Kopi TIMES

Masa Depan Industri Pertanian di Gorontalo

Selasa, 17 Juni 2025 - 15:12 | 10.10k
Hafiz Aqmal Djibran, S.I.Kom., Anggota PB Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Gorontalo periode 2024-2026.
Hafiz Aqmal Djibran, S.I.Kom., Anggota PB Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Gorontalo periode 2024-2026.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, GORONTALO – Tak henti-hentinya kita melihat perkembangan teknologi dari tahun ke tahun semakin mencemaskan nan mengerikan. Hampir di segala lini profesi mengalami guncangan dan mengubah perilaku masyarakat dalam beraktifitas akibat perkembangan teknologi yang semakin pesat. 

Tidak menutup kemungkinan perubahan-perubahan akan terjadi sedemikian cepat di masa depan. Istilah yang tepat untuk menggambarkan kondisi sekarang bahwa kita telah memasuki era Revolusi Industri 5.0. Istilah ini pertama kali digunakan Jepang di tahun 2017 yang mereka sebut dengan Society 5.0.

Advertisement

Seperti kita ketahui bersama profesi pengemudi bentor konvensional tergerus oleh bentor online yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Demikian juga pelaku usaha toko katakanlah pakaian, sepatu, dan barang lainnya yang kalang kabut akibat platform penjualan via online. Semua aspek dipaksa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang ada.

Salah satu industri yang tidak lekang oleh zaman adalah pertanian. Bahkan berkat adanya teknologi, industri ini makin dimudahkan dalam proses produksi seperti mesin traktor dan drone pertanian. 

Industri pertanian menjadi masa depan sebuah negara dalam kondisi global yang penuh dengan ketidakpastian. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan pangan bagi setiap masyarakat. Maka dari itu pertanian terus dibutuhkan selama masyarakat membutuhkan pangan.

Sejalan dengan program pemerintah Prabowo-Gibran tentang swasembada pangan dengan target waktu yang sesingkat mungkin, setiap provinsi di Indonesia digenjot agar menghasilkan produk pangan, termasuk provinsi Gorontalo. Pada tahun 2022, Provinsi Gorontalo menduduki peringkat ke 6 sebagai provinsi yang memiliki ketahanan pangan tertinggi di Indonesia (BPS, 2023).

Sejak awal pembentukan provinsi Gorontalo, Gubernur definitive pertama Fadel Muhammad sudah mencanangkan provinsi ini sebagai daerah agropolitan. Agropolitan merupakan konsep pengembangan wilayah yang mengandalkan pertanian sebagai inti kegiatan ekonomi dan pembangunan.

Sampai dengan hari ini sektor pertanian di Gorontalo memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Gorontalo sudah dikenal sebagai salah satu daerah penghasil jagung terbesar di Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo tahun 2024 menunjukan sektor pertanian, kehutanan, dan kelautan menyumbang 37,29% dari PDRB Gorontalo. 

Bisa dikatakan bahwa perputaran ekonomi di provinsi ini masih bergantung pada ketiga sektor di atas, termasuk pertanian yang tak pernah luput dari perhatian. Sebagai pilar ekonomi utama, pertanian mendapat dukungan penuh dari pemerintah dalam produksi, ketersediaan lahan dan bibit hingga akses ke pasar nasional.

Namun yang jarang diperhatikan, jumlah tenaga kerja di sektor pertanian masih dikuasai oleh Angkatan kerja yang berusia lebih dari 39 tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo jumlah petani di Gorontalo berjumlah 139.383 orang dimana petani berumur lebih dari 39 tahun sebanyak 55.983 orang (40,16%). Selain usia, faktor rendahnya tingkat pendidikan juga menjadi penghambat dalam berkembangan industri pertanian di provinsi ini.

Dominasi usia petani yang usianya tidak muda lagi akan menjadi masalah kedepan jika tidak ada solusi kongkrit untuk regenerasi petani. Kenapa regenerasi petani penting? sebab tantangan perkembangan zaman yang makin canggih diperlukan juga SDM yang mumpuni dalam penerapan teknologi pertanian. Beberapa faktor yang menjadi alasan anak muda mengurungkan niatnya menjadi petani, salah satunya yaitu rendahnya tingkat kesejahteraan.

Sementara itu, dalam upaya menjaga pilar ekonomi utama di Provinsi Gorontalo, sektor pertanian masih membutuhkan transformasi yang maksimal agar produktivitasnya terjaga. Pengembangan industri pertanian di Gorontalo masih relatif lambat dan menghambat pertumbuhan ekonomi dari sektor tersebut. 

Dorongan dan upaya hilirisasi produksi tani diperlukan agar pilar utama perekonomian utama di provinsi ini lebih maksimal. Hilirisasi merupakan Langkah solutif dalam transformasi di sektor pertanian.  

Pemerintahan provinsi yang baru saja dilantik beberapa bulan lalu mulai terobsesi dengan industri pertambangan sebagai potensi ekonomi yang ada di Gorontalo. Industri ekstraktif tersebut diharapkan mampu menggenjot pendapatan asli daerah dan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya bagi masyarakat. 

Namun ada konsekuensi yang harus ditanggung jika industri tersebut terealisasikan. Perubahan sosial terjadi secara signifikan, petani akan beralih ke industri pertambangan, serta dampak lingkungan pun menanggung akibatnya.

Selain itu, sektor pertanian yang selama ini menjadi pilar utama perekonomian daerah akan tergantikan dengan industri pertambangan.

Sebagai gubernur yang memiliki latar belakang sebagai sarjana pertanian, apakah langkah tersebut sudah tepat? Bagaimana nasib industri pertanian? Barangkali kita masih ingat bagaimana polemik pertambangan di Morowali, Sulawesi yang menggerogoti sektor pertanian.

Mungkinkah nasib pertanian di Gorontalo akan mengulang hal yang sama seperti di daerah lainnya? biarkan Gubernur yang akan menjawabnya. (*)

***

*) Oleh : Hafiz Aqmal Djibran, S.I.Kom., Anggota PB Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Gorontalo periode 2024-2026.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES