat terjaga, sekaligus memberikan dampak ekonomi yang lebih besar bagi para siswa dan keluarganya.

"Ya ini bisa jadi pengingat bagi kita semua bahwa di balik kesederhanaan, tersimpan potensi besar yang hanya perlu sedikit kesempatan untuk bersinar. Semoga martabak tahu karya anak-anak istimewa dari SLB ABC Argasari Lestari semakin dikenal dan menjadi inspirasi bagi banyak pihak," pungkas Idah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES