Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf Melawat ke Wilayah Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Sejak resmi menjadi Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, telah mengunjungi beberapa wilayah yang ada di Jawa Timur.
Salah satunya melawat ke wilayah Malang, sejak Rabu (4/1/2023) hingga Kamis (5/1/2023). Di Malang Ia mengunjungi RST dr. Soepraoen salah satu rumah sakit tingkat II di Malang yang berada di bawah Kesdam V Brawijaya.
Advertisement
Dalam kesempatan itu, Pangdam V Brawijaya, Kepala RST, Kolonel CKM dr. Muh. Hafid Akbar, Sp.JP., FIHA menceritakan Rumah Sakit Tentara dokter Soepraoen Malang ini adalah saksi sejarah perkembangan Kota Malang pada zaman pendudukan Belanda hingga era kemerdekaan.
Adapun nama Soepraoen ini diambil buat mengabadikan Almarhum Mayor dr. Soepraoen, seorang Perwira Kesehatan yang gugur sebagai korban pertama Kesad dalam perang kemerdekaan di Jawa Timur.
Menurut Kepala RST, selain memberikan pelayanan kesehatan kepada Prajurit TNI dan keluarganya melayani masyarakat Umum.
RST meliputi layanan Gawat Darurat, Rawat Jalan, Rawat Inap dan Penunjang. RST menyediakan 215 tempat tidur yang siap melayani pasien rawat inap dan 16 Poliklinik Spesialis.
Rumah sakit ini dilengkapi beberapa fasilitas penunjang medis seperti Radioterapi, Cath Lab, ESWL, Laboratorium PA, Laboratorium PK, Radiologi, dan lain-lain.
Saat ini, kata dia, Rumah Sakit Tk.II dr. Soepraoen telah terakreditasi Paripurna dan mendapatkan penghargaan sebagai Satuan Kerja Berkinerja Terbaik II Kategori Badan Layanan Umum Atas Kinerja Pelaksanaan Anggaran Periode tahun 2021.
Menyahuti paparan Kepala RST, Mayjen TNI Farid Makruf, mengakui kagum atas performa dan fasilitas rumah sakit TNI Angkatan Darat ini.
Ia mengatakan, saat Ia berkeliling di Surabaya, ada stafnya bilang bahwa RS TNI Angkatan Laut dr. Ramelan itu adalah salah satu rumah sakit terbaik di Jawa Timur.
Ia lalu berpikir, apakah Kodam V/Brawijaya punya rumah sakit serupa? Ternyata ada. Ini harus terus ditingkatkan dan makin dilengkapi alat kesehatannya. "Terima kasih banyak Buat Karumkit dan jajarannya," ujarnya.
Kepada Kepala RST Mayjen TNI Farid Makruf, juga meminta untuk terus meningkatkan pelayanan prima kepada para prajurit TNI dan keluarganya.
"Bila paramediknya melayani dengan ikhlas, penuh senyum, itu akan membuat nyaman pasien. Kalau pelayanannya kaku dan tegang, pasien bisa tambah sakit," ucapnya.
Selain mengunjungi RST dr. Soepraoen, Farid Makruf juga berkunjung ke Museum Brawijaya pada lawatannya bdi Malang, pada Kamis, (5/1/2023).
Seperti diketahui, museum militer yang selesai dibangun 1968 ini dirintis oleh Pangdam V Brawijaya 1959-1962, Brigjen TNI (Purn) Soerachman.
Museum ini dibangun di atas tanah hibah dari Pemerintab Kota Malang seluas 10.500 meter persegi. Dukungan biayanya berasal dari Martha, pemilik hotel di Tretes, Pandaan. Sedang arsiteknya adalah Kapten Soemadi.
Museum ini menyimpan ratusan barang bersejarah, buku, dokumen, kendaraan, pakaian, dan senjata-senjata tua dari zaman perang kemerdekaan, baik rampasan dari Belanda atau Jepang maupun buatan dalam negeri.
Yang tak kalah menarik adalah adanya 300-an koleksi keris milik Mayjen TNI (Purn) Imam Utomo. Ia adalah Gubernur Jatim 1998-2008 dan Pangdam V Brawijaya 1995-1997.
"Keris sebelumnya dititipkan di Museum Mpu Tantular Sidoarjo. Kemudian pengambilan keris melalui biro khusus di museum dan untuk jumlahnya diperkirakan mencapai 300-an keris," jelas MA Tabin, pemandu Museum Brawijaya.
Setelah berkeliling, Mayjen TNI Farid Makruf melihat etalase keris koleksi Museum itu. Ia lalu memegang keris dan meloloskan dari sarungnya. Sambil mengacungkan kerisnya, ia berujar; "Ini senjata Tadulako."
Tadulako merujuk pada profil sosok panglima perang di Sulawesi Tengah. Putra asli Madura ini memimpin Korem 132/Tadulako yang berkedudukan di Ibu Kota Provinsi Sulteng.
Untuk diketahui, Pangdam V Brawijaya pernah membangun Museum Guma, museum senjata tradisional di Palu semasa menjadi Danrem 132/Tadulako. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |