Peristiwa Internasional Info Haji 2024

Cek Kesiapan Armuzna, Menag: Penambahan Fasilitas Diharapkan Mendukung Kekhusyukan Ibadah

Rabu, 12 Juni 2024 - 23:19 | 28.53k
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, memantau persiapan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), tiga hari sebelum kedatangan jemaah haji di Arafah. (Foto: MCH 2024 Kemenag RI)
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, memantau persiapan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), tiga hari sebelum kedatangan jemaah haji di Arafah. (Foto: MCH 2024 Kemenag RI)
FOKUS

Info Haji 2024

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MAKKAH – Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, memantau persiapan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), tiga hari sebelum kedatangan jemaah haji di Arafah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa layanan yang telah disiapkan sesuai dengan kontrak antara pemerintah dan Masyariq sebagai penyedia.

Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan 1 Zulhijjah 1445 H pada 7 Juni 2024. Dengan demikian, Wukuf di Arafah akan dilaksanakan pada 15 Juni 2024. Jemaah haji Indonesia akan mulai diberangkatkan dari hotel di Makkah menuju Arafah pada 14 Juni 2024 secara bertahap.

Advertisement

"Saya telah melakukan pengecekan dan banyak perubahan yang telah dilakukan oleh pihak Masyariq. Kini, kita hanya dapat berserah kepada Allah, semoga layanan di Armuzna dapat berjalan dengan baik dan lancar," ungkap Gus Men, sapaan akrabnya, di Arafah, Selasa (11/6/2024).

Selama hampir dua jam di Arafah, Menag Yaqut secara rinci memeriksa berbagai fasilitas yang ada. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan toilet berfungsi dengan baik, termasuk suplai air, pendingin udara bekerja normal, dapur lengkap dengan kayu bakarnya, serta kondisi tenda dengan conblock, karpet, dan kasurnya.

"Kami memeriksa semua. Ada tambahan fasilitas MCK yang disediakan Masyariq sesuai permintaan kami. Toilet-toilet baru dibangun, Insya Allah lebih baik dari sebelumnya, lebih luas dengan ruang yang lebih besar," jelas Gus Men.

"Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memberikan kenyamanan kepada jemaah dan membantu mereka beribadah dengan khusyuk," tambahnya.

Menag menilai bahwa layanan yang disiapkan Masyariq sudah sesuai dengan kontrak. Tenda di Arafah juga relatif lebih baik, bahkan ada beberapa tenda baru dengan bentuk dan bahan baru, meskipun belum untuk semua jemaah. Masyariq menyiapkan model tenda baru ini dengan kapasitas maksimal 30.000 jemaah.

layanan-haji-2.jpg

"Tenda-tenda ini lebih baik, dengan atap yang lebih menyerap panas, dan dindingnya menggunakan PVC keras yang lebih efektif dalam menyerap panas. Semua tenda juga sudah dilengkapi dengan charger magnetik yang cukup ditempel untuk mengisi daya. Menurut saya, ini adalah perubahan yang signifikan," tegasnya.


Inspeksi di Muzdalifah dan Mina

Setelah dari Arafah, Menag melanjutkan perjalanan ke Muzdalifah untuk meninjau langsung jalur pergerakan dan banyaknya gedung toilet baru yang telah dibangun.

Tahun ini, pergerakan jemaah dari Arafah akan dilakukan dalam dua skema: reguler dan murur. Pada skema reguler, jemaah akan diangkut dari Arafah secara shuttle dan turun di Muzdalifah. Sementara pada skema murur, jemaah akan berangkat dari Arafah setelah Maghrib, melewati Muzdalifah, dan langsung menuju Mina. Skema murur ini ditujukan bagi jemaah dengan risiko tinggi, lanjut usia, disabilitas, pengguna kursi roda, dan pendampingnya.

Skema murur diterapkan untuk mengurangi beban dan menjaga keselamatan jemaah karena keterbatasan area di Muzdalifah setelah Mina Jadid tidak lagi digunakan dan adanya pembangunan toilet dalam jumlah yang cukup banyak.

Area yang disediakan untuk jemaah haji Indonesia di Muzdalifah seluas 82.350 m². Pada 2023, area ini ditempati oleh sekitar 183.000 jemaah haji Indonesia yang terbagi dalam 61 maktab. Sementara itu, ada sekitar 27.000 jemaah haji Indonesia (9 maktab) yang menempati area Mina Jadid. Sehingga, setiap jemaah hanya mendapatkan ruang sekitar 0,45 m² di Muzdalifah.

Tahun ini, Mina Jadid tidak lagi digunakan untuk jemaah haji Indonesia. Dengan demikian, 213.320 jemaah dan 2.747 petugas haji akan menempati seluruh area Muzdalifah. Namun, tahun ini juga ada pembangunan toilet yang memakan ruang sekitar 20.000 m² di Muzdalifah. Sehingga, ruang yang tersedia untuk setiap jemaah hanya sekitar 0,29 m² per orang.

"Kami melihat situasi di Muzdalifah secara langsung. Ada banyak toilet baru, sekitar 26 unit yang memakan ruang kurang lebih 2 hektar. Hal ini tentu akan mengurangi ruang yang tersedia bagi jemaah. Jika semuanya ditempatkan di sini, setiap jemaah hanya mendapatkan ruang 0,29 m atau 29 cm. Ini tentu merupakan ruang yang tidak memungkinkan untuk kenyamanan jemaah," jelas Menag.

"Untuk mengatasi hal ini, pemerintah telah mempersiapkan konsep murur. Berdasarkan kaidah fikih, kami telah berkonsultasi dengan banyak ulama dan organisasi Islam yang sepenuhnya mendukung pilihan murur ini demi keselamatan dan kenyamanan jemaah. Semoga apa yang telah direncanakan dan dipersiapkan oleh pemerintah untuk kepuasan dan kenyamanan jemaah haji dalam beribadah dapat berjalan sesuai harapan," harapnya.

Setelah dari Muzdalifah, Menag melanjutkan perjalanan ke Mina untuk memeriksa kesiapan tenda dan layanan lainnya. Jemaah haji akan berada di Mina dalam durasi yang cukup lama, dari 10 hingga 12 Zulhijjah untuk Nafar Awal, atau hingga 13 Zulhijjah bagi yang Nafar Tsani. Oleh karena itu, kesiapan fasilitas sangat penting untuk kenyamanan jemaah.

Seperti di Arafah, Gus Men memeriksa kesiapan sejumlah fasilitas untuk layanan jemaah, mulai dari tenda dengan kasur dan pendingin udara, serta toilet dan dapur. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES