Peristiwa Daerah

Pelatihan Pembuatan Telur Asin Buka Peluang Usaha Sahabat Difabel Probolinggo

Minggu, 25 Mei 2025 - 19:32 | 6.16k
Praktek pengasinan telur oleh sejumlah penyandang disabilitas Probolinggo. (FOTO: Kominfo Pemkab Probolinggo)
Praktek pengasinan telur oleh sejumlah penyandang disabilitas Probolinggo. (FOTO: Kominfo Pemkab Probolinggo)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Peluang usaha baru terbuka bagi para penyandang disabilitas di Kabupaten Probolinggo. Melalui pelatihan pembuatan telur asin, mereka kini dibekali keterampilan untuk mandiri secara ekonomi dan tidak hanya bergantung pada bantuan sosial.

Program pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Probolinggo dan PT PLN Nusantara Power UP Paiton.

Advertisement

Kegiatan dilaksanakan di SLB Dharma Asih Kraksaan, dimulai Minggu (25/5/25), dan dijadwalkan berlangsung selama tiga kali pertemuan setiap hari Minggu.

Adapun peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah, 10 anggota Pertuni, 5 orang dari Perkumpulan Disabilitas Kabupaten Probolinggo (PDKP), dan 5 dari Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin).

Ketua Pertuni Kabupaten Probolinggo Moh. Anshori menjelaskan, pelatihan ini mengajarkan dua metode pengolahan telur asin, yakni teknik pengasinan menggunakan abu batu bata dan metode rendaman air garam.

“Peserta bisa memilih cara yang paling cocok untuk diterapkan di rumah. Tujuannya agar setelah pelatihan, mereka bisa langsung memulai usaha sendiri,” ujar Anshori.

Menariknya, narasumber pelatihan berasal dari kalangan difabel sendiri, khususnya anggota Pertuni yang telah lebih dulu menguasai teknik pengolahan telur asin. Hal ini menjadikan pelatihan lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan peserta.

Tak hanya itu, peserta juga akan mendapatkan materi pemasaran agar produk telur asin bisa dipasarkan secara mandiri, baik secara langsung maupun lewat platform digital.

“Kami ingin sahabat difabel bisa benar-benar mandiri. Penjualan produk tidak dibatasi oleh organisasi, dan ke depan akan kami fasilitasi wadah pemasaran bersama. Disabilitas bukan halangan untuk berkarya. Justru dengan kualitas produk yang baik, sahabat difabel bisa merebut peluang pasar,” tegas Anshori.

Peserta pelatihan menyambut kegiatan ini dengan antusias. Selain mempelajari keterampilan baru, mereka melihat pelatihan ini sebagai awal untuk membangun usaha rumahan yang berkelanjutan.

Pelatihan ini juga menjadi bagian dari dukungan Pertuni terhadap gerakan SAE Disabilitas (Sejahtera, Amanah-Religius, dan Eksis Berdaya Saing), sebuah inisiatif yang mendorong kemandirian dan daya saing ekonomi para penyandang disabilitas. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES