UIN Malang dan Bareskrim Polri Perkuat Kolaborasi Tangani Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

TIMESINDONESIA, MALANG – Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan berbasis gender.
Melalui Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), UIN Malang menyelenggarakan Dialog Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender dengan tema “Langkah Strategis Pencegahan dan Penanganan Kasus Kekerasan Berbasis Gender yang Terjadi di Lingkungan Kampus”, pada Rabu, 14 Mei 2025, bertempat di Gedung Ir. Soekarno lantai 5.
Advertisement
Acara ini menghadirkan Dr. Nurul Azizah, S.IK., M.Si., Direktur Tindak Pidana Perlindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang dari Bareskrim Polri, sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, ia menyampaikan berbagai pendekatan strategis dan langkah praktis untuk mencegah dan menangani kasus kekerasan berbasis gender, khususnya di institusi pendidikan tinggi.
Kehadiran Bareskrim Polri disambut hangat oleh Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. H.M. Zainuddin, MA, beserta jajaran pimpinan kampus. Prof. Zainuddin mengungkapkan rasa syukur atas kolaborasi ini, yang dinilai dapat memperkuat kesadaran dan tindakan preventif di lingkungan akademik.
“Saya ucapakan terimakasih atas kehadirannya di UIN Malang untuk dialog terbuka dengan para sivitas akademika,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Zainuddin juga memaparkan perkembangan pembangunan Kampus III UIN Malang yang berlokasi di Dusun Locari, Precet, Kota Batu. Ia menjelaskan bahwa pembangunan ini dibiayai oleh Saudi Fund for Development (SFD).
“Alhamdulillah pembangunan Gedung Arrahim yang dibantu SFD akan diresmikan besok oleh CEO SFD langsung,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua PSGA UIN Malang, Dr. Istiada, menekankan pentingnya menjadikan kampus sebagai ruang yang aman untuk semua kelompok, khususnya perempuan, anak, dan kelompok rentan lainnya. "Melalui forum ini, kami ingin menanamkan kesadaran kolektif bahwa kekerasan tidak boleh ditoleransi dalam bentuk apa pun," kata Istiada.
Dialog ini juga merupakan bagian dari kampanye nasional bertajuk “Rise and Speak Campaign” yang digagas oleh Bareskrim Polri. Inisiatif ini bertujuan mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, untuk berani bersuara, melawan ketidakadilan, dan tidak diam terhadap kekerasan.
Kegiatan yang berlangsung dari pukul 14.00 hingga 16.00 WIB ini mendapatkan respons positif dari mahasiswa, dosen, hingga aktivis kampus. Para peserta diajak untuk lebih waspada, peduli, dan berani melaporkan jika menemukan praktik kekerasan berbasis gender di lingkungan mereka.
Melalui sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan aparat penegak hukum, UIN Malang berharap langkah-langkah pencegahan dan penanganan kekerasan bisa berjalan lebih optimal. Komitmen UIN Malang sebagai kampus ramah gender pun semakin diperkuat demi menciptakan ruang akademik yang adil, setara, dan bebas dari kekerasan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |