Peristiwa Daerah

Sejumlah Guru Besar Unair Turun Aksi, Kecam Pelanggaran Konstitusi

Senin, 05 Februari 2024 - 15:51 | 43.09k
Prof. Dr. Hotman Siahaan, Guru Besar Sosiologi Universitas Airlangga saat menyampaikan empat tuntutan kepada pemimpin negara, Senin (5/2/2024). (FOTO: Hamida Soetadji/MG-TIMES Indonesia)
Prof. Dr. Hotman Siahaan, Guru Besar Sosiologi Universitas Airlangga saat menyampaikan empat tuntutan kepada pemimpin negara, Senin (5/2/2024). (FOTO: Hamida Soetadji/MG-TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Sejumlah guru besar memimpin aksi orasi di depan halaman Gedung Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya, Senin (5/4/2024).

Aksi "Unair Memanggil" ini mengusung tema besar Menegakkan Demokrasi, Menjaga Republik. Sebelum orasi berlangsung, lagu Indonesia Raya dinyanyikan serentak.

Advertisement

Ada empat pokok tuntutan terutama dalam perhelatan pesta demokrasi lima tahunan.

Dalam orasinya, Prof.Dr.Hotman Siahaan, Guru Besar Sosiologi Universitas Airlangga mengumandangkan penegakan atas ketidakadilan dan penyelewengan kekuasaan. 

"Kami di sini menyatakan  menegakkan sikap dalam kepentingan situasi politik yang ada di Republik ini," ujar Prof.Dr.Hotman Siahaan.

Bersama koleganya, Hotman mengeluarkan manifesto yang berisi pemilihan negara yang sistemnya republik bukan anarki. Yang mempunyai makna milik semua, bukan hanya kelompok tertentu saja. Namun fenomena yang terjadi saat ini, menurutnya, syarat akan kepentingan demi kekuasaan. 

Hotman-Siahaan-2.jpgProf.Dr.Hotman Siahaan, Guru Besar Sosiologi Universitas Airlangga, Senin (5/2/2024).(FOTO: Hamida Soetadji/MG-TIMES Indonesia)

Padahal Negara Indonesia menempatkan diri memilih kekuasaan di bawah konstitusi.

"Bangsa Indonesia milik semua bukan milik kaum bangsawan atau golongan kaya saja. Indonesia milik warga yang diperlakukan setara," kata Dosen FISIP Unair ini di hadapan para mahasiswa dan alumni. 

Sementara melihat fenomena yang terjadi saat ini, menurut Hotman dan kawan-kawan,  sudah dalam keadaan genting. Kekuasaan  dipermainkan demi kepentingan kelompok tertentu. Menurutnya, ini melanggar  konstitusi  yang sudah ditetapkan. 

Ketidakjelasan dalam mengatur negara makin terlihat.

"Memanfaatkan akses kekuasaan  demi kepentingan personal apapun caranya. Sementara itu beberapa minggu terakhir publik melihat beberapa pelencengan konstitusi," tuturnya.

Upaya pemanfaatan Mahkamah Konstitusi (MK) mengubah aturan Capres maupun Cawapres. Terlebih lagi keputusan yang dikeluarkan mengubah mendukung salah satu Paslon. Adanya indikasi ketidaktegasan pemerintah dalam Pilpres ini menunjukkan kondisi tidak netral ini membuat kondisi negara makin abu-abu. 

Prof Herman menegaskan, Unair adalah saksi sejarah dalam perjuangan menegakkan demokrasi di tahun 1998. Dua mahasiswa menjadi korban hilang yang sampai saat ini belum tahu di mana keberadaannya. 

Tatanan demokrasi harus ditegakkan kembali terutama perihal negara yang anti KKN. Mengingatkan kembali  ketegasan republik dalam bernegara. Maka sebagai pendidik menyerukan dan menjawab panggilan atas sikap pemimpin negara yang tidak sesuai dengan Reformasi dan demokrasi. 

Ada 4 seruan yang disampaikan kepada pemimpin negara 

1. Mengecam segala bentuk pelemahan praktek demokrasi, presiden sebagai kepala negara atau kepemerintahan harus merawat prinsip etika republik dengan tidak menyalahgunakan kekuasaan. Menggunakan fasilitas negara untuk kelompok tertentu demi kelanggengan politik kekeluargaan. 

2. Mendesak presiden sebagai alat negara mengamati dan menjamin atas hak-hak sipil dan politik, ekonomi sosial budaya. Serta kebebasan dalam bicara, ekspresi bicara dan pengolahan sumber daya alam adalah milik rakyat Indonesia bukan milik segelintir elit penguasa. 

3. Mendesak penyelenggaraan pemilu luber dan jurdil tanpa intervensi penguasa, tanpa kecurangan, tanpa kekerasan dan mengutuk segala praktek jual beli suarasuara atau politik uang. 

4. Mengecam bentuk intervensi dan intimidasi dalam mimbar akademik di perguruan tinggi. Perburuan tinggi harus menjaga marwah rasionalitas dan kritisisme demi tegaknya republik. 

Aksi seruan ini dari inisiatif personal yang tergabung dalam alumni Unair. Dan manifesto ditanda tangani oleh 120 cendekiawan, sejawat dan alumni. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES