Peristiwa Daerah

Anggota DPD RI Lia Istifhama Tinjau Lokasi Banjir di Sidoarjo

Jumat, 28 Februari 2025 - 19:52 | 14.29k
Lia Istifhama bersama Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, meninjau langsung lokasi banjir di Desa Pesawahan, Kecamatan Porong, Sidoarjo. (Foto: Dok Lia Istifhama/TIMES Indonesia)
Lia Istifhama bersama Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, meninjau langsung lokasi banjir di Desa Pesawahan, Kecamatan Porong, Sidoarjo. (Foto: Dok Lia Istifhama/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Anggota DPD RI Komite III, Dr. Lia Istifhama bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, meninjau langsung lokasi banjir di Desa Pesawahan, Kecamatan Porong, Sidoarjo.

Dalam kunjungan ini, Ning Lia sapaan akrabnya, didampingi oleh Sekretaris BPBD Jatim, Andhika N Sudigda, serta Kepala Desa Pesawahan, Pranoto.

Advertisement

Kepada Ning Lia, Sekretaris BPBD Jatim, Andhika N Sudigda mengungkapkan bahwa Desa Pesawahan merupakan salah satu lumbung pangan di Sidoarjo. Namun, seringnya bencana banjir menyebabkan produksi padi menurun drastis.

"Biasanya, dalam setahun petani bisa panen tiga kali. Tetapi, karena banjir yang terus terjadi, kini hanya bisa satu kali panen, bahkan kadang gagal total. Ada sekitar 60 hektare lahan pertanian yang terendam banjir di wilayah ini," jelasnya.

Menurut informasi yang diterima BPBD dari Pemerintah Desa Pesawahan, masalah utama penyebab banjir adalah adanya tiga sungai yang kini dijadikan satu aliran. 

"Hal ini menyebabkan air meluap saat hujan deras. Desa Pesawahan sudah memiliki  rumah pompa sebagai upaya penanggulangan, tetapi biaya operasional yang tinggi membuatnya sulit dijalankan secara maksimal," kata Andhika.

Andhika menegaskan bahwa salah satu solusi jangka panjang adalah mengembalikan fungsi sungai seperti semula, agar aliran air bisa terdistribusi dengan baik dan tidak lagi menumpuk di satu jalur.

"Penanganan banjir di Desa Pesawahan butuh kolaborasi antara pemerintah daerah provinsi, kabupaten, hingga pemerintah pusat. Kami berharap kehadiran Ning Lia bisa membawa isu ini ke tingkat nasional. Desa Pesawahan ini adalah salah satu lumbung pangan Sidoarjo yang kini tidak produktif karena banjir," harapnya.

Menanggapi hal tersebut, Ning Lia menegaskan bahwa permasalahan banjir di Desa Pesawahan akan dibawa ke pembahasan di DPD RI bersama kementrian terkait.

"Dulu panen bisa tiga kali setahun, kini satu kali saja sudah sulit. Ini bukan hanya masalah bagi petani, tetapi juga ketahanan pangan nasional. Jawa Timur adalah lumbung pangan nasional, dan kita tidak boleh membiarkan kondisi ini berlarut-larut," ujarnya.

Ning Lia menyoroti bahwa bencana hidrometeorologi yang terjadi di berbagai wilayah Jawa Timur telah berdampak besar, tidak hanya pada permukiman warga, tetapi juga sektor pertanian.

Lia-Istifhama-Pantau-Banjir-a.jpg

"Bencana seperti ini jelas mengganggu siklus pangan. Puluhan hektare lahan pertanian yang terancam gagal panen berdampak pada penghasilan petani dan cadangan pangan nasional," tambahnya.

Sebagai langkah konkret, Ning Lia meminta pemerintah daerah segera mencari solusi terbaik untuk membantu petani yang terdampak.

"Pemerintah harus segera mengambil langkah nyata agar petani bisa mendapatkan bantuan dan solusi jangka panjang. Ini bukan hanya soal ekonomi petani, tetapi juga ketahanan pangan nasional yang harus dijaga," tegasnya.

Pentingnya Kolaborasi dan Solusi Berkelanjutan

Melihat kondisi banjir di Desa Pesawahan, Ning Lia menekankan pentingnya solusi yang berkelanjutan.

"Dulu di sini ada tiga sungai, tetapi kini hanya ada satu aliran. Jika ingin mengembalikan produktivitas pertanian, maka penyudetan sungai harus dilakukan agar air bisa mengalir dengan baik dan tidak menggenangi lahan pertanian," jelasnya.

Ia juga mengapresiasi upaya swadaya masyarakat dan pemerintah desa dalam mengoperasikan rumah pompa untuk mengurangi banjir.

"Saya salut dengan semangat warga yang urunan untuk operasional rumah pompa. Tapi ini tidak bisa terus-menerus mengandalkan dana desa dan warga. Maka, kolaborasi antar pemangku kebijakan, dari desa hingga pusat, sangat penting," ujarnya.

Sebagai anggota Komite III DPD RI, Ning Lia berjanji akan menyampaikan permasalahan ini kepada kementerian terkait, terutama dalam konteks program ketahanan pangan yang menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto.

"Salah satu tantangan swasembada pangan adalah bencana. Maka, penanganannya harus cepat dan solutif. Saya akan segera menyampaikan ini ke kementerian terkait, karena ketahanan pangan adalah program prioritas nasional," tegasnya.

Jawa Timur Lumbung Pangan Nasional

Ning Lia melanjutkan jika, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyampaikan bahwa target tanam padi Jawa Timur tahun 2025 seluas 2,75 juta hektar. Menjadikan Jawa Timur menjadi salah satu Lumbung Pangan Nasional.

“Capaian padi Jatim pada tahun 2024 sebesar 9,23 juta ton, setara dengan 5,31 juta ton beras. Kontribusi ini setara dengan 17,56% dari kebutuhan nasional, mengukuhkan Jatim sebagai lumbung pangan nasional. Maka harus terus berkelanjutan, jika masalah banjir ini dibiarkan maka akan menggangu kestabilitasan ketahan pangan kita," pungkasnya.

Dalam kunjungan tersebut, Lia Istifhama bersama BPBD Provinsi Jawa Timur juga menyerahkan bantuan paket sembako kepada warga terdampak banjir di Desa Pesawahan, Kecamatan Porong. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES