Michelle Aveline Ajak Siswa dan Siswi Kosayu Malang Membuka Diri Lewat Organisasi

TIMESINDONESIA, MALANG – Di peringatan ‘25 Tahun Reformasi Indonesia: Siapakah Aku dalam Masyarakat Indonesia?’, Michelle Aveline mengajak siswa siswi Sekolah Kolese Santo Yusup (Kosayu) Malang untuk berani membuka diri terhadap dunia luar.
Menurutnya, anak dari keturunan chinese cenderung takut untuk membaur dan merasa minder akibat perbedaan ras dan agama.
Advertisement
Acara tersebut diadakan di Aula GSG SMAK Kosayu Malang pada Rabu (24/5/2023).
Acara ini dihadiri oleh tokoh sastrawan hingga motivator hebat, mereka adalah Dr. Gabriel Possenti Sindhunata S.J., Dr. Agustinus Indradi, M.Pd., dan Michelle Aveline Gracia Chandra.
Cici Ma Chung 2022, Michelle Aveline, mendapat kesempatan menjadi pembicara layaknya seorang motivator pada acara tersebut bersama moderator acara, yakni Agustinus Yohan.
Michelle sendiri merupakan mahasiswi alumni Universitas Ma Chung sekaligus siswi alumni dari sekolah Kosayu, mulai dari TK hingga SMA.
Semasa sekolah, ia kerap mengikuti organisasi seperti OSIS dan mengisi kegiatan luangnya seperti menjadi seorang dancer.
Saat di bangku kuliah, ia pernah menjadi Asisten Laboratorium Intellegence Battle dan aktif dalam organisasi hingga menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Kimia di Universitas Ma Chung.
Selain itu, Michelle menceritakan bahwa ia juga pernah mendapatkan beasiswa lewat ‘Djarum Beasiswa Plus’ dibawah naungan Djarum Foundation.
Dari sekian banyak mahasiswa Universitas Ma Chung di angkatannya, ia terpilih menjadi salah satunya dan pihak Djarum hanya mengambil 4 orang untuk mendapatkan beasiswa di kampusnya kala itu.
Michelle mengakui bahwa ia menjadi seorang minoritas di jalur beasiswa tersebut. Meskipun begitu, Michelle justru senang, sebab berada di zona pertemanan dengan toleransi yang tinggi di antara teman-teman beasiswanya itu.
"Meskipun beda agama atau ras, kami ga pernah nyangkut-pautin semua itu. Kami masing-masing saling mendukung, bekerja sama, saling mengerti, saling memahami, saling menghormati juga, itu seru banget," terangnya.
Michelle juga memotivasi adik-adik kelasnya itu untuk lebih terbuka dan tidak takut untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri. Lewat pengalamannya,
Ia mengatakan bahwa mahasiswa di kampus negeri juga menjunjung tinggi toleransi terhadap pihak minoritas dan memiliki rasa saling menghargai satu sama lain.
Selain itu, Michelle juga mengimbau kepada adik-adiknya yang masih sekolah itu untuk mencari relasi dan sering bertukar pikiran lewat organisasi sekolah.
Menurutnya, lewat organisasi bisa membuat seseorang lebih open minded dan nantinya bisa menyelesaikan suatu permasalahan dengan sebuah solusi.
"Jangan takut untuk melangkah ke depan, karena semakin takut maka akan stuck di situ doang. Kemudian jangan takut untuk bertanya juga. Meskipun ada halangan dan rintangan, terobos aja. Jangan pernah nyaman dengan keadaan," tegas Michelle Aveline di depan para siswa Kosayu Malang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |