Kepedulian Penting untuk Menyelesaikan Kerawanan Sosial di Banjarnegara

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah melakukan sosialisasi kesetiakawanan sosial, Minggu (25/9/2022) di Aula Rumah Makan Bu Lis, Sigaluh, Banjarnegara. Sosialisasi ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah kerawanan sosial di Banjarnegara.
Kegiatan ini dihadiri Hj Sri Ruwiyati SE MM Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Tengah, Drs H Amin Maksum, Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Harjanto SH, Dinsos Provinsi Jawa Tengah, Drs Noor Tamami, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Banjarnegara, Wahju Djatmika AL BS SE Komandante Bintang Dua Dapil 1 dan Sarwono Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Sigaluh.
Advertisement
Hadir pula empat kepala desa, kegiatan ini diikuti dan sedikitnya 100 ibu - ibu perwakilan dari Kecamatan Sigaluh
Dalam kesempatan ini Hj Sri Ruwiyati menyampaikan, bahwa sebagai makhluk sosial, kita harus bersama sama saling menjaga dan memahami nilai nilai kebersamaan dan kegotong royongan.
Apalagi kita sebagai warga Negara Indonesia yang memiliki keberagaman dan Pancasila sebagai pondasi dalam segala sendi kehidupan sosial.
"Rasa gotong royong dan kesetiakawanan adalah khasanah yang kita miliki dan merupakan watak yang tidak bisa terpisahkan. Termasuk kepedulian kita kepada semua yang ada dilingkungan kita berada," katanya.
Sri Ruwiyati mencontohkan sikap kebersamaan yang harus dipertahankan. Saat pandemi Covid-19, dimana saat
itu banyak keluarga yang harus diisolasi, sehingga tidak boleh kemana mana. Namun tetangga kita menyiapkan segala kebutuhan mereka.
"Ini adalah bentuk dari kepedulian dan kegotong royongan dan sebagai ujud dari pengamalan sila yang ada di Pancasila," jelas Hj Sri Ruwiyati.
Sri Ruwiyati berharap sikap gotong royong dan kepedulian sosial harus terus di pupuk untuk membantu satu sama lain.
"Termasuk juga, perhatian untuk orang - orang yang memiliki kekurangan atau berkebutuhan khusus. Kita harus berusaha mencarikan solusi untuk mereka mereka ini, jangan malah mencibir," imbuh Sri Ruwiyati yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah.
Hal senada juga disampaikan H Amin Maksum Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah. Disampaikan, bahwa masalah kerawanan sosial menjadi tanggung jawab bersama.
"Kita harus memiliki rasa kepedulian, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain untuk membentuk sebuah kebersamaan atau sebagai wujud kegotong royongan. Tentu dengan kesetiakawanan ini diharapkan dapat menjamin kehidupan yang lebih baik bagi mereka yang yang hidup dalam kerkurangan.
"Inilah yang terus kita kembangkan bersama sehingga kesetiakawanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita sehari - hari, sehingga diantara kita tidak ada yang terlantar, " katanya
Harjanto SH, daro Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, menambahkan dengan kegiatan sosialisai semacam ini disamping meningkatkan kesadaran akan pentingnya gotong royong juga meningkatkan kualitas dan tanggung jawab kita bersama dalam menumbuhkan solidaritas dan kegotong royongan.
Apalagi sikap gotong royong saat ini tampaknya semakin luntur sehingga kita dari dinas sosial intens kembali melakukan sosialisasi tentang kerawanan sosial.
Sehingga dengan memiliki kepedulian terhadap sesama, maka akan meringankan beban mereka yang miliki kesulitan hidup. Baik meringankan beban hidupnya atau lingkup yang lebih luas.
"Maka penting bagi kita terus berusaha bagaimana menanamkan jiwa kesetiakawanan kepada masyarakat, diantaranya dengan kegiatan sosialisasi yang dilakukan saat ini," katanya saat memberikan sambutan.
Menurutnya ada 27 jenis permasalahan penyandang kerawanan sosial di Jawa Tengah yang harus segera dientaskan. Diantaranya anak terlantar, bayi terlantar, disabilitas, ODGJ, anak nakal dan lain sebagainya.
"Ini semua menjadi tanggung jawab bersama khususnya Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah," jelasnya.
Disampaikan juga bahwa Dinas Sosial Jawa Tengah memiliki unit pelaksana tehnik (UPT) berupa panti panti sosial maupun rumah pelayanan sosial yang jumlahnya ada 56 tersebar di Jawa Tengah.
Disamping itu, kita mempunyai mitra kerja dinas sosial atau stake holder, salah satunya TKSK, Tagana, Pendamping PKH, Pekerja sosial masyarakat, Karang Taruna dan Lembaga kesejahteraan sosial.
Senada juga disampaikan Drs. Noor Tamami, Kepala Dinas Sosial Banjarnegara. Dijelaskan, bahwa kita sebagai makhluk sosial sudah kodratnya harus memiliki dan membantu sesama karena kita pada dasarnya tidak bisa hidup sendirian.
"Kita harus memiliki rasa kesetiakawanan artinya kita harus peka terhadap segala permasalahan sosial yang ada disekitar kita dan kita harus perduli," katanya.
Maka, kata Noor Tamami, jika di lingkungan kita ada masyarakat yang membutuhkan pertolongan, maka kita harus segera menolong.
"Kalau kita tidak mampu, maka berusaha menghubungi warga atau dinas terkait untuk ikut membantu menyelesaikannya. Sikap inilah yang harus dijaga dan dirawat," katanya.
Disampaikan juga, bahwa Dinas sosial Banjarnegara memiliki potensi sumber kesejahteraan sosial seperti TKSK di 20 kecamatan dengan personil 20 orang. Warga Banjarnegara bisa memanfaatkan potensi ini untuk membantu menyelesaikan masalah kerawanan sosial yang ada di lingkungan sekitar kita.
Sementara bagi warga yang jauh atau belum memiliki akses terhadap TKSK bisa menghubungi kepala desa untuk berkoordinasi. Dengan demikian maka, masalah kerawanan sosial di Banjarnegara dapat diselesaikan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |