Latih Siswa Berwirausaha, SMAN 2 Ngadirojo Pacitan Kembangkan Budidaya Jamur Tiram

TIMESINDONESIA, PACITAN – SMAN 2 Ngadirojo Pacitan terus mendorong siswanya untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan melalui unit kegiatan ekstrakurikuler Saka Wanabakti. Salah satu program unggulan yang mereka jalankan adalah budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus), komoditas pangan kaya manfaat yang kini semakin diminati masyarakat.
Jamur tiram dikenal sebagai sumber protein nabati yang tinggi, rendah kalori, serta kaya akan serat. Selain memiliki manfaat kesehatan, jamur ini juga digemari karena teksturnya yang lembut dan rasanya yang lezat. Melihat peluang pasar yang terus meningkat, Saka Wanabakti menginisiasi budidaya jamur tiram di lingkungan sekolah sebagai bagian dari pembelajaran pertanian organik sekaligus membuka peluang usaha bagi siswa.
Advertisement
Saat ini, mereka mengelola sekitar 300 baglog—media tanam yang digunakan untuk menumbuhkan jamur. Proses budidayanya membutuhkan waktu sekitar empat bulan hingga siap panen. Dalam seminggu, jamur dapat dipanen hingga lima kali dengan hasil sekitar satu kilogram per panen. Hasil panen tersebut kemudian dijual kepada warga sekolah dan masyarakat sekitar.
Dwi Sela, siswi kelas 11 yang aktif dalam program ini, mengaku mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan tersebut.
"Saya sangat senang dengan adanya kegiatan budidaya jamur di sekolah. Selain belajar teknik budidaya, saya juga mendapatkan wawasan berwirausaha. Jika nantinya saya tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, setidaknya saya sudah memiliki bekal untuk usaha sendiri," ujarnya, Kamis (20/3/2025).
Budidaya jamur ini tidak sekadar mengenalkan dunia pertanian kepada siswa, tetapi juga melatih keterampilan bisnis mereka. Siswa Saka Wanabakti dilibatkan dalam seluruh proses, mulai dari pembuatan baglog, perawatan, hingga panen dan pemasaran. Dengan demikian, mereka tidak hanya memahami teknik budidaya, tetapi juga belajar mengelola usaha dari hulu ke hilir.
Program ini menjadi contoh nyata bagaimana sekolah dapat mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan dengan praktik pertanian berkelanjutan. Dengan dukungan sekolah dan masyarakat, kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan yang bermanfaat untuk masa depan.
Ke depan, diharapkan semakin banyak siswa yang terdorong untuk mengembangkan potensi kewirausahaan mereka melalui kegiatan produktif seperti ini. Jika program ini terus berkembang, bukan tidak mungkin SMAN 2 Ngadirojo dapat menjadi pionir dalam pendidikan berbasis kewirausahaan di Pacitan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |