Kuliner

Keripik Sayur di Blitar Kebanjiran Pesanan Jelang Lebaran 

Senin, 10 April 2023 - 17:30 | 125.20k
Tarmini sedang mengemas keripik rebung di rumahnya di Dusun Tegalrejo Desa Semen Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar, Senin (10/11/2023). (Foto: Sholeh/TIMES Indonesia)
Tarmini sedang mengemas keripik rebung di rumahnya di Dusun Tegalrejo Desa Semen Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar, Senin (10/11/2023). (Foto: Sholeh/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BLITAR – Tarmini sedang mengemas keripik rebung saat TIMES Indonesia berkunjung ke rumahnya di Dusun Tegalrejo Desa Semen Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar, Senin (10/11/2023). Pagi itu, Tarmini menyiapkan keripik rebung atau bambu muda untuk dikirim ke beberapa pemesan.

Dirumahnya, Tarmini menyiapkan sebanyak 60 kg rebung yang akan ia jadikan keripik untuk memenuhi pesanan yang membludak menjelang lebaran.

Advertisement

Bambu muda atau rebung pada umumnya hanya dimasak sebagai sayur lodeh saja, Namun siapa sangka di tangan perempuan 42 tahun itu, bambu muda diolah menjadi keripik yang memiliki rasa unik, gurih dan renyah.

Tidak hanya bambu muda, Tarmini juga mengolah sayuran lainnya menjadi keripik. Ada Bayam, Gambas, Terong, Pare, Jamur dan lompong atau batang talas. Semuanya ia olah menjadi keripik.

"Keripik sayuran ini bisa menjadi alternatif bagi orang yang tidak suka makan sayur. Awalnya saya coba-coba, kan selama ini rebung, gambas, terong dan lompong hanya disayur," urainya, Senin (10/4/2023).

Yu Mi adalah merek yang dipilih Tarmini sebagai label semua keripik sayur olahannya. Ia memulai usaha keripik pada 2016 usai menjadi tenaga kerja Indonesia atau TKI. Menurutnya, keripik rebung merupakan satu satunya di Kabupaten Blitar. Oleh karena itu, keripik rebung telah ia daftarkan ke Hak Kekayaan Intelektual atau HAKI untuk mendapatkan hak paten.

"Semua keripik buatan saya selalu fresh. Karena saya produksi kalau ada pesanan. Produk saya ini saya promosikan hanya lewat online dan dari mulut ke mulut saudara dan teman saja. Jadi tidak ada di toko," jelasnya.

Menurut Tarmini usahanya mengalami kenaikan pesanan selama bulan puasa. Tak tanggung tanggung, kenaikan pesanan keripik Yu Mi bahkan hampir 200 persen. Dimana pada hari biasa dalam sebulan ia mendapat pesanan 30 kg.

Menjelang lebaran idul Fitri kali ini, Tarmini telah mendapatkan pesanan 400 Kg keripik rebung. Sedangkan pesanan keripik sayur lain, menurutnya, sudah tembus rata rata 300 Kg.

"Alhamdulillah mas. Saya dibantu 3 orang untuk memenuhi pesanan para pelanggan. Paling banyak saya kirim ke luar Blitar. Ada ke Kalimantan dan juga Sulawesi. Untuk keripik singkong malah banyak pesanan dari Hongkong," ulas Tarmini.

Sudah sejak 2019, keripik singkong olahan Tarmini dikirim ke Hongkong. setidaknya seminggu sekali ia mengirim 20 hingga 30 kg keripik singkong ke Hongkong. Tarmini mengemas keripiknya dalam  kemasan plastik berukuran 150 gram, 200 gram, 250 gram, 500 gram dan 1 kg. Hal itu memudahkan pelanggan untuk memilih kemasan seusai selera mereka.

"Untuk keripik sayur semua saya jual dengan harga Rp 75 ribu perkilo. Keripik talas Rp 60 ribu perkilo dan keripik singkong Rp 50 ribu perkilo. Keripik sayur memang lebih mahal karena juga menggunakan tepung sebagai bahan baku," jelasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES