Melihat Sekilas Sejarah Masjid Tiban di Kabupaten Magelang

TIMESINDONESIA, MAGELANG – Kabupaten Magelang, Jawa Tengah memiliki sebuah masjid yang menyimpan sejarah misterius atau dikenal dengan masjid tiban.
Masjid tersebut adalah Masjid Jami Baitul Muttaqiin yang berada di Dusun Sengon, Desa Trasan, Kecamatan Bandongan. Masjid ini memiliki sejarah misterius karena meskipun masjid dusun, namun tidak ada catatan pasti tentang kapan awal pembangunannya dimulai.
Advertisement
Karena itu, warga sekitar lebih sering menyebutnya sebagai 'masjid tiban'. Nama itu dikaitkan dengan tidak adanya seorang pun yang tahu, kapan masjid itu ada. Bahkan warga sekitar percaya bahwa masjid tersebut tiba-tiba ada dalam waktu semalam.
Mengulik informasi dari salah satu Takmir Masjid Jami Baitul Muttaqiin, Haji Ismail Yusuf (60) yang mengungkapkan bahwa, tidak ada yang tahu pasti perihal awal pembangunan masjid itu dimulai.
Cerita yang ada hanya dari mulut ke mulut secara turun temurun. Karena keterbatasan informasi mengenai awal berdirinya, warga pun menyebutnya sebagai masjid tiban, masjid yang tiba-tiba ada dalam waktu semalam.
Suasana dalam masjid Jami Baitul Muttaqin atau Masjid Tiban, terlihat nuansa klasik. (FOTO: Hermanto/TIMES Indonesia)
Karena sudah masuk ke Benda Cagar Budaya (BCB), bangunan utama masjid ini pun masih dipertahankan keasliannya, termasuk genting dan kayu-kayunya.
Di dalam masjid berukuran 11 x 11 meter ini, terdapat 16 saka (tiang) dengan 4 saka guru (tiang utama), yang semuanya berasal dari kayu jati.
Dinding masjid juga dibangun dengan batu bata yang dicampur pasir kali, semen merah dan kapur. Genting dan mustaka (mahkota atap/kubah) menggunakan tanah liat yang masih asli seperti semula. “Semua bagian bangunan masjid masih asli,” kata Haji Ismail.
Sementara serambi masjid dibangun sekitar tahun 1970-an ketika jumlah jemaah semakin banyak. Beduk dan lesung, dari kayu juga masih bisa dilihat di masjid itu, meskipun sudah dimasukkan ke dalam sebuh kotak kaca.
Di sekitar masjid, terdapat makam-makam kuno. Makam itu konon makam para tokoh agama yang pernah menjadi imam di masjid Tiban ini.
Setiap Ramadan, warga sekitar masjid ini menyambut datangnya hari ke-21 dengan berkegiatan bersama. Kegiatan tersebut dikenal dengan nama 'malam selikuran'.
Bukan hanya warga setempat, warga dari berbagai daerah Magelang dan sekitarnya turut meramaikan acara ini. Meraka ingin berdoa bersama di masjid tiban.
Pada malam selikuran ini, akan ada banyak pedagang yang berada di sisi kanan kiri jalan yang menuju ke masjid. Mereka berjajar mulai dari jalan masuk dusun, sampai di sekitar masjid.
Para pedagang sekitaran masjid tiban yang ada di Kabupaten Magelang ini akan mengemasi dagangannya saat menjelang sahur. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |