Mayjen TNI Farid Makruf Ajak Masyarakat Peduli Anak-Anak Disabilitas

TIMESINDONESIA, MALANG – Senyum dan tawa anak-anak berkebutuhan khusus terdengar riuh di Koramil Pakisaji, Kabupaten Malang, Kamis (26/6/2025) pagi. Mereka bahagia karena hadirnya sosok istimewa yang menyapa mereka langsung, Mayjen TNI Dr. Farid Makruf, M.A.
Sosok perwira tinggi TNI ini bukan datang sebagai pejabat, tetapi sebagai sahabat sekaligus pembina para penyandang disabilitas. Ia hadir dan berbaur tanpa sekat.
Advertisement
Duduk di tengah anak-anak, mengobrol, menyentuh tangan mereka, menyanyikan lagu, bahkan bercanda ringan. Kebahagiaan sederhana itu nyata terlihat dari mata anak-anak yang memandangnya penuh hangat.
“Saya datang bukan untuk memberi, tapi ingin belajar dari semangat mereka,” ucap Farid, yang kini menjabat Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Sumber Kekayaan Alam di Lemhannas RI.
Ia mengajak semua pihak untuk tidak sekadar melihat keterbatasan para anak-anak disabilitas, tetapi juga potensi mereka. “Mereka sering menjadi kelompok paling rentan. Maka sudah selayaknya kita merangkul,” tuturnya.
Kegiatan bakti sosial ini merupakan kolaborasi antara PLN UP3 Malang, YBM PLN, Harley Davidson Club Indonesia (HDCI), dan Malang Tahes Club (MTC).
Sebanyak 205 penyandang disabilitas menerima bantuan sembako, pakaian, serta sambungan listrik gratis bagi masyarakat prasejahtera.
Ketua MTC, Yusron Vimanza, adalah penggagas kegiatan sosial ini. Bersama komunitasnya, ia menginisiasi kerja sama lintas sektor untuk menghadirkan manfaat nyata bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
PLN melalui program CSR dan YBM PLN, selama ini juga aktif memberi bantuan seperti beasiswa, bantuan kacamata, operasi katarak, hingga sambungan listrik gratis bagi masyarakat kurang mampu.
Manager PLN UP3 Malang, Agung Wibowo, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk sinergi nyata antara komunitas, pemerintah, dan TNI untuk hadir langsung menyentuh masyarakat. “Kami harap kegiatan ini membawa keberkahan dan meringankan beban saudara-saudara kita,” ujarnya.
Turut hadir pula Dandim 0818 Batu, Letkol Inf. Yudo Sancoyo, yang secara terbuka menyampaikan bahwa Yayasan Kartika Mutiara bukan beban, melainkan berkah.
Ia bahkan banyak membangun fasilitas baru untuk mendukung aktivitas yayasan. “Mungkin di dunia kita melihat mereka yang butuh pertolongan. Tapi di akhirat nanti, kitalah yang akan butuh mereka,” ucapnya penuh makna.
Yayasan Kartika Mutiara sendiri berdiri sejak 2017 dan kini mengasuh 208 anak berkebutuhan khusus. Mereka terdiri dari tuna grahita, autisme, cerebral palsy, down syndrome, dan tuna ganda. Perjalanan yayasan ini tak lepas dari peran Letda Tri Djoko, pendiri sekaligus penggerak utama di balik kemajuan yayasan.
“Dulu hanya melayani wilayah Pakisaji dan Kepanjen. Sekarang anak-anak dari Wajak hingga Tajinan juga ikut. Setiap tiga bulan selalu ada murid baru,” tutur Letda Tri.
Ia juga menggandeng Kemenag untuk penyediaan guru agama dan terus mendorong pendampingan di bidang farmakologi dan kesehatan mental.
Saat ini yayasan juga mendampingi empat anak yang menjalani terapi ke rumah sakit jiwa dan psikiater.
“Kami sangat berharap wali murid memiliki BPJS karena sangat membantu proses pengobatan,” kata Tri. Selain itu, yayasan juga membantu pembayaran SPP, pembelian pampers, kursi roda, hingga alat rehabilitasi.
Tri menambahkan, mereka sedang mengupayakan kehadiran fisioterapis tetap karena angka kematian anggota cukup tinggi.
“Dari 290 anak sejak 2017, sudah 12 anak yang meninggal. Itu berarti rata-rata tiga anak dalam dua tahun. Ini jadi perhatian serius kami.”
Yayasan juga aktif mendukung UMKM yang dikelola disabilitas atau orang tuanya. Salah satunya berkat bantuan sambungan listrik gratis dari PLN untuk usaha cuci motor dan mobil di Desa Gelanggang. Ada pula UMKM penjualan bensin, gula, hingga rombong jajanan di depan Koramil.
Perhatian serius juga datang dari Danramil Pakisaji yang baru, Letda Feri Hariyanto. Dalam waktu kurang dari dua bulan menjabat, ia membangun MCK ramah disabilitas, memperluas fasilitas kantor yayasan, serta menciptakan suasana komunikasi hangat dengan anak-anak. Bahkan istri dan anak perempuannya ikut mengajar setiap minggu.
Mayjen Farid pun mengapresiasi semangat Danramil muda ini. “Usianya masih 47 tahun, tapi gebrakannya luar biasa. Ini contoh pemimpin muda yang tulus dan bergerak,” katanya.
“Berada di tengah anak-anak disabilitas, kita akan sadar bahwa hidup bukan soal apa yang bisa kita miliki, tapi soal apa yang bisa kita bagi,” kata Farid.
Ia mengakhiri sambutannya dengan kalimat sederhana namun menyentuh. “Hidup yang berarti adalah hidup yang berguna bagi sesama," ujarnya.
Tak lupa, Tri Djoko juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh donatur yang tetap peduli meski di tengah kesulitan. “Bantuan yang rutin maupun sesekali, semuanya berarti. Anak-anak ini tidak butuh kasihan, mereka butuh kesempatan dan perhatian,” katanya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |