Rombak Direksi BUMN, Pengamat Nilai, Menteri Rini Lakukan Pembangkangan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kebijakan Menteri BUMN yang melakukan perombakan sejumlah direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai sebagai bentuk pembangkangan dan penolakan perintah langsung terhadap Presiden Jokowi.
Hal ini karena Jokowi sudah menginstruksikan para pembantunya di kabinet agar tak mengambil keputusan strategis di masa transisi sebelum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024. Salah satunya, para menteri diminta tidak melakukan pergantian pejabat penting di lingkungan kementeriannya.
Advertisement
"Sangat kontraproduktif (Keputusan pergantian sejumlah direksi). Rini mengabaikan instruksi tersebut. Presiden harus tegas, mengklarifikasi langkah pembantunya tersebut. Bahkan, perlu untuk menegurnya keras," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, Minggu (1/9/2019).
Diingatkan, seorang menteri adalah pembantu presiden. Jika presiden memerintahkan untuk tidak ada pergantian jabatan strategis oleh para menteri. Lalu Rini melakukan pergantian, ini sama saja merupakan bentuk pembangkangan anak buah kepada atasannya.
"Jokowi sebagai Presiden harusnya bisa mempertimbangkan ulang jika hendak mengangkat Rini kembali sebagai menteri. Tapi lain soal jika Rini banyak jasanya ke Jokowi. Mungkin Jokowi bisa saja mempertahannya. Padahal dari sisi prestasi selama jadi Menteri BUMN, Rini sebenarnya tak memuaskan," tegas dia.
Dekan Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Erwan Agus Purwanto mengatakan, gaya kepemimpinan Rini sewenang-wenang, terlihat dalam kasus Suprajarto yang ditunjuk Rini sebagai Dirut BTN.
"Mestinya pimpinan tertinggi perlu mengajak diskusi atau bicara pihak- pihak terkait ketika ingin mengambil kebijakan penting. Termasuk ketika akan mengganti pejabat atau direksi," ujar Erwan.
Sekedar dikeyahui, Menteri BUMN Rini Soemarno memerintahkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sejumlah BUMN digelar. Hasilnya, terjadi perombakan direksi pada perusahaan-perusahaan berpelat merah tersebut.
Perombakan BUMN diawali dengan pencopotan Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono. Selanjutnya hasil RUPSLB menunjuk Suprajarto untuk menggantikan posisi Maryono tersebut.
Selang beberapa jam setelah pengumuman hasil RUPSLB tersebut, Suprajarto mengemukakan keengganannya memimpin BTN. Alhasil, terjadi kekosongan jabatan pada Dirut BTN maupun BRI, dan untuk sementara diisi Plt.
PT BNI (Persero) Tbk juga terkena perombakan. Dalam hasil RUPSLB, pemegang saham sepakat mencopot Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Jaringan BNI Catur Budi Harto. Dengan demikian, dilakukan pergeseran kepengurusan direksi.
Sementara untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Budi Harto, pemegang saham menunjuk Tambok P Setyawati. Dia sebelumnya menjabat sebagai Direktur Bisnis Konsumer BNI.
Selain itu, pemegang saham sepakat menunjuk Ario Bimo menjadi Direktur Keuangan BNI. Dia sebelumnya menjabat sebagai Kepala Cabang Luar Negeri BNI Tokyo.
Menteri BUMN Rini juga merombak jajaran direksi dan komisaris PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Danny Praditya dicopot dari jabatan Direktur Komersial PGN. Posisi tersebut diisi oleh Dilo Seno Widagdo. Dilo sebelumnya menjabat sebagai Direktur Infrastruktur dan Teknologi.
Sementara posisi Dilo diisi oleh Redy Feryanto. Selain Danny, dalam rapat juga mencopot Said Reza Pahlevy dari jabatan Direktur Keuangan PGN. Posisinya digantikan oleh Arie Noebelta Kaban.
Banyak kalangan menilai perombakan tersebut terkesan faktor "Like and Dislike" karena untuk Dirut yang tak diganti, dikenal dekat dengan Rini.
Tak ayal, isu tak sedap menerpa Rini yang dianggap tengah membangun kekuatan untuk menghadapi penyusunan "Kabinet Kerja II" dimana dirinya diisukan akan menduduki posisi Kepala Percepatan Pemindahan Ibu Kota.
Menteri BUMN Rini pun kabarnya telah menyiapkan dua nama sebagai penggantinya menjadi Menteri di kabinet Kerja Jilid II, yakni Dirut BNI Achamd Baiquni dan Dirut Inalum Budi Gunadi Sadikin untuk dipertimbangkan Presiden Jokowi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Haris Supriyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |