Peristiwa Daerah

Warga Rempang Gelar Festival Budaya Melayu sebagai Simbolisasi Penolakan Relokasi

Kamis, 30 November 2023 - 18:05 | 28.27k
Ratusan warga Rempang memadati lapangan sepak bola Muhammad Musa, Kel. Sembulang (Pulau Rempang), Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau Kamis (9/11/2023) untuk menolak penggusuran. (FOTO : Nailah Nur Rasyidina)
Ratusan warga Rempang memadati lapangan sepak bola Muhammad Musa, Kel. Sembulang (Pulau Rempang), Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau Kamis (9/11/2023) untuk menolak penggusuran. (FOTO : Nailah Nur Rasyidina)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ratusan warga Pulau Rempang dengan busana khas Melayu memadati lapangan sepak bola Muhammad Musa, Kelurahan. Sembulang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, pada Kamis, 9 November 2023.

Mereka mulai mendatangi sejak pagi, untuk meramaikan acara Pentas Seni Budaya dari 16 kampung tua di pulau Rempang. Pentas seni ini diadakan guna menghibur masyarakat disana agar lebih semangat dan tidak lagi merasa tertekan, sebab dalam beberapa bulan terakhir masyarakat Rempang hidup tertekan dan merasa takut.

Advertisement

Seperti yang sudah diketahui, penduduk Pulau Rempang akan direlokasi terkait pembangunan proyek Rempang Eco City untuk mendukung pengembangan investasi di sana. Namun keputusan ini mendapat penolakan keras dari mayoritas masyarakat disana karena masyarakat khawatir akan kehilangan tempat hidup mereka.

Tak mudan bagi masyarakat yang tinggal disana sudah tinggal ratusan tahun dan turun temurun untuk pindah. Bahkan pulau Rempang termasuk pulau pertama perkembangan budaya melayu di Batam.

Saat acara berlangsung, masyarakat memamerkan budaya Melayu seperti silat Melayu, tarian tradisional seperti Zapin Melayu dan Lemak Manis, pameran kerajinan lokal, serta kuliner khas kampung.

Festival ini bukan simbolisasi penolakan relokasi tetapi juga menjadi kesempatan merayakan kekayaan budaya Melayu yang sudah diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan menggabungkan seni budaya dan solidaritas, mereka berharap agar suara mereka didengar oleh pemerintah.

warga-Rempang-2.jpg

Ketua Panitia, menyatakan, "Festival ini adalah bentuk solidaritas dan perlawanan tanpa kekerasan terhadap rencana relokasi. Kami ingin dunia tahu betapa pentingnya melestarikan akar budaya kami di tengah arus modernisasi yang terus berkembang."

Kedatangan dari sejumlah tokoh masyarakat juga turut andil meramaikan pentas seni tersebut, seperti Rizal Ramli, mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim. Menurutnya, rencana pemerintah ingin mengambil tanah hak warga setempat bertentangan dengan hak-hak masyarakat dan adat setempat.

Selain itu, Rizal Ramli mengatakan kehadirannya dalam acara tersebut bukan hanya untuk memeriahkan acara pentas seni dan budaya Melayu di Kampung Sembulang, Pulau Rempang tersebut. Tetapi juga untuk menyampaikan keprihatinan kepada masyarakat atas situasi di Pulau Rempang.

Masyarakat bukan berdiam diri menghadapi ancaman relokasi tersebut. Sebelumnya upaya yang dilakukan seperti demo di depan kantor BP Batam sudah dilakukan sampai cara terdamai yaitu orasi setelah Pentas Seni dan Budaya. Walaupun awalnya festival ini sempat dilarang oleh polisi, namun warga setempat tetap melaksanakan festival ini dengan dikawal polisi.

Dengan menggelar festival seni budaya dan pesta adat Melayu yang menarik, mereka menantikan dukungan dan perhatian yang lebih luas dalam perjuangan mereka menjaga tanah air dan identitas budaya mereka yang telah terjalin erat selama bertahun-tahun. (Nailah Nur Rasyidina)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES