Peristiwa Nasional Info Haji 2025

Kemenag Minta PIHK Prioritaskan Kesehatan Jemaah Haji Khusus

Jumat, 09 Mei 2025 - 22:21 | 27.20k
Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus, Nugraha Stiawan. (Foto: Kemenag RI)
Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus, Nugraha Stiawan. (Foto: Kemenag RI)
FOKUS

Info Haji 2025

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kementerian Agama memperkuat komitmennya dalam meningkatkan kualitas layanan bagi jemaah haji khusus tahun ini. Fokus utama diarahkan pada perlindungan kesehatan jemaah, khususnya kelompok lansia dan mereka yang membutuhkan perhatian lebih.

Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus, Nugraha Stiawan, dalam konferensi pers operasional haji hari ke-9 di Jakarta, Jumat (9/5/2025), menegaskan pentingnya kesiapan layanan medis dan perlindungan asuransi yang nyata, bukan sekadar formalitas administratif.

Advertisement

“Banyak jemaah haji khusus merupakan lanjut usia. Maka, pelayanan mereka tidak boleh hanya terbatas pada aspek teknis, tetapi juga harus mencakup kesiagaan medis secara menyeluruh,” kata Nugraha.

Ia menyayangkan masih ditemukannya kasus di mana jemaah kesulitan saat sakit karena ketiadaan rumah sakit rujukan, minimnya dokter pendamping, dan asuransi yang belum bisa digunakan secara langsung.

Karena itu, Kemenag mewajibkan setiap Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) memiliki kerja sama resmi dengan rumah sakit di Arab Saudi.

Lebih jauh, Nugraha menegaskan bahwa setiap PIHK harus menyiapkan protokol darurat yang jelas, termasuk akses ke rumah sakit mitra, keberadaan dokter yang selalu siaga, dan sistem komunikasi yang cepat jika terjadi keadaan darurat.

Untuk memperkuat perlindungan, saat ini Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus juga tengah menyusun standar minimum asuransi bagi jemaah haji khusus. “Asuransi harus menjadi perlindungan nyata, bukan hanya sekadar syarat dokumen,” tegasnya.

Langkah lain yang diambil Kemenag adalah menggelar Orientasi Perdana bagi Petugas Haji Khusus. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari 156 PIHK dan bertujuan membekali petugas dengan keterampilan teknis, kemampuan menghadapi situasi darurat, serta koordinasi antarinstansi.

Orientasi ini turut melibatkan Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, dan Kantor Urusan Haji (KUH) di Arab Saudi. Nugraha menekankan bahwa seluruh petugas, meski berasal dari lembaga yang berbeda, harus bersinergi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah.

Sebagai informasi, kloter pertama jemaah haji khusus akan diberangkatkan pada 13 Mei 2025. Dari total kuota haji Indonesia, sekitar 8 persen atau 17.680 jemaah merupakan peserta haji khusus.

Menutup pernyataannya, Nugraha mengingatkan bahwa pelayanan haji bukan sekadar bisnis perjalanan, melainkan ibadah dan tanggung jawab besar. “Pastikan jemaah pulang dalam kondisi sehat, damai, dan penuh berkah. Karena melayani mereka adalah bagian dari ibadah kita juga,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES