Pakar Internasional Soroti Transformasi Digital dan Nilai Multikultural di 4th ICLE STKIP PGRI Pacitan

TIMESINDONESIA, PACITAN – Pendidikan abad ke-21 tidak lagi bisa dilepaskan dari kemajuan teknologi dan semakin tingginya interaksi antarkultur di seluruh dunia. Itulah yang menjadi sorotan dalam gelaran 4th International Conference on Learning and Education (ICLE) yang dihelat oleh STKIP PGRI Pacitan, Rabu (2/7/2025).
Konferensi internasional yang telah memasuki tahun keempat ini mengambil tema "The Role of Science, Technology, and Multicultural Values in Education", yang dinilai relevan dengan tantangan dunia pendidikan global saat ini.
Advertisement
Acara diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom dan sukses menarik perhatian banyak akademisi, peneliti, mahasiswa, serta praktisi pendidikan dari berbagai negara.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STKIP PGRI Pacitan, Sugiyono, menegaskan bahwa konferensi ini merupakan ajang strategis untuk menyebarluaskan gagasan dan hasil riset mutakhir.
“Diharapkan dapat menjelaskan bagaimana ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai multikultural berperan dalam menentukan mutu pendidikan, serta menyebarkan berbagai gagasan, pemikiran, dan hasil penelitian ilmiah serta pengalaman empiris terkait tema-tema tersebut,” ujar Sugiyono.
Sugiyono juga menambahkan, seluruh hasil dari konferensi ini akan dihimpun dalam Prosiding Konferensi Internasional STKIP PGRI Pacitan yang menjadi referensi penting bagi pengembangan pendidikan.
“Ini tentu akan menjadi referensi penting bagi akademisi, peneliti, dan praktisi pendidikan global,” terangnya.
Dihadiri Pakar Kelas Dunia
Keistimewaan 4th ICLE STKIP PGRI Pacitan terletak pada kehadiran para narasumber kaliber internasional yang memberikan perspektif kaya tentang perkembangan teknologi dan nilai multikultural dalam pendidikan.
Salah satunya adalah Dr. Rudolf Wirawan, cendekiawan dari Adelaide Business School, The University of Adelaide, Australia. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade di industri teknologi informasi sebagai pendidik sekaligus konsultan, Dr. Rudolf memberikan pandangan yang mendalam tentang bagaimana transformasi digital menjadi keniscayaan di dunia pendidikan modern.
“Kita harus berinovasi untuk menciptakan efisiensi biaya operasional dan mengoptimalkan investasi TI. Pemikiran ini sangat relevan bagi pendidikan yang dituntut cepat beradaptasi dengan teknologi,” papar Dr. Rudolf.
Pandangan Dr. Rudolf menegaskan bahwa lembaga pendidikan harus mengubah pola lama dan beradaptasi dengan teknologi untuk menghasilkan proses belajar-mengajar yang lebih efektif, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan era digital.
Tak kalah menarik adalah pemaparan dari Dr. Philippe Grangé dari Prancis, tenaga ahli di Kementerian Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek yang membahas pentingnya integrasi nilai multikultural dalam kurikulum pendidikan.
“Dalam kurikulum pendidikan harus ada wawasan tentang integrasi nilai multikultural. Ini penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan beragam,” jelas Dr. Philippe.
Menurut Dr. Philippe, pemahaman terhadap multikulturalisme tidak boleh hanya menjadi tempelan dalam pendidikan, tetapi harus benar-benar diinternalisasi. Dengan demikian, lembaga pendidikan dapat melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki empati, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan. Untuk menginternalisasikan nilai-nilai multikultural dalam pendidikan kata kunci yang disampaikan yaitu gunakan bahasa nasional, lestarikan bahasa lokal, dan kuasai bahasa asing.
Ruang Kolaborasi Lintas Negara dan Disiplin
Konferensi ini tidak hanya menjadi ajang pemaparan materi satu arah, tetapi juga membuka ruang diskusi konstruktif. Para peserta yang terdiri dari akademisi, peneliti, mahasiswa, dan praktisi pendidikan dari berbagai negara memanfaatkan kesempatan ini untuk bertukar ide, membangun jejaring internasional, serta merencanakan kolaborasi riset lintas disiplin.
Lebih lanjut Ketua STKIP PGRI Pacitan Bakti Sutopo menekankan, agenda tahunan ini menjadi wujud komitmen STKIP PGRI Pacitan dalam menghadirkan tema-tema yang kontekstual dengan perkembangan zaman.
“4th ICLE ini merupakan agenda rutin tahunan, bukti komitmen STKIP PGRI Pacitan dalam menyajikan tema terkini dan relevan,” katanya.
Bagi STKIP PGRI Pacitan, keberlanjutan acara ini bukan semata untuk memenuhi kalender akademik, tetapi juga sebagai kontribusi nyata dalam memajukan kualitas pendidikan Indonesia agar mampu bersaing di level global.
Menjawab Tantangan Zaman
Tak dapat dimungkiri, sains dan teknologi telah membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan. Sistem pembelajaran daring, penggunaan big data untuk analisis pendidikan, hingga kecerdasan buatan dalam personalisasi materi belajar, menjadi bukti nyata bagaimana teknologi mendisrupsi metode belajar konvensional.
Namun di sisi lain, kemajuan teknologi ini juga memerlukan landasan kuat berupa nilai-nilai multikultural. Pendidikan di era global harus dapat menanamkan sikap saling menghargai keberagaman budaya agar tidak hanya melahirkan individu cerdas, tetapi juga memiliki sensitivitas sosial yang tinggi.
Melalui 4th ICLE, STKIP PGRI Pacitan ingin menggarisbawahi pentingnya keseimbangan antara kemajuan teknologi dan penguatan karakter multikultural. Dengan cara ini, pendidikan benar-benar mampu mencetak generasi unggul yang siap menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri kemanusiaannya.
Harapan untuk Pendidikan Indonesia
Dengan rangkaian diskusi yang menggugah dan pertukaran ide yang kaya, konferensi ini diharapkan mampu menjadi pemicu inovasi lebih luas lagi dalam bidang pendidikan.
Harapan terbesar tentu agar gagasan yang lahir dari konferensi ini tidak berhenti sebagai wacana akademik, tetapi benar-benar terimplementasi dalam kurikulum, metode belajar, serta kebijakan pendidikan di Indonesia.
Melalui konferensi tersebut, STKIP PGRI Pacitan dapat terus berkontribusi memajukan pendidikan Indonesia menuju panggung global. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |