Kopi TIMES

Keluar Kota, atau Ke Luar Kota?

Senin, 05 Agustus 2024 - 02:31 | 78.46k
Yusuf Arifai, Dosen Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan
Yusuf Arifai, Dosen Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PACITAN – Di tengah kehirukpikukan ibu kota yang tak pernah tidur, kadang kita merasa penat dan membutuhkan udara segar, perubahan suasana, atau sekadar melarikan diri dari rutinitas. 

Inilah saat ketika banyak orang memutuskan untuk keluar kota. Namun, apakah benar kita harus mengatakan "keluar kota" atau seharusnya "ke luar kota"? 

Advertisement

Dari segi bahasa, frasa ini sering kali menjadi bahan perdebatan. Ada yang merasa bingung mana yang benar: "keluar kota" atau "ke luar kota"?

Jika kita mengacu pada kaidah bahasa Indonesia yang benar, frasa yang tepat adalah "ke luar kota". Frasa ini berarti arah atau tujuan, yaitu keluar dari area perkotaan menuju lokasi lain. 

Nah, ketika kita mengucapkan "keluar kota", kata "keluar" di sini berfungsi sebagai kata kerja yang berarti meninggalkan suatu tempat. Namun, tanpa preposisi "ke", kalimat ini menjadi ambigu. 

Bisa jadi maknanya berubah menjadi 'keluar' yang berdiri sendiri tanpa konteks tujuan, padahal yang kita maksud adalah bergerak dari satu tempat ke tempat lain yang berada di luar kota.

Sebagai contoh, ketika seseorang berkata, "Saya mau keluar kota," kalimat ini dapat menimbulkan kebingungan. Apakah yang dimaksud adalah dia ingin meninggalkan kota tersebut ataukah dia memiliki tujuan ke tempat lain di luar kota itu? 

Dengan menambahkan preposisi "ke", kalimat tersebut menjadi lebih jelas: "Saya mau ke luar kota." Artinya, orang tersebut hendak pergi meninggalkan kota menuju tempat lain.

Menggunakan frasa "ke luar kota" juga sesuai dengan aturan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). 

Lalu, EYD menekankan betapa pentingnya kejelasan dalam penggunaan bahasa agar tidak terjadi kesalahpahaman. 

Oleh karena itu, bagi kita barangkali menjadi penting untuk memerhatikan penggunaan preposisi dalam kalimat agar makna yang disampaikan bisa dipahami dengan jelas.

Namun, dalam percakapan sehari-hari, kita sering kali mengabaikan aturan ini. Entah karena terburu-buru atau karena sudah terbiasa, kita sering mendengar frasa "keluar kota" digunakan tanpa preposisi "ke". 

Meskipun mungkin terdengar sepele, penggunaan yang tidak tepat ini dapat memengaruhi pemahaman lawan bicara. 

Selain itu, penggunaan bahasa yang tepat juga mencerminkan kecermatan dan ketelitian kita dalam berkomunikasi. 

Sebagai contoh, dalam dunia jurnalistik, penggunaan bahasa yang benar sangat penting untuk memastikan informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas oleh pembaca. 

Begitu pula dalam penulisan karya ilmiah atau dokumen resmi, ketepatan penggunaan bahasa adalah salah satu aspek yang dinilai.

Tidak hanya dalam konteks bahasa Indonesia, penggunaan preposisi yang tepat juga penting dalam bahasa lain. Misalnya, dalam bahasa Inggris, kita sering mendengar frasa "going out of town" yang juga menggunakan preposisi untuk menunjukkan arah atau tujuan.

Sebagai penutup, kiranya agar kita selalu memerhatikan penggunaan bahasa yang tepat dalam komunikasi sehari-hari. Meskipun terdengar sederhana, perbedaan antara "keluar kota" dan "ke luar kota" ternyata memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap pemahaman pesan yang ingin disampaikan. 

Dengan menggunakan frasa yang tepat, kita tidak hanya menjaga kejelasan komunikasi, tetapi juga menghargai aturan bahasa yang telah ditetapkan. Jadi, saat Anda berencana untuk meninggalkan hiruk pikuk kota, pastikan Anda mengatakan, "Saya mau ke luar kota." (*) 

***

*) Oleh: Yusuf Arifai, Dosen Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES