Sayyid Maulana Isma'il Diyakini Berhubungan Erat dengan Syekh Jumadil Kubro

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Sayyid Maulana Isma'il atau Mbah Isma'il yang dimakamkan di komplek makam umum Desa Janti, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang diyakini masih berhubungan dengan Syekh Jumadil Kubro kakek Walisongo yang makamnya di Troloyo, Mojokerto.
Makam Mbah Isma'il terletak di tengah-tengah makam warga dengan cungkup yang sederhana. Makam Mbah Isma'il sendiri diyakini sebagai makamnya para wali penyebar agama Islam.
Advertisement
Tak banyak yang tahu, letak makam Mbah Isma'il, sebab letaknya yang berada di tengah pedesaan. Namun, masyarakat mulai banyak yang berziarah ke makam ini sejak Abdurrahman Wahid atau Gus Dur berziarah kesana sejak tahun 2004 silam.
Sejak kedatangan Gus Dur ke makam Mbah Isma'il makam ini menjadi ramai peziarah. Bahkan banyak peziarah yang berasal dari luar kota Jombang.
Makam Sayyid Maulana Isma'il wali penyebaran agama Islam yang nampak begitu (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
"Awalnya ya biasa saja, namun semenjak Gus Dur ziarah ke sini jadi banyak peziarah yang berdatangan. Bahkan dari luar kota juga bangak," kata Juru Kunci makam Sayyid Maulana Ismail, Abdul Madjid, Rabu (12/1/2022).
Dari area makam, aura tenang, kental akan hawa spiritual masih melekat pada makam salah satu tokoh agama di kota santri ini. Tak heran, jika komplek makam ini terlihat masih asri dan biasa-biasa saja. Berbeda dengan makam Syekh Jumadil Kubro di Troloyo, Mojokerto yang terlihat mewah.
Bukan tanpa alasan, penemuan makam Mbah Isma'il sendiri konon ceritanya juga mistis. Sehingga penduduk sekitar tidak berani untuk merenovasi atau mengubah tatanan makam Mbah Isma'il.
Terdapat Sumber Air Dekat Makam Mbah Isma'il yang Bisa Menyembuhkan Penyakit
Tepat disebelah barat makam Mbah Isma'il terdapat sumur dengan mata air yang jernih dan tak pernah kekeringan. Masyarakat mempercayai dari sumber mata air tersebut bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Juru Kunci makam Sayyid Maulana Ismail, Abdul Madjid mengaku banyak peziarah yang mengambil air dari sumur tersebut. "Kalau untuk apa saja tidak tahu. Katanya bisa menyembuhkan penyakit. Tapi semua kembali ke kepercayaan masing-masing," ungkap Abdul Madjid.
Abdul Madjid menjelaskan, awal mula munculnya sumber mata air tersebut juga tidak disengaja, mulanya penduduk setempat hendak memperbaiki teras cungkup makam Mbah Isma'il yang tiangnya hampir roboh sebab satu tiang amblas atau anjlok ke tanah.
Karena melihat kemunculan pancuran air secara tiba-tiba itu membuatnya sedikit heran. Hingga pada akhirnya sampai hari ini aliran dari sumber mata air itupun tidak berhenti. Dari berbagai cerita yang ia kumpulkan, ia meyakini bahwa memang asal muasal sumber mata air itu berasal dari Sunan Ampel.
"Ternyata di situ ada semacam lobang yang dengan mata air. Nah, kemudian sama warga dibuatlah sumur dan tiangnya digeser agar tidak anjlok lagi," jelasnya.
"Waktu Gus Dur berkunjung ke sini, beliau juga pernah minum air tersebut. Bahkan beliau tidak mau disuguhi air mineral dalam kemasan," imbuhnya.
Seperti yang diketahui, bagi peziarah yang hendak mengambil air dari sumber tersebut bisa mengambil dengan bebas. Pengurus makam Sayyid Maulana Isma'il juga menyediakan alat bantu untuk mengambil air tersebut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |