Peristiwa Nasional G20 Indonesia

UMM dan Kemlu RI Pecahkan Cara Implementasi Hasil G20 Indonesia 

Selasa, 29 November 2022 - 17:35 | 18.60k
Sharing Session terkait isu-isu strategis hasil presidensi G-20 di Universitas Muhammadiyah Malang. (Foto: Humas UMM)
Sharing Session terkait isu-isu strategis hasil presidensi G-20 di Universitas Muhammadiyah Malang. (Foto: Humas UMM)
FOKUS

G20 Indonesia

TIMESINDONESIA, MALANG – Keberhasilan Indonesia sebagai tuan rumah Group of Twenty (G20) di tengah invasi Rusia ke Ukraina patut diapresiasi. Hal itu telah membuktikan bahwa sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki kekuatan dan tidak bisa dimonitor negara maju manapun.

Hal tersebut di ungkapkan oleh Direktur Jendral Kerjasama Multilateral Tri Tharyat, SH. LL.M pada Sharing Session terkait isu-isu strategis hasil presidensi G-20. Adapun acara tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Selasa, 29 November 2022.

Lebih lanjut, Tri menjelaskan, setelah menerima estafet kepemimpinan G20 dari Italia, Indonesia tidak pernah membayangkan akan ada invasi Rusia ke Ukraina yang mengubah pola hubungan antar anggota G20. Karena sejak berdirinya G20, tidak ada situasi seperti itu. Kejadian itu membuat Indonesia mendapat banyak tekanan dari berbagai negara seperti Australia, Korea, Jepang, dan lainnya.

“Banyak orang mengira konflik Rusia-Ukraina hanya berlangsung dalam waktu sebulan saja. Nyatanya invasi itu terjadi sampai sekarang. Bukannya membaik, tetapi malah makin kisruh. Pada akhirnya, konflik tersebut tidak hanya berdampak kepada Eropa saja, tapi juga seluruh dunia yang mengganggu stabilitas perekenomian," kata Tri. 

Sharing-Session-2.jpg

Hal tersebut menghasilkan triple crisis di berbagai negara yaitu krisis keuangan, pangan dan juga energi. Oleh sebab itu, Indonesia sangat berusaha untuk bisa menyelesaikan krisis ini sebagai bentuk menjaga perdamaian dunia,” imbuhnya.

Penyelenggaraan KTT G20 tidak hanya membahas terkait ekonomi, tetapi juga membahas isu lainnya seperti dampak pandemi. Selain itu juga ada isu pangan dan pertanian, kesehatan, pariwisata dan kebudayaan, serta perempuan.

Tujuan awal pembangunan berkelanjutan tahun 2030 mengalami perenggangan karena pandemi. Sehingga tim G20 berupaya mendorong dan memulihkan situasi dengan menarik investasi dari luar untuk membantu negara berkembang mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang sudah dicanangkan.

“Salah satu hal menarik yang saya apresiasi dari UMM adalah program Center of Excellence (CoE). Saya rasa ini menjadi inovasi solutif yang sejalan dengan hasil G20 pada aspek pendidikan. Apalagi dengan kerjasama yang dibangun bersama industri sheingga menciptakan SDM yang unggul. Semoga bisa terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas,” ungkap Tri.

Sementara itu, Rektor UMM Dr. Fauzan M.Pd. mengucapkan terima kasih kepada Tri karena sudah mau datang ke Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Bukan hanya untuk berdiskusi informasi tentang G20 tapi juga mengajak sivitas akademika untuk memberikan ide solutif. Hal itu dirasa bisa menciptakan banyak problem solver yang membantu di tengah masyarakat.

"Pun bagi mahasiswa yang bisa menambah ilmu dan membangkitkan semangat untuk terus membuat perubahan. Apalagi generasi muda merupakan agent of change. Mudah-mudahan sharing session ini tidak hanya menjadi kabar dan berbagi informasi saja tapi menjadi langkah kerjasama UMM dengan kementrian luar negeri,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES