Indonesia Positif

Ketika IPTU Piki Menjaga Jalan Pulang Jemaah Haji Majalengka

Senin, 07 Juli 2025 - 18:37 | 13.54k
Kapolsek Majalengka Kota, Iptu Piki Krismanto sedang melakukan pengamanan kepulangan jemaah haji. (FOTO: Humas Polres Majalengka for TIMES Indonesia)
Kapolsek Majalengka Kota, Iptu Piki Krismanto sedang melakukan pengamanan kepulangan jemaah haji. (FOTO: Humas Polres Majalengka for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MAJALENGKA – Di bawah langit Majalengka, senin siang (7/7/2025), kerinduan akhirnya menemukan pelabuhannya. Ratusan pelukan pecah di halaman Islamic Centre Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Tangis haru menyambut langkah jemaah haji Kloter KJT 23 yang kembali ke tanah air, selamat, utuh, dan penuh cerita dari tanah suci. Namun, di balik momen sakral itu, ada barisan senyap yang berdiri tegak.

Advertisement

Mereka yang bertugas menjaga alur pulang tetap aman dan tenang. Adalah IPTU Piki Krismanto, Kapolsek Majalengka Kota, yang memimpin langsung pengamanan kepulangan jemaah haji.

Sejak pagi, ia berdiri di barisan depan apel kesiapan, menyatukan langkah seluruh unsur pengamanan personel Polsek, Satlantas, TNI dari Koramil 1701, Dinas Perhubungan, hingga panitia penyelenggara.

Bukan sekadar tugas rutin, pengamanan ini adalah ikhtiar kemanusiaan agar keluarga dapat bertemu tanpa kekhawatiran, agar peluk hangat tak terhalang kekacauan lalu lintas.

"Alhamdulillah, jemaah Kloter KJT 23 sebanyak 129 orang telah tiba dengan selamat. Kami bersama TNI, Dishub, dan semua elemen memastikan suasana tertib, aman, dan lancar,” ujar IPTU Piki di sela tugasnya.

Jalanan menuju Islamic Centre yang biasanya ramai, hari itu ditata rapi. Lalu lintas diurai, kendaraan diarahkan, dan kerumunan dikendalikan. Semua bergerak serempak, tanpa sorotan kamera, tanpa panggung kehormatan.

Di tempat terpisah, Kapolres Majalengka, AKBP Willy Andrian, menyampaikan rasa hormat atas dedikasi jajarannya.

"Kepulangan haji bukan sekadar acara, ini peristiwa spiritual masyarakat. Tugas kami, memastikan rasa aman hadir dalam setiap pelukan dan sujud syukur,” ungkapnya.

Momen ini bukan hanya tentang jemaah yang kembali, tapi juga tentang solidaritas yang bekerja diam-diam. Tentang aparat yang menjaga dari balik pagar, agar yang lain bisa menangis bahagia di pelukan orang tercinta.

Dan ketika semua kembali ke rumah masing-masing, ada satu pelajaran yang tertinggal di pelataran Islamic Centre. Bahwa pengabdian tidak selalu bersuara tapi selalu terasa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES