Peristiwa Daerah

Dream But Don’t Sleep, Pesan Grafiti Nala Ras untuk Selalu Berjuang Mengejar Mimpi

Kamis, 15 Agustus 2024 - 11:21 | 28.18k
Nala RAS sedang berpose di depan karyanya. (foto: feeds instagram 'RAS' @infamous_ras)
Nala RAS sedang berpose di depan karyanya. (foto: feeds instagram 'RAS' @infamous_ras)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANGGrafiti, biasa kita temui di tembok-tembok pinggir jalan, gerbong kereta api, kolong jembatan hingga dinding bangunan. Grafiti termasuk karya seni rupa modern yang mengandung unsur garis, warna, bentuk dan volume dalam berbagai bentuk (kata, simbol dan sebagainya). Grafiti juga termasuk street art (seni jalanan). 

Salah satu seniman street art yaitu Nala Dwiyanto Anindito yang lebihi dikenal dengan nama “RAS” atau Nala Ras asal Jakarta. Pria 41 tahun ini memiliki perjalanan dalam bidang grafiti yang panjang dan konsisten dalam berkarya. Memiliki ikatan batin dengan grafiti menjadikan ia tetap berkarya hingga sekarang.

Advertisement

Perjalanan awalnya dimulai di tahun 2001. Saat itu Nala yang tidak tahu mengenai street art grafiti, mulai dikenalkan oleh temannya. Setelah melihat corak, warna dan sebagainya, ia mulai merasa terpaut akan keindahan seni grafiti.

“Sebenarnya start dan tahu grafiti itu 2001 dikenalkan oleh teman. Dari situ gatau kenapa just falling in love dengan grafiti dengan typografinya, permainan huruf dan bentuknya dan segala macam, gua mulai interest dan mulai menggali grafiti dan segala macamnya sampai detik ini,” ucap Nala Ras via dm instagram kepada tim TIMES Indonesia (14/8/2024).

Nala-RAS-b.jpgPengunjung Galeri Raos Batu sedang melihat karya Nala RAS yang bertulis 'Dream But Dont Sleep'"(foto: M Tsabit Taqy Izdihari/TIMES Indonesia)

Seniman yang dikenal dengan nama Nala Ras ini tidak hanya tertarik dari segi seni dalam grafitinya, namun juga dengan komunitas street art-nya juga. Grafiti juga memiliki ikatan emosi yang kuat antar para seniman nya. Hal tersebut yang membuat ‘RAS’ semakin tertarik dengan dunia street art.

“Ternyata di grafiti sendiri bukan hanya seni atau art-nya saja, tapi lebih ke ternyata disitu ada brotherhood yang sangat kuat ada pertemanan yang sangat kuat ada solidaritas yang sangat kuat di situ. Jadi terlepas dari grafiti bisa buat gue eksplorasi lebih aja didunia seni dan segala macam bentuk dan segala macam. Tapi juga ningkatin pertemanan dan koneksi dan segala macam dari seluruh dunia juga,” imbuhnya.

Karakteristik dari karya Nala Ras dengan style yang berciri khas garis-garis tegas dan lurus terjadi dikarya grafitinya. Hal tersebut rupanya secara tidak langsung terpengaruh dari background akademik dari senimannya yang berkuliah jurusan arsitek di Universitas Trisakti Jakarta.

“Untuk style sendiri mungkin terpengaruh dari kebetulan saya lulusan arsitek jadi banyak garis-garis  tegas, banyak garis-garis lurus yang terjadi di style gua sendiri gitu ya, secara tidak langsung memengaruhi gaya gua sendiri dalam membuat grafiti dan sebagainya” ujarnya.

Setiap ada suatu acara, proyek atau event selalu berkesan buat Nala Ras. Ikatan pertemanan menjadi hal yang sangat diharga disetiap momen baginya. Saling hormat sesama seniman juga salah satu faktor yang membuat grafiti bisa lebih maju hingga sekarang.

Seperti halnya seniman seniman lain yang memiliki pesan dan emosi di balik karya yang dibuatnya untuk disampaikan kepada khalayak umum maupun pecinta seni itu sendiri. Hal ini coba disampaikan Nala Ras dalam karya yang dipamerkan di Galeri Raos Batu yang berlangsung sejak 11 hingga 24 Agustus 2024.

“Dream But Don’t Sleep” merupakan tulisan yang ada di Galeri Raos Batu yang menyampaikan bahwa semua orang bisa bermimpi namun harus melihat kenyataan kita sebagai manusia yang ada.

“…Kita boleh bermimpi tapi jangan tertidur karena harus melihat kondisi real yang ada dimana kita harus survive di semua keadaan, if we have a dream, then get it dan kejar mimpinya tapi tidak juga melupakan kenyataan yang ada kita juga harus memenuhi kehidupan kita sebagai manusia…”

Lewat karya tersebut ia juga menyampaikan  bahwa waktu itu terus berjalan dan tidak pernah berhenti dan kadang mimpi dan cita cita itu dikejar-kejar oleh waktu itu sendiri. Dan penggambaran jam yang ada dilukisan itu mengilustrasikan waktu itu terus berlalu terkadang juga kita tidak bisa menggapai apa yang kita harapkan tapi kita tidak boleh menghapus mimpi yang kita tuju.

Tantangan demi tatangan muncul seiring berjalanya waktu baik internal maupun eksternal. Mulai dari masalah internal yang terkadang mood naik turun sehingga berdampak pada membuat karya. Masalah eksternal pun turut hadir untuk menghalau perjalanan sebagai seniman mulai dari masyarakat yang kurang menerima dan hanya melihat sebelah mata dari grafiti.

“Sebenernya masalah terbesar ada di mood, emang agak sulit mengatur mood dan melawan diri sendiri itu yang jauh lebih sulit. Kalo masalah eksternal itu yaa namanya seni jalanan, yaa kadang punya masalah dari sisi masyarakat, tapi itu balik lagi gimana kitanya  menjelaskan ke mereka, memberi pengertian sih lebih tepatnya,” ujarnya.

Nala Ras aktif berpartisipasi dalam berbagai pameran seni bergengsi di tanah air. Pernah ikut serta dalam ArtMoments Jakarta, sebuah pameran seni tahunan yang mempertemukan para seniman, kolektor, dan pecinta seni dari berbagai penjuru dunia. Dan juga turut ambil bagian dalam berbagai pameran kolektif lainnya, termasuk pameran yang menampilkan seniman-seniman muda berbakat.

Harapannya juga bisa mengadakan pameran tunggal untuk menghadirkan karya karyanya. Dan itu juga merupakan salah satu impian terbesar baginya. Saat ini masih tahap persiapan untuk pameran tunggal tersebut.

“Sampai detik ini belum pernah pameran tunggal tapi akan pameran tunggal, semoga semesta merestui semuanya. Dream but don’t sleep, sedang di prepare sih pameran tuggalnya,” ungkapnya. (*)

pewarta:  M Tsabit Taqy Izdihar

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES