Peristiwa Daerah

17 Desa di Pacitan Ajukan Bantuan Air Bersih ke BPBD

Selasa, 03 September 2024 - 15:41 | 23.23k
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggoro, saat memaparkan data desa yang resmi bersurat meminta bantuan air bersih. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggoro, saat memaparkan data desa yang resmi bersurat meminta bantuan air bersih. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PACITAN – Sebanyak 17 desa di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, secara resmi mengajukan surat permohonan bantuan air bersih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. 

Permintaan ini disampaikan menyusul kondisi kekeringan yang melanda wilayah tersebut akibat musim kemarau beberapa bulan.

Advertisement

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggoro, mengonfirmasi bahwa seluruh permohonan telah diproses dan siap untuk pengiriman bantuan. 

"Semuanya sudah kami proses untuk pengirimannya berdasarkan surat masuk," ungkap Radite pada Selasa (3/9/2024).

Desa-desa yang telah mengajukan permohonan tersebar di beberapa kecamatan yang terdampak paling parah oleh kekeringan. 

Kecamatan Tegalombo mencakup Desa Ngreco dan Kasihan, sementara di Kecamatan Sudimoro ada Desa Karangmulyo, Sumberejo, Pagerlor, dan Sukorejo. 

Kecamatan Ngadirojo yang juga terdampak meliputi Desa Pagerejo, Wonodadi Kulon, Cokro Kembang, dan Bodag.

Di Kecamatan Tulakan, permohonan bantuan datang dari Desa Kluwih, Jetak, dan Jatigunung. Kecamatan Donorojo mencatat Desa Klepu dan Sukodono sebagai wilayah yang juga mengalami krisis air bersih. 

Sementara itu, Kecamatan Punung baru Desa Kebonsari yang mengajukan surat, dan di Kecamatan Kebonagung baru Desa Kalipelus yang melayangkan permohonan resmi ke BPBD Pacitan.

BPBD Pacitan terus memantau perkembangan kondisi kekeringan di berbagai wilayah. Radite menegaskan, pihaknya akan berupaya maksimal untuk mendistribusikan air bersih ke desa-desa yang membutuhkan. 

"Kami berharap kemarau tahun ini tidak berkepanjangan," tambah Radite. 

Sejumlah warga yang terdampak mengaku sangat berharap bantuan air bersih dapat segera didistribusikan. 

Pasalnya, sumber air di wilayah mereka sudah mulai mengering, dan akses air bersih semakin sulit diperoleh. 

Kondisi ini menyebabkan kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, memasak, dan mencuci tidak dapat dipenuhi dengan baik.

Bantuan air bersih dari BPBD sangat diharapkan oleh masyarakat, terutama di daerah-daerah yang memiliki topografi yang sulit dijangkau. 

Seperti di Desa Klepu, Kecamatan Donorojo, sedikitnya 4 dusun sudah mengalami krisis air. Di antaranya Sawahan Etan, RT 1 dan 2,  Ngricik RT1, 2, dan 3. Sawahan Kulon RT 2 daerah Platar. Sedangkan Klepu Krajan RT 1, 2, dan 3.

"Sumber mata air belum ditemukan sehingga ini menjadi masalah klasik setiap kemarau," kata Sekretaris Desa Klepu, Aries Prasetyo. 

Aries menjelaskan, jika selama ini warganya hanya bisa mengandalkan pasokan air bersih dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Namun demikian, saat kemarau melanda, debitnya pun berkurang. Belum lagi banyaknya distribusi dan pembagian kepada seluruh pelanggan. 

"Akhirnya jangkauan ke dusun-dusun tersebut juga berkurang. Dan tidak menutup kemungkinan, kalau debit Perumdam semakin menurun, semakin kecil, kekeringan dan kekurangan air bersih akan semakin meluas," tutupnya. 

Penyaluran bantuan air bersih ini diharapkan dapat meringankan beban warga yang terdampak kekeringan di wilayah Kabupaten Pacitan.

Selain mengandalkan bantuan dari BPBD Pacitan, warga juga diimbau untuk melakukan upaya penghematan air dan memperhatikan langkah-langkah mitigasi dalam menghadapi musim kemarau yang belum diketahui kapan akan berakhir. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES