Semarak Harlah ke-73, Ini Rangkaian Agenda yang Dilaksanakan PC Fatayat NU Jombang

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Tanggal 24 April merupakan hari yang spesial bagi kader permpuan muda Nahdlatul Ulama (NU). Pasalnya, pada tanggal tersebut di tahun 1950 telah dilahirkan badan semi otonom milik NU yakni Fatayat NU.
Untuk menyemarakan harlah ke-73 ini, Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU telah menyiapkan beberapa agenda. Bahkan, mulai awal Ramadan ini sudah melaksanakan beberapa agenda.
Advertisement
Lailatun Ni'mah, Ketua PC Fatayat NU Jombang mengatakan ada beberapa agenda yang akan dilakukan mulai dari baksos hingga Khotmil Quran, Ziarah Muasis NU, hingga puncaknya nanti setelah lebaran yakni pekan olahraga Fatayat NU.
Pada bulan suci Ramadan ini saja, rangkaian agenda sudah terlaksana seperti khotmil quran, ziarah muasis, bagi takjil hingga santunan kepada yatim piatu dan dhuafa.
"Alhamdulillah, untuk hari ini kita melaksanakan agenda terakhir dibulan Ramadan yakni bagi takjil," kata Lailatun Ni'mah kepada TIMES Indonesia saat kegiatan bagi takjil di Perempatan Kebon Rojo, Minggu (16/4/2023).
Pada puncaknya nanti, PC Fatayat NU Jombang akan menggelar pekan olahraga seperti turnamen bola voli, bulu tangkis, tenis, dan festival senam. "Semoga dengan rangkaian agenda ini bisa melebarkan sayap Fatayat dikalangan perempuan. Bahwa perempuan juga bisa berkarya," paparnya.
Menurutnya, sebagai seorang kader perempuan NU pada sektor pemuda. Ia berharap peran perempuan lebih masih dalam mengikuti perkembangan zaman.
"Peran perempuan dalam pembangunan daerah semakin diakui dan diapresiasi oleh banyak pihak. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya perempuan yang menduduki posisi penting dalam pemerintahan daerah, seperti kepala desa, camat, hingga bupati atau wali kota," kata perempuan yang akrab disapa Ning Eli ini.
Menurutnya, Peran perempuan dalam pembangunan daerah tidak hanya terlihat dari posisi yang mereka duduki di pemerintahan, namun juga dalam berbagai sektor seperti ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Banyak perempuan yang terlibat dalam usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), menjadi tenaga pengajar atau pendidik, dan berkontribusi dalam upaya kesehatan masyarakat.
"Sekarang dengan kesetaraan gender perempuan juga bisa aktif dalam semua sektor pembangunan. Tidak hanya duduk dirumah mengurusi anak dan suami saja," jelasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |