Indonesia Positif

Ibu di Jember ini Bebas Biaya Operasi Sesar Berkat BPJS Kesehatan

Minggu, 19 Juni 2022 - 18:36 | 71.16k
Dian Oktarifina, warga Gebang Kecamatan Patrang, Jember merasa sangat terbantu dengan adanya JKN yang dioperatori oleh BPJS Kesehatan. (FOTO: Fina for TIMES Indonesia)
Dian Oktarifina, warga Gebang Kecamatan Patrang, Jember merasa sangat terbantu dengan adanya JKN yang dioperatori oleh BPJS Kesehatan. (FOTO: Fina for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JEMBER – Pelayanan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) semakin banyak mendapat respon positif bagi para penggunanya. Salah satunya, Dian Oktarifina, warga Gebang Kecamatan Patrang, Jember merasa sangat terbantu dengan adanya JKN yang dioperatori oleh BPJS Kesehatan

Kepada TIMES Indonesia, ia mengaku terlayani dengan baik dan tidak mengeluarkan uang sama sekali saat dirinya melakukan operasi sesar di RS Kaliwates untuk melahirkan buah hati ke empatnya. 

Advertisement

Hal tersebut membuatnya sangat terbantu dari segi financial. Sudah menjadi rahasia umum apabila operasi sesar bisa merogoh kocek yang tak sedikit. 

"Kalau untuk umum biayanya kisaran Rp 11 juta. Karena saya pakai BPJS Kesehatan jadi tidak mengeluarkan biaya sama sekali dalam proses operasi sesar. Meski begitu, pelayanannya sama saja dengan yang umum, sama-sama bagus," ungkapnya. 

Bedanya, lanjut Fina, sapaan karibnya, adalah pada penebusan obat-obatan pasca operasi. Menurutnya, apabila obat yang diresepkan tidak tercover BPJS bisa ditebus secara mandiri. 

"Dan itu ditawarkan oleh dokter kepada saya. Untuk obat yang tidak tercover BPJS, mau ditebus sendiri apa diikutkan tagihan," jelas Fina menirukan perkataan dokter yang menawarinya. 

Tak hanya obat, setiap tindakan pasca pemulihan operasi sesar yang tidak tercover BPJS Kesehatan juga diinfokan oleh pihak rumah sakit. "Setiap tindakan juga ditawarkan dulu oleh pihak rumah sakit, mana yang tercover BPJS dan mana yang tidak. Sampai perban saja ditanyain mau yang ter-cover atau yang lain, dan menurut saya sama saja cuma beda di merek," akunya. 

Perempuan 31 tahun tersebut telah bergabung sejak tahun 2014 dengan menjadi anggota JKN dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau Mandiri dengan pelayanan kelas tiga. 

Namun, setahun setelah itu, tepatnya ditahun 2015, ia bergabung menjadi anggota JKN dari segmen Pekerja Penerima Upah dengan pelayanan kelas satu. 

Kendati dirinya berada di pelayanan kelas satu, Fina melihat perlakuan dokter, bidan, dan tenaga kesehatan lain di RS Kaliwates sangat baik, ramah dan tidak membeda-bedakan. "Mau malam dipanggil juga tetap dilayani. Saya disana selama lima hari, takutnya ada biaya tambahan, eh ternyata tidak ada," terangnya. 

Fina menilai, pelayanan bagi peserta JKN sudah didapatkan dengan baik. Menurutnya hanya ada satu kendala, yakni prihal rujukan. "Biasanya terkendala di faskes satu nya. Dan nunggu rujukannya itu yang lama, tapi tergantung faskesnya," katanya. 

Dengan begitu, ia berharap BPJS Kesehatan bisa memperbaiki itu semua agar program JKN bisa lebih baik dalam membantu masyarakat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES