Peristiwa Daerah

Upacara Melasti di Pantai Parangkusumo Bantul, Ritual Sakral dalam Pesona Wisata Spiritual

Minggu, 23 Maret 2025 - 21:35 | 27.80k
Ratusan umat Hindu dari 13 pura di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaksanakan upacara Melasti di Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Bantul, pada Minggu (23/3/2025). (FOTO: Pemkab Sleman)
Ratusan umat Hindu dari 13 pura di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaksanakan upacara Melasti di Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Bantul, pada Minggu (23/3/2025). (FOTO: Pemkab Sleman)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Ratusan umat Hindu dari 13 pura di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaksanakan upacara Melasti di Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul pada Minggu (23/3/2025).

Ritual ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1947/2025 Masehi, yang bertujuan untuk menyucikan diri serta membuang energi negatif dengan melabuhkannya ke laut.

Advertisement

Prosesi dimulai dengan mepet atau parade keagamaan dari Lapangan Cepuri menuju tepi pantai, diikuti doa bersama dan persembahan sesajen.

Upacara Melasti tahun ini mengusung tema 'Dengan Semangat Moderasi Beragama, Umat Hindu DIY Menjaga Harmonisasi di Era Digital dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045'.

Kegiatan ini tak hanya menjadi momen sakral bagi umat Hindu, tetapi juga menarik perhatian wisatawan yang datang untuk menyaksikan keindahan tradisi spiritual ini.

Ketua Umum Panitia Nyepi 2025, I Nyoman Gunarsa, menjelaskan bahwa upacara Melasti merupakan salah satu dari berbagai rangkaian acara yang telah digelar sejak awal tahun.

“Beberapa kegiatan yang telah kami laksanakan antara lain Dharma Tula, Upacara Girikerti, Merti Gunung, Sarasehan Lintas Iman dan Budaya, Bakti Sosial, Yoga Massal, serta Makerti Ayu Ning Segara yang kemarin dilakukan untuk membersihkan Pantai Parangkusumo sebelum Melasti,” ungkap Nyoman.

Kegiatan ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran spiritual, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan penguatan sosial budaya masyarakat.

Melasti dan Ramadan: Harmoni dalam Keberagaman

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Ahmad Bahiej, menyoroti momen istimewa tahun ini di mana upacara Melasti bertepatan dengan bulan Ramadan. Ia menilai kesamaan nilai penyucian diri dalam kedua momen tersebut menunjukkan indahnya toleransi beragama di Indonesia.

“Melasti bagi umat Hindu adalah prosesi penyucian diri dan alam semesta, sedangkan Ramadan bagi umat Muslim adalah bulan penuh berkah dan ampunan. Ini mencerminkan betapa pentingnya keharmonisan dan toleransi di tengah keberagaman,” ujar Ahmad Bahiej.

Daya Tarik Wisata Spiritual di Pantai Parangkusumo

Tak hanya bagi umat Hindu, prosesi Melasti juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Parangkusumo. Banyak pengunjung terkesima dengan prosesi sakral yang berlangsung di tengah deburan ombak dan semilir angin pantai.

Salah seorang wisatawan asal Jakarta, Rina (29), mengaku terkesan dengan suasana khidmat yang ia saksikan.

“Ini pertama kalinya saya melihat langsung upacara Melasti. Sangat unik dan penuh makna. Rasanya seperti menyaksikan sebuah harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas,” ujar Rina.

Seorang wisatawan dari Surabaya, Dani mengatakan bahwa kehadiran upacara Melasti menambah pengalaman berbeda dalam perjalanan wisatanya di Yogyakarta.

“Saya datang ke Pantai Parangkusumo awalnya hanya untuk menikmati sunset, tapi malah berkesempatan melihat langsung upacara ini. Saya merasa beruntung bisa menyaksikan budaya lokal yang begitu kaya dan tetap lestari,” kata Dani, pria berusia 34 tahun ini.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bantul, Hermawan Setiaji, menyampaikan apresiasi terhadap upacara Melasti yang menjadi simbol nyata toleransi dan keberagaman di Bantul.

“Tradisi seperti ini membuktikan bahwa nilai-nilai budaya dan agama dapat hidup berdampingan. Pemerintah Kabupaten Bantul selalu mendukung upaya membangun semangat toleransi dan kebhinekaan, sejalan dengan visi mewujudkan masyarakat yang maju, kuat, demokratis, dan sejahtera dalam bingkai keberagamaan dan budaya istimewa,” ujar Hermawan.

Dengan berbagai rangkaian kegiatan yang telah berlangsung, umat Hindu DIY berharap perayaan Nyepi tahun ini dapat memperkuat ikatan sosial serta semakin memperkenalkan nilai-nilai budaya Hindu kepada masyarakat luas. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES