Indonesia Positif

Dorong Kemandirian Petani di Sumbawa, Puluhan Petani dan Penyuluh Ikuti Bimtek

Kamis, 31 Maret 2022 - 16:35 | 54.60k
Bimtek petani dan penyuluh di Kabupaten Sumbawa, Selasa (29/3/2022). (Foto: Polbangtan Malang)
Bimtek petani dan penyuluh di Kabupaten Sumbawa, Selasa (29/3/2022). (Foto: Polbangtan Malang)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SUMBAWA – Peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian merupakan bagian dari faktor utama dalam mewujudkan pembangunan di sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional. Kementerian Pertanian (Kementan) sangat mendukung hal tersebut.

Kementan melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) yang berkolaborasi dengan Komisi IV DPR RI menggelar Kegiatan Bimbingan Teknik (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh dengan harapan dapat mewujudkan pembangunan di sektor pertanian.

Advertisement

Kegiatan Bimtek dilaksanakan pada Selasa (29/3/2022) lalu di Hotel Grand Sumbawa, Kota Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat. Sebanyak 100 orang peserta terdiri atas penyuluh pertanian, petani dan wirausaha pertanian, mengikuti bimtek.

Hadir langsung dalam kegiatan tersebut yakni Kepala Koordinator Bidang Kemahasiswaan Polbangtan Malang Dr. Ugik Romadi, SST, M.Si; anggota Komisi IV DPR RI Syarifudin, ST, MM; Wakil Bupati Sumbawa Dewi Noviani S.Pd, M.Pd; dan Kepala Dinas Pertanian yang diwakili oleh  Isnaini.  

Bimtek-petani-dan-penyuluh-2.jpg

Sebagai informasi, Polbangtan Malang dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh ini telah mengkoordinir di 3 wilayah yaitu Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. 

Dr. Ugik Romadi yang mewakili Direktur Polbangtan Malang menyampaikan bahwa pertanian adalah salah satu kunci ketahanan nangsa Indonesia. Namun ketertarikan generasi muda saat ini terhadap bidang pertanian mengalami penurunan. 

Berdasarkan data, dari jumlah penduduk di Indonesia sekitar 270 juta, jumlah petani di Indonesia hanya sekitar berjumlah 33 juta, dan dari jumlah tersebut yang tergolong petani muda hanya 8% dengan usia 20 – 39 tahun.  

Untuk mengantisipasi kurangnya minat generasi muda terhadap pertanian, pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah melaksanakan beberapa kegiatan seperti Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian, Pembentukan Duta Petani Milenial serta bimtek baik bagi penyuluh ataupun bagi petani.  

"Maka dengan dilaksanakan kegiatan bimtek ini diharapkan penyuluh dan petani mendapatkan suatu ilmu yang dapat meningkatkan kapasitasnya," ujar Ugik dalam keterangan yang diterima TIMES Indonesia, Kamis (31/3/2022).

Hal senada disampaikan oleh Syafrudin. Ia berharap bimtek ini bisa diikuti dengan baik oleh penyuluh dan petani agar mendapat pengetahuan dan meningkatnya kompetensi petani. 

Ia juga berharap meningkatnya kompetensi petani yaitu mempunyai pemikiran yang berbeda, pemikiran yang inovasi sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang berbeda, dan dapat meningkatkan baik pendapatan maupun hasil pertanian khususnya di Sumbawa.

"Penyuluh harus mempunyai inovasi dan mempunyai peran sebagai pengawas terhadap petani agar petani dapat maju, mandiri, dan modern," tegas Syafrudin.

Pada kesempatan serupa, Wakil Bupati Sumbawa Dewi Noviany mengatakan, "Penyuluh tanpa petani adalah mustahil, dan petani tanpa penyuluh juga mustahil sehingga dari komponen keduanya perlu adanya kolaborasi."

Ia menegaskan pula bahwa penyuluh sebagai ujung tombak pertanian harus dapat memberikan pemahaman kepada petani agar tidak tergantung pada pupuk kimia.

"Bagaimana cara agar petani di Sumbawa ini tidak ketergantungan terhadap pupuk kimia yaitu urea bersubsidi serta petani milenial yang terdapat di Sumbawa ini harus mandiri, maju dan lebih modern,“ ujarnya.

Dia juga menyebut, saat ini harga gabah di tingkat petani sangat anjlok sehingga petani sering mengalami kerugian karena harganya tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan oleh petani.
  
Terkait agenda kegiatan, Wabup Sumbawa mengatakan bimtek ini membahas masalah tentang pertanian yang berbasis organik dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang berada di kawasan Sumbawa. Tujuannya, mengurangi ketergantungan petani terhadap subsidi pupuk urea yang diberikan pemerintah kepada petani sehingga dapat menekan biaya pengeluaran petani khususnya dari pengeluran pupuk.

Sementara itu Isnaini dari dari Dinas Pertanian Sumbawa menyampaikan, Sumbawa memiliki  potensi luas lahan sawah yang bisa diunggulkan dan dikelola dengan baik. Namun, dengan luas lahan tersebut, ada beberapa kendala seperti jumlah penyuluh di Sumbawa sekitar 137 orang penyuluh. 

"Sehingga dengan jumlah tersebut belum dapat meningkatkan kapasitas petani secara optimal," ujarnya.

Ia juga mengungkapkan, bangunan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Sumbawa masih terasa kurang. Terdapat 5 wilayah yang belum memiliki bangunan atau kantor BPP.

Guna mengoptimalkan peran penyuluh dan BPP sebagai Konstra Tani, perlu adanya penambahan kendaraan untuk operasional penyuluh. "Kendaraan operasional penyuluh tersebut khususnya kendaraan roda 2,” imbuhnya.

Upaya-upaya tersebut sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang mengatakan, peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu fokus Kementerian Pertanian. 

Senada denganitu, Kepala Badan PPSDM Pertanian Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa BPPSDMP sebagai bagian dari Kementerian Pertanian berada di garis terdepan dalam pembangunan SDM pertanian.

"Itu berarti segala sesuatu yang terkait peningkatan kapasitas SDM merupakan tugas BPPSDMP," ujar Dedi Nursyamsi pada kesempatan acara virtual beberapa waktu lalu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES