Kinerja Industri Jasa Keuangan Provinsi Jabar per April 2025 Tumbuh Positif dan Stabil

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat melaporkan bahwa kinerja industri jasa keuangan (IJK) di wilayah Jabar sampai dengan April 2025 menunjukkan tren pertumbuhan yang positif dan stabil dengan profil risiko yang terjaga.
Hal ini tercermin dari data sektor perbankan, BPR/BPRS, pasar modal, lembaga pembiayaan, serta tingkat literasi dan perlindungan konsumen yang disampaikan.
Advertisement
Dari data yang diperoleh dari OJK Jabar, sektor perbankan tetap menjadi pilar utama IJK Jabar, dengan total penyaluran kredit mencapai Rp628 triliun (YoY tumbuh 3,85%). Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan sebesar 1,50%, sementara total aset tumbuh 1,74%. Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 91,36% menunjukkan fungsi intermediasi yang optimal, meskipun rasio NPL meningkat menjadi 3,93%.
Namun demikian, OJK mencatat adanya perlambatan pertumbuhan kredit dibandingkan tahun lalu, utamanya disebabkan oleh penurunan kinerja di sektor konstruksi, perdagangan besar dan eceran, serta industri pengolahan. Beberapa daerah seperti Kota Banjar, Sukabumi, dan Kabupaten Bandung Barat mencatat rasio NPL gross tertinggi.
Bank Umum masih mendominasi struktur perbankan, menguasai lebih dari 96% pangsa aset, DPK, dan kredit. Namun, terdapat tekanan pada kinerja keuangan Bank Umum yang berkantor pusat di Jawa Barat. Laba turun 22,21% akibat peningkatan nominal NPL dan penurunan volume kredit.
Total aset BPR dan BPRS meningkat 2,67% menjadi Rp32,71 triliun. Kredit dan DPK masing-masing tumbuh 2,86% dan 3,54%. Perolehan laba mengalami lonjakan hingga 498,1%, meskipun rasio NPL gross memburuk menjadi 12,69%. BPR/BPRS milik pemerintah daerah juga menunjukkan kinerja positif, dengan total aset mencapai Rp7,17 triliun dan pertumbuhan kredit sebesar 4,63% (YoY).
Ketua OJK Jabar, Darwisman dalam pemaparannya memberitahukan bahwa Jawa Barat menjadi penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar ketiga nasional dengan penyaluran mencapai Rp2,55 triliun kepada 85.923 pelaku usaha. Skema KUR Mikro masih dominan (63,74%), disusul KUR Kecil dan Ultra Mikro. Outstanding pinjaman hingga Mei 2025 tercatat sebesar Rp2,45 triliun.
Ia menerangkan juga jumlah investor pasar modal terus meningkat dengan pertumbuhan SID sebesar 7,43%. Nilai transaksi saham mencapai Rp23,09 triliun, tumbuh 47,57%. Penyaluran pembiayaan melalui perusahaan pembiayaan, modal ventura, dan fintech lending juga tumbuh, dengan total akumulasi lebih dari Rp100 triliun. Namun, tingkat risiko tercermin dari NPF dan TWP yang masih perlu dimitigasi.
"Hingga April 2025, OJK Jabar telah melaksanakan 825 kegiatan literasi keuangan yang menjangkau 78.599 peserta. Program unggulan seperti OJK PEDULI, SIMOLEK, dan Financial Literacy Campaign aktif digelar untuk mendorong literasi inklusif di berbagai daerah. Selain itu, OJK juga aktif menangani 200 aduan masyarakat, dengan 55,5% telah diselesaikan,"jelas Darwisman, Selasa (1/7/2025).
"Satgas PASTI turut mendukung pemberantasan aktivitas keuangan ilegal dengan penghentian 12.721 entitas. Dalam periode 1 Januari 2024 hingga 31 Mei 2025, telah dilakukan pemblokiran terhadap 4.053 aplikasi/website ilegal, 117 rekening bank, serta lebih dari 2.400 nomor telepon mencurigakan,"tuturnya.
Menurut Darwisman, OJK Provinsi Jawa Barat akan terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas sistem keuangan di daerah, memperkuat fungsi intermediasi, mendorong inklusi keuangan, serta memberikan perlindungan optimal kepada masyarakat melalui kebijakan pengawasan dan edukasi yang adaptif dan responsif terhadap dinamika ekonomi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Sholihin Nur |