Peristiwa Daerah

Wali Kota Yogyakarta Siap Tertibkan Bangunan Tinggi dan Genjot Wisata Selatan

Jumat, 11 April 2025 - 22:07 | 30.78k
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X ketika akan rapat koordinasi strategis dengan Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo dan Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan di Gedhong Pracimasana. (Foto: Pemkot Yogyakarta)
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X ketika akan rapat koordinasi strategis dengan Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo dan Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan di Gedhong Pracimasana. (Foto: Pemkot Yogyakarta)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Pembangunan infrastruktur dan pariwisata di Kota Yogyakarta memasuki babak baru. Dalam rapat koordinasi strategis yang digelar Jumat (11/4/2025) pagi di Gedhong Pracimasana, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo bersama Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan menerima langsung arahan tegas dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Pertemuan tersebut membahas penataan kawasan sumbu filosofis dan pengembangan wisata, terutama di wilayah selatan Kota Yogya yang selama ini kurang tergarap maksimal.

Advertisement

Sultan HB X Soroti Bangunan Tinggi di Yogyakarta

Sri Sultan menekankan pentingnya keselarasan aturan pembangunan antara Pemda DIY dan Pemerintah Kota Yogyakarta. Salah satu sorotan utama adalah perbedaan pengaturan ketinggian bangunan.

“Ada perbedaan pengaturan pada buffer zone dan wider setting. Regulasi dari Pemkot Yogya mengizinkan ketinggian hingga 32 meter, sementara kami menginginkan maksimal 24 meter,” tegas Sri Sultan.

Perbedaan regulasi ini dinilai berpotensi mengganggu keharmonisan visual kawasan sumbu filosofis yang kini menjadi perhatian nasional dan internasional.

Tak hanya soal infrastruktur, Sri Sultan juga menyoroti pentingnya optimalisasi potensi wisata di wilayah selatan Yogyakarta. Ia berharap pengembangan tersebut dapat memberikan dampak langsung kepada masyarakat.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Hasto menyatakan komitmennya penuh menjalankan arahan Ngarsa Dalem.

“Kami siap menjalankan arahan Pak Gubernur agar tidak ada lagi perbedaan regulasi,” ujar Hasto.

Lebih lanjut, Hasto memaparkan bahwa pengembangan kawasan selatan memang menjadi prioritas utama Pemkot Yogya untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antara wilayah utara dan selatan.

Beberapa kawasan strategis yang tengah dikembangkan. Meliputi, Kotagede dengan konsep wisata arsitektur berbasis cagar budaya, Taman Budaya Embung Giwangan (TBEG) sebagai pusat aktivitas seni dan budaya modern, dan XT Square sebagai simpul kreatif dan ekonomi.

Pemkot Yogyakarta juga bakal melibatkan sektor perhotelan, restoran, dan toko oleh-oleh untuk mendukung ekosistem wisata di kawasan ini.

Shuttle Wisata Yogyakarta Selatan Segera Mengaspal

Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas antar objek wisata, Hasto mengungkapkan rencana pengadaan layanan shuttle yang menghubungkan Gembira Loka Zoo – XT Square – TBEG.

“Kita akan hadirkan shuttle Yogyakarta Selatan untuk memperkuat konektivitas antar destinasi,” tandas Hasto.

Langkah ini dinilai penting untuk mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan sekaligus mendistribusikan manfaat ekonomi secara merata.

Klaim Sukses Kelola Sampah 100 Persen ke Depo

Tak hanya sektor wisata dan infrastruktur, rapat juga menyinggung soal pengelolaan sampah. Hasto menyebutkan bahwa hingga 8 April 2025, seluruh depo di Kota Yogyakarta sudah dikosongkan, dan 30 TPS telah resmi ditutup.

“Tinggal satu lokasi di TPS Pamungkas yang masih dalam proses,” jelas mantan Bupati Kulonprogo ini.

Selain itu, jumlah transporter sampah juga meningkat signifikan, dari 1.087 unit pada Maret menjadi 1.130 unit pada April 2025. Jumlah tersebut kini melayani 50.225 kepala keluarga, memastikan sampah terangkut ke depo tepat waktu dan sesuai sistem pengelompokan jenis sampah.

“Semua warga sudah terhubung dengan RT-RW untuk sistem pembuangan sampah terpilah lewat penggerobak,” imbuh Hasto.

Yogyakarta kini bersiap tampil lebih tertib, indah, dan ramah wisata. Dari penataan bangunan tinggi hingga pengembangan pariwisata selatan dan pengelolaan sampah yang makin rap, semua langkah ini jadi bagian dari transformasi kota budaya menuju kota masa depan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES