Peristiwa Daerah

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Minta Alih Fungsi Lahan di Puncak Bogor Dihentikan

Senin, 03 Maret 2025 - 15:30 | 10.46k
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi memberikan paparan perihal potensi bencana yang bisa melanda di Jawa Barat. (Foto: IG dedimulyadi71)
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi memberikan paparan perihal potensi bencana yang bisa melanda di Jawa Barat. (Foto: IG dedimulyadi71)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan keprihatinannya terhadap bencana yang terjadi di wilayah Jawa Barat, terutama terkait meluapnya Sungai Jayanti di Kabupaten Bogor yang mengakibatkan banjir dan merendam pemukiman warga.

"Saya belum mengetahui dengan pasti penyebab utama meluapnya Sungai Jayanti, namun hal ini perlu segera dikaji agar solusi yang tepat dapat diambil," ujar Dedi Mulyadi, Senin (3/2/2025).

Advertisement

Namun, ia menegaskan bahwa alih fungsi lahan di kawasan Puncak Bogor perlu dihentikan demi menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah bencana lebih lanjut.

"Berdasarkan data yang kami miliki, lebih dari seribu hektare lahan perkebunan teh di Puncak telah beralih fungsi. Ini menjadi perhatian serius karena berpotensi memperburuk kondisi lingkungan," tegasnya.

Gubernur berencana berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti PTPN dan Perhutani Jabar, untuk mengembalikan fungsi konservasi lahan yang telah berubah.

"Kita tidak boleh hanya memikirkan keuntungan ekonomi jangka pendek. Belanda menanam teh di kawasan ini bukan hanya untuk produksi, tetapi juga sebagai bagian dari upaya konservasi lingkungan dan perlindungan lahan," katanya.

Penanganan Pergeseran Tanah di Tasikmalaya

Selain itu, Gubernur Dedi Mulyadi juga memberikan perhatian terhadap bencana pergeseran tanah di Kabupaten Tasikmalaya. Sejumlah 92 kepala keluarga terdampak, dengan 55 rumah mengalami kerusakan berat serta dua sarana ibadah yang ikut terdampak. Saat ini, 45 kepala keluarga mengungsi di kantor desa, sementara 43 lainnya memilih tinggal di rumah kerabat terdekat.

Untuk mengurangi risiko kejadian serupa di masa mendatang, Gubernur mengusulkan perubahan desain hunian masyarakat dari rumah tembok ke rumah panggung, seperti yang diterapkan di kampung-kampung adat.

Rumah panggung dengan konstruksi yang tepat dapat lebih adaptif terhadap kondisi tanah yang labil. Selain itu, perlu dipastikan fasilitasnya tetap lengkap dan nyaman bagi masyarakat.

Saat ini, Pemda Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Sosial dan BPBD Jabar telah turun ke lokasi untuk memberikan bantuan logistik, termasuk air bersih dan toilet portabel.

"Kami memastikan kebutuhan warga terdampak, terutama kebutuhan pokok untuk sahur dan buka puasa selama Ramadan, tetap terpenuhi," ujar Dedi Mulyadi.

Gubernur juga berharap warga yang terdampak bersedia direlokasi ke lahan yang telah disiapkan oleh pemerintah desa, demi keselamatan dan keberlangsungan hidup mereka. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES