Peristiwa Internasional

Virus Misterius Muncul di Kongo, 50 Orang Meninggal dalam Hitungan Jam

Rabu, 26 Februari 2025 - 13:17 | 9.61k
Pejabat Kongo dan pejabat Organisasi Kesehatan Dunia terlihat selama pelatihan melawan virus Ebola pada tahun 2018.(FOTO: Daily Mail/Reuters)
Pejabat Kongo dan pejabat Organisasi Kesehatan Dunia terlihat selama pelatihan melawan virus Ebola pada tahun 2018.(FOTO: Daily Mail/Reuters)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Penyakit misterius yang diduga disebabkan oleh virus muncul di Republik Demokratik Kongo (DRC), Afrika. Yang mengagetkan, sudah 50 orang meninggal dunia hanya dalam hitungan jam.

Mereka yang meninggal dunia itu kebanyakan anak-anak. Ngerinya para korban meninggal dunia hanya beberapa jam setelah gejalanya muncul.

Advertisement

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan dokter di Kongo, seperti dilansir Daily Mail mengatakan, bahwa waktu antara timbulnya gejala dan kematian hanya 48 jam dalam kebanyakan kasus.

Bahkan WHO menggambarkan wabah tersebut sebagai "ancaman kesehatan masyarakat yang signifikan".  

Para pejabat meyakini wabah tersebut dimulai pada tanggal 21 Januari 2025, dan hingga hari Senin tercatat 419 kasus termasuk yang 53 kematian itu.

Menurut kantor WHO di Afrika, wabah pertama dimulai di kota Boloko setelah tiga anak dilaporkan memakan bangkai kelelawar. 

Mereka meninggal 48 jam setelah mengalami gejala demam berdarah, sekelompok penyakit yang ditandai dengan demam, pendarahan, sakit kepala, nyeri sendi, dan gejala lainnya.

"Itulah yang benar-benar mengkhawatirkan," kata Direktur Medis Rumah Sakit Bikoro di DRC, Serge Ngalebato kepada AP yang mengacu pada cepatnya para korban meninggal dunia.

Ebola  adalah salah satu penyebab demam berdarah yang paling terkenal . 

Berita itu muncul setelah para dokter memperingatkan pembersihan CDC oleh Presiden Donald Trump dan larangan komunikasi dengan WHO meningkatkan risiko epidemi masa depan di luar negeri dan di dalam negeri.

Wabah di Kongo Picu Kecemasan

Pejabat WHO juga memperingatkan bahwa jumlah wabah penyakit yang berpindah dari hewan ke manusia, seperti dengan cara memakannya telah melonjak lebih dari 60 persen di Afrika dalam dekade terakhir.  

Para pejabat tidak berani berspekulasi tentang penyakit misterius itu.   Namun, setelah wabah kedua penyakit misterius itu dimulai di kota Bomate pada tanggal 9 Februari 2025, para pejabat mengirimkan sampel dari 13 kasus untuk pengujian. 

Semua sampel negatif terhadap Ebola dan penyakit hemoragik lainnya seperti Marburg, meskipun beberapa sampel positif terhadap malaria. 

Penyakit ini memiliki tingkat kematian sebesar 12,3 persen, menurut kantor WHO di Afrika, yang sekitar 10 kali lebih tinggi dibandingkan saat Covid pertama kali menyebar.

Pejabat kesehatan mengatakan lokasi wabah yang terpencil, dipadukan dengan 'infrastruktur perawatan kesehatan yang lemah di negara itu meningkatkan risiko penyebaran lebih lanjut, sehingga memerlukan intervensi tingkat tinggi segera untuk menahan wabah'. 

Wabah ini terjadi hanya beberapa bulan setelah 'Penyakit X' misterius melanda Kongo dan menewaskan 143 orang tahun lalu. Para pejabat kemudian menemukan bahwa itu kemungkinan merupakan bentuk malaria pernapasan yang parah. 

Dikutip dari Daily Mail.com, Kongo mengatakan. saat itu risiko internasional penyakit tersebut 'rendah.' 

Malaria sangat umum terjadi di Kongo, mempengaruhi 30 juta penduduk dan membunuh hampir 25.000 orang pada tahun 2022, menurut badan amal Severe Malaria Observatory.  Tahun itu, Kongo mencatat kasus malaria terbanyak kedua di dunia setelah Nigeria. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES