Peristiwa Daerah

Menyalakan Asa, Nawasena Arsa Indonesia Raih Penghargaan di HANI 2025

Minggu, 29 Juni 2025 - 09:06 | 9.59k
Yayasan Nawasena Arsa Indonesia menorehkan tonggak penting dalam perjuangan melawan penyalahgunaan narkoba, di HANI 2025. (FOTO: Dok. Nawasena Arsa Indonesia)
Yayasan Nawasena Arsa Indonesia menorehkan tonggak penting dalam perjuangan melawan penyalahgunaan narkoba, di HANI 2025. (FOTO: Dok. Nawasena Arsa Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Di Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025, Yayasan Nawasena Arsa Indonesia menorehkan tonggak penting dalam perjuangan melawan penyalahgunaan narkoba. 

Penghargaan bergengsi dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Malang disematkan kepada lembaga rehabilitasi ini atas dedikasinya dalam program P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba).

Advertisement

Diserahkan langsung oleh Kepala BNNK Malang, Letkol Laut Hendramanbudi Wibowo, penghargaan tersebut menjadi simbol kepercayaan dan pengakuan atas upaya yang selama ini dilakukan Nawasena dalam memulihkan kehidupan para penyintas.

Tidak Menyembuhkan, Tapi Menemani Mereka Sembuh

Seremoni penghargaan yang berlangsung pada 26 Juni 2025 itu terasa hangat dan penuh haru. Di antara tamu undangan, berdiri Arief Ramadhansyah,—Ketua Yayasan Nawasena Arsa Indonesia—yang menerima penghargaan itu tidak hanya sebagai bentuk apresiasi, tetapi juga pengingat akan perjalanan yang tidak mudah.

“Ini bukan sekadar plakat. Ini pengakuan terhadap perjuangan diam-diam yang dilakukan setiap hari, baik oleh tim kami maupun para klien yang berjuang untuk pulih,” ujar Arief dalam wawancara bersama TIMES Indonesia, Minggu (29/6/2025).

Sejak mulai beroperasi pada 2022, Nawasena berdiri sebagai alternatif rehabilitasi berbasis empati. Setiap bulan, sekitar 30 klien menjalani proses pemulihan di bawah pendekatan humanistik yang lebih menekankan pada kesadaran diri, tanggung jawab, dan dukungan komunitas.

Dari Ternak Lele hingga Konseling Keluarga

Apa yang membedakan Nawasena dari tempat rehabilitasi lainnya adalah pendekatan vokasional yang dikembangkan di dalam programnya. Di sini, para klien tidak hanya belajar untuk berhenti dari ketergantungan narkotika, tapi juga dibekali keterampilan untuk memulai hidup baru.

“Kami punya unit ternak lele dan puyuh. Bukan sekadar kegiatan, tapi proses rekonstruksi diri. Mereka belajar merawat, bersabar, dan bertanggung jawab,” jelas Arief.

Selain itu, konseling individu, keluarga, dan kelompok menjadi pilar penting dalam proses pemulihan. Klien juga mengikuti aktivitas harian terstruktur yang bertujuan membangun kembali pola hidup sehat dan disiplin.

“Pemulihan itu bukan soal obat, tapi soal sistem yang mendukung seseorang untuk tidak jatuh lagi,” kata salah satu staf konseling yang juga merupakan penyintas.

Sebuah Rumah, Bukan Tempat Hukuman

Di tengah maraknya praktik karantina paksa di beberapa tempat rehabilitasi, Nawasena hadir sebagai oase—tempat yang memperlakukan klien sebagai manusia yang ingin dipulihkan, bukan pelaku yang harus dihukum.

“Mereka yang datang ke sini bukan karena dipaksa tapi karena ingin hidup lebih baik,” katanya.

Hal ini tentu menjadi bukti bahwa pendekatan penuh welas asih bisa lebih berdampak daripada ancaman atau kekerasan. Itulah semangat yang menjadi jiwa Nawasena.

Apresiasi yang Membuka Jalan Lebih Luas

Penghargaan yang diterima di peringatan HANI 2025 menjadi momentum penting bagi Yayasan Nawasena Arsa Indonesia. Selain sebagai validasi atas dedikasi mereka, apresiasi ini juga diharapkan membuka ruang kerja sama lebih luas—baik dengan instansi pemerintah, masyarakat, maupun lembaga donor.

“Kami siap berkolaborasi. Karena masalah narkoba bukan hanya urusan satu lembaga. Ini masalah kemanusiaan,” tegas Arief.

Harapan Bernama Nawasena

“Nawasena” dalam bahasa Sansekerta berarti ‘masa depan yang cerah’, dan nama itu bukan sekadar simbol. Di tempat ini, masa depan memang sedang dibangun—satu per satu, perlahan tapi pasti.

Dengan pendekatan yang menyentuh hati, program vokasional yang memberdayakan, serta konseling yang menyeluruh, Nawasena Arsa Indonesia membuktikan bahwa penyintas narkoba bisa sembuh, bisa bangkit, dan bisa kembali menjadi bagian yang sehat dalam masyarakat.

Dan pada HANI 2025 ini, untuk pertama kalinya, perjuangan senyap mereka mendapat apresiasi bermakna. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES