Indonesia Positif

Anggota DPRD Jatim Cahyo Harjo dan Disbudpar Komitmen Perkuat Potensi Kesenian Lokal

Sabtu, 24 Mei 2025 - 17:05 | 6.73k
Sarasehan Anggota DPRD Jatim Cahyo Harjo Prakoso bersama Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Dwi Supranto di Hotel Elmi Surabaya, Sabtu (24/5/2025). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Sarasehan Anggota DPRD Jatim Cahyo Harjo Prakoso bersama Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Dwi Supranto di Hotel Elmi Surabaya, Sabtu (24/5/2025). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – SURABAYA - Perkembangan kebudayaan dan kesenian di Jawa Timur terus mendapatkan perhatian dari para pemangku kebijakan. Baik dari pemerintah eksekutif maupun legislatif. Karena budaya dan seni merupakan jati diri sebuah bangsa yang harus dilestarikan. Komitmen itu terungkap dalam sarasehan  bersama Anggota Komisi E DPRD Jatim Cahyo Harjo Prakoso dan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Dwi Supranto.

Cahyo menuturkan, bahwa pihaknya sangat mendukung pengembangan seni dan budaya hingga ke mancanegara. Khususnya bagi kota yang terikat dalam program sister city seperti Kota Surabaya.

Advertisement

Sarasehan-Anggota-DPRD-Jatim-2.jpgAnggota DPRD Jatim Cahyo Harjo Prakoso bersama Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Dwi Supranto saat acara sarasehan di Hotel Elmi Surabaya, Sabtu (24/5/2025). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

Surabaya sendiri memiliki beragam seni budaya seperti tari remo, ludruk, hingga bermacam kuliner khas tradisional, dan lainnya.

Nah, kebudayaan asli milik Kota Pahlawan itu dapat dikenalkan ke dunia internasional.

Menurutnya, pengembangan seni dan budaya Surabaya ke sister city seperti di Inggris atau negara lain selayaknya mendapatkan dukungan. Namun sebelum itu terjadi, maka budaya lokal itu perlu ditanamkan kepada generasi muda dan masyarakat.

"Sebelum itu tercapai kita harus berbicara dalam negeri dulu, apakah nilai-nilai seni budaya ini sudah langgeng di kota kita ini," tuturnya setelah acara sarasehan DPRD Jatim bertema "Kesenian Lokal sebagai Media Edukasi dalam Memperkenalkan Budaya" di Hotel Elmi, Sabtu (24/5/2025).

Cahyo pun menerangkan, seni dan budaya yang merupakan kekayaan intelektual harus dilestarikan dengan baik di dalam negeri baru bisa berbicara pengenalan kebudayaan ke mancanegara.

"Tidak hanya sebagai simbol kegiatan, formalitas atau seremonial saja tapi apakah betul-betul sudah menyasar sampai ke generasi muda kita, betul-betul sudah menjadi kurikulum, kebiasaan dari anak-anak muda kita tentang budaya itu," tuturnya.

Di acara sarasehan tersebut, juga dibahas tentang tantangan mempertahankan serta pengembangan seni dan budaya Surabaya di arus globalisasi.

"Yang kedua tadi juga kami menyampaikan hal yang sama dalam rapat kerja di Komisi E, kami berharap Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak hanya memberikan perhatian pada seniman dan budayawan dengan apresiasi tiap tahunnya tetapi juga memberikan ruang untuk mereka pentas sesering mungkin," kata Ketua DPC Gerindra Surabaya tersebut.

Mengenali Potensi Kebudayaan Bernilai Ekonomi 

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Dwi Supranto pada kesempatan yang sama menjelaskan, bahwa dalam kebudayaan ada 10 OPK (Objek Pemajuan Kebudayaan). Seni merupakan salah satunya.

"Dengan kita mengenali potensi, maka ada upaya-upaya bagaimana kita untuk melakukan pemanfaatan," katanya.

Ia menyebut, saat ini banyak budaya bisa mendatangkan manfaat bagi para pelaku budayanya sendiri. Tak jarang juga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar melalui event-event yang diselenggarakan.

Pemprov Jatim melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pun mendorong masyarakat untuk bisa mengidentifikasi potensi kesenian di wilayah masing-masing. Selanjutnya bisa ditingkatkan menjadi sebuah karya budaya tingkat nasional dan didaftarkan oleh pemerintah daerah sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

"Dengan adanya pengakuan yang seperti itu, maka akan ada trigger untuk bisa mengembangkan budaya atau kesenian yang sudah diakui secara nasional ini agar bisa digelar eventnya," kata Dwi.

Strategi berikutnya adalah memberdayakan komunitas-komunitas pelaku budaya di Jatim melalui workshop. Jatim sendiri memiliki program bernama Seni Waris (Sentra Seniman dan Pemberdayaan Masyarakat Adat).

"Karena sekarang ini konsentrasi dari Pemprov Jatim ada yang namanya program prioritas Seni Waris, sentra seniman dan pemberdayaan masyarakat adat. Jadi di situlah nanti ada upaya pemberdayaan seniman baik dari seniman yang bisa kita sinergikan dengan stakeholder terkait dan juga kolaborasi dengan masyarakat secara umum," jelasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES