Pemerintahan

BPOM Izinkan Uji Klinis Vaksin TB M72, Harapan Baru Tangani Epidemi TBC Nasional

Kamis, 15 Mei 2025 - 11:58 | 7.81k
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar (kiri), dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/5/2025). (Foto: ANTARA)
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar (kiri), dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/5/2025). (Foto: ANTARA)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Indonesia mengambil langkah penting dalam upaya memerangi tuberkulosis (TBC) dengan menggelar uji klinis tahap 3 untuk vaksin M72. Vaksin ini digadang sebagai harapan baru untuk menangani penyakit menular yang masih menjadi momok nasional. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan, uji klinis ini akan menjadi fondasi pembaruan pengobatan TBC di Tanah Air.

"Indonesia adalah negara dengan penderita TB terbanyak kedua setelah India," ujar Kepala BPOM, Taruna Ikrar, dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (tanggal disesuaikan). Ia menjelaskan bahwa pengobatan TBC selama ini masih mengandalkan kombinasi isoniazid, rifampicin, dan etambutol—resep lama yang kini menunjukkan tanda-tanda efektivitas yang menurun.

Advertisement

"Karena pemakaian yang sudah sangat lama dan proses penyembuhan yang membutuhkan waktu panjang, kita menghadapi kondisi di mana pasien jadi susah sembuh. Belum bisa disebut resistensi, tapi kenyataannya begitu," ujarnya.

Satu-satunya vaksin TB yang tersedia saat ini adalah Bacillus Calmette-Guérin (BCG), namun efektivitasnya terhadap TB dewasa dianggap sangat terbatas. Di sinilah M72 masuk sebagai harapan baru.

Terobosan Ilmiah dan Manfaat Ekonomi

Uji klinis M72 tahap 3 melibatkan 2.000 partisipan sukarela di Indonesia dari total 20.000 peserta secara global. "Semua partisipasi dilakukan sukarela dan gratis. Kita menerapkan sistem double-blind, bahkan peneliti pun tidak tahu apakah partisipan menerima vaksin atau plasebo," tegas Taruna.

Lebih dari sekadar pengembangan vaksin, keterlibatan Indonesia dalam uji ini juga memberi manfaat strategis jangka panjang. Salah satunya, peluang untuk memiliki hak kekayaan intelektual atas vaksin sehingga memungkinkan produksi lokal.

"Saat ini 94 persen bahan baku obat masih diimpor. Dengan partisipasi ini, kita punya peluang mengurangi ketergantungan tersebut," ujarnya.

Produksi Lokal dan Harapan Biofarma

Nantinya, produksi vaksin M72 di Indonesia akan dikerjakan oleh Biofarma, BUMN farmasi yang akan diawasi langsung oleh BPOM untuk memastikan kepatuhan terhadap standar Good Manufacturing Practice.

Direktur Utama Biofarma, Shadiq Akasya, menyatakan bahwa selama 30 tahun terakhir, industri farmasi global belum mampu mengembangkan vaksin TB yang efektif. Maka, keterlibatan Indonesia dalam fase 3 uji klinis menjadi langkah luar biasa.

"Kita harus apresiasi. Belum ada satu pun perusahaan yang sampai tahap ini. Ini langkah besar bagi Indonesia," katanya. Ia juga menyebutkan dukungan dari Gates Foundation sebagai dorongan penting untuk keberhasilan proyek ini.

Indonesia Sebagai Hub Vaksin Global

Rasayam Prasad, Senior Advisor dari Gates Foundation, menambahkan bahwa upaya ini bukan hanya soal menciptakan vaksin, tetapi juga memperluas akses. Ia membayangkan masa depan di mana Indonesia tak hanya memproduksi untuk kebutuhan dalam negeri, tetapi juga menjadi pusat distribusi vaksin global.

"Indonesia bisa menjadi hub vaksin dunia untuk penyakit seperti tuberkulosis, campak, rubella, pneumonia, rotavirus, dan polio," ujar Rasayam.

Epidemi yang Mendesak

Menurut data BPOM, jumlah penderita TB di Indonesia mencapai hampir 2 juta jiwa. Vaksin M72 dipandang sebagai titik terang baru untuk menyelamatkan nyawa, menekan angka penularan, dan memperkuat kemandirian farmasi nasional.

Dengan uji klinis yang ketat dan dukungan berbagai pihak, Indonesia selangkah lebih dekat untuk mengakhiri epidemi TB yang telah berlangsung puluhan tahun.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES