Peristiwa Daerah

Ketua Umum JAYANUSA Usulkan Seniman Patung Biawak Jadi Duta Efisiensi Anggaran

Minggu, 04 Mei 2025 - 10:11 | 14.79k
Idham Cholid, Ketua Umum Jaringan Majelis Yasinan Nusantara (JAYANUSA). (FOTO: Idham Cholid for TIMES Indonesia)
Idham Cholid, Ketua Umum Jaringan Majelis Yasinan Nusantara (JAYANUSA). (FOTO: Idham Cholid for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, WONOSOBO – Ketua Umum Jaringan Majelis Yasinan Nusantara (JAYANUSA), Idham Cholid, meminta agar seniman patung biawak dijadikan sebagai Duta Efisiensi Anggaran. Menurutnya, Tugu Biawak yang viral di media sosial tersebut merupakan bukti efisiensi anggaran.

"Efisensi itu bukan sekadar proses memangkas dan membuang anggaran yang dianggap tak perlu, kemudian mengalihkannya untuk kepentingan atau program yang lain. Efisiensi itu soal hasil. Bisakah dengan anggaran minimal dapat menghasilkan output yang maksimal? Ini yang sebenarnya harus ditanamkan," kata Idham Cholid kepada TIMES Indonesia, Minggu (4/5/2025).

Advertisement

Lebih lanjut ia juga memaparkan bahwa Sang Seniman, Rejo Arianto, telah membuktikan bahwa dengan anggaran yang minim tetap bisa menghasilkan sebuah mahakarya yang luar biasa.

Rejo-Arianto.jpgRejo Arianto, Seniman Patung Biawak Asal Wonosobo. (FOTO: Instagram studiorejoarianto)

"Seniman Wonosobo Rejo Arianto telah membuktikan hal itu. Tugu Biawak karyanya cukup dengan 50 juta, tapi hasilnya luar biasa. Realistis, detail, dan sempurna. Mengundang decak kagum semua pihak," imbuh pria yang juga tokoh masyarakat Wonosobo tersebut.

Menurut Idham Cholid, dalam konteks efisiensi anggaran, Presiden Prabowo patut berterima kasih dan menjadikannya sebagai contoh pelaksanaan dari efisiensi anggaran itu sendiri. Patung Biawak membuat publik sangat gembira, bukan hanya karena karyanya yang menakjubkan, tetapi juga soal minimnya anggaran dengan tanpa mengurangi manfaat untuk rakyat secara luas.

"Bukankah kebijakan soal anggaran memang dibuat agar rakyat dapat menikmati kebahagiaan? Selayaknya jika Mas Rejo Arianto dengan karyanya itu menjadi "Duta Efisiensi" untuk memberikan kesadaran baru bahwa efisiensi anggaran itu bukan hanya soal proses, tetapi hasil yang harus bisa dirasakan, juga yang penting bisa membahagiakan banyak orang," ucapnya menjabarkan.

Pengusulan ini diharapkan dapat dipenuhi untuk memberikan makna tentang semangat gotong royong, memberikan keteladanan, serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintahan. Pada akhirnya manfaat itu akan kembali kepada bangsa Indonesia dalam mewujudkan good governance, meningkatkan kebersamaan, kekompakan dan kegotong-royongan sehingga masyarakat yang adil, jujur, kolaboratif dapat dirasakan.

"Jadikan dia Duta Efisiensi Anggaran. Karena yang kita butuhkan soal keteladanan, bukan sekadar omon-omon, apalagi bualan," pungkas pria asal Kalisuren, Kertek tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES