Menengok Hikmatnya Perayaan Imlek di Vihara Auguang Maitreya Sydney

TIMESINDONESIA, AUSTRALIA – Umat Buddha Maitreya di Sydney merayakan malam Imlek bersama di AuGuang Maitreya, 1120 Anzac Parade, Maroubra, Sydney New South Wales (NSW) Australia.
Perayaan Ulang Tahun Budha Meitreya ini diawali dengan penyambutan Tahun Baru Imlek pada 9 Februari dan ditutup dengan puncak acara pada Minggu (25/2/2024) kemarin.
Advertisement
Selama dua pekan lebih Umat Budha Maitreya Sydney menggelar rangkaian acara peningkatan spiritual dengan berdoa bersama setiap akhir pekan. Jemaat Maitreya di Sydney sendiri mencapai tujuh ratus orang dan mereka selalu hadir bergantian.
Diawali Makan Bersama
Perayaan malam Imlek diawali acara 'makan bersama' pada pukul 19.00 waktu setempat. Panitia menyumbangkan 10 macam pilihan menu tanpa kandungan unsur hewan, namun tetap lezat. List menu tahun ini adalah shark fin soup, spring roll, steamed tahu isi, rendang, bakmie goreng, ikan pindang, capcay, asam manis, mapo tofu dan ikan sambal ijo.
Dekorasi sederhana dengan bunga sakura artificial bersama 2 naga kecil dan lampion yang digantung di atas ceiling dalam ruangan makan, membuat acara dinner bersama memiliki nuansa Imlek yang khas. Ditambah alunan lagu Imlek yang merdu dan bersemagat, membuat susana semakin hangat, bahagia dan sukacita.
"Menempatkan diri dalam lingkungan seperti ini, betul-betul mampu menyejukkan hati yang telah capek berjuang setahunan dalam mencari sesuap nasi , sekaligus juga mendatangkan suasana hati yang bersemangat dan bersukacita," tutur Pendeta Armina di Vihara Auguang Maitreya, Maroubra Sydney.
Menyantap makanan adalah momen indah bagi indera perasa untuk merasakan kebahagiaan, saat menikmati berbagai citarasa dari makanan yang disajikan dengan penuh kasih oleh segenap umat Maitreya. Dan justru pada momen seperti ini, umat dapat bersantai sejenak untuk melakukan kontak hati dengan dirinya sendiri melalui kegiatan menyantap makanan yang nikmat tersebut.
Berkontak hati dengan diri artinya adalah bersatu dengan diri sendiri yang merupakan penyatuan jiwa raga secara utuh dan sempurna, maka pada momen 'ini' dan 'di sini', terasa ada aliran energi kebahagiaan dan kedamaian yang muncul dari sanubari yang paling dalam.
Pada saat energi murni yang alami ini menyelimuti fisik, mental dan jiwanya secara menyeluruh, orang tersebut telah memasuki suatu kondisi yang dinamakan 'pencerahan diri', yaitu suatu kondisi yang bebas dualism, kondisi yang damai bahagia, suci sejati, bebas leluasa dan penuh keillahian.
Kondisi ini melampaui ucap kata, kitab sutra, dan pikiran logika, dan hanya bisa dirasakan oleh orang yang mengalaminya, seperti pepatah mengatakan 'hanya orang yang minum air baru bisa mengetahui panas dinginnya air'.
Kontak Emosional
Sambil menyantap makanan , para umat juga memanfaatkan kesempatan langka untuk chit chat dengan teman atau saudara yang duduk di sebelahnya, yang mungkin mereka belum kenal sebelumnya.
Sambilan makan dan juga sambilan bercerita ria, ini adalah perwujudan nyata dalam menjalin kontak emosional dengan teman atau saudara-saudara lainnya ,sehingga tanpa disadari terjalinlah ikatan persaudaraan seiman yang lebih kuat dan mesra.
Kontak emotional ini mampu mengobati rasa kangen dan kerinduan yang telah tersimpan lama dalam hati yang mendalam, terhadap sanak saudara yang berada di ujung dunia nun jauh di sana. Hati terasa menjadi semakin lega, damai dan bersuka cita.
Setelah melakukan kontak dengan diri sendiri melalui makanan yang lezat dan juga kontak emosional dengan teman-teman sepembina melalui sosialisasi temu tawa bersama, selanjutnya seluruh umat siap mengikuti acara kebaktian bersama, yang merupakan momen indah untuk mengadakan kontak spiritual dengan Tuhan pencipta alam semesta.
Tuhan dengan Maha kasih-Nya yang tiada tara, tanpa batas dan tanpa syarat, telah melindungi dan memberkati seluruh penghuni alam semesta dan isinya, dari dulu hingga sekarang dan sampai selama-lamanya. Maka bagi umat Maitreya, ini merupakan momen terpenting dan juga merupakan puncak acara yang memiliki makna tertinggi dalam perayaan malam Imlek bersama.
Persembahan Buah Pertama
Tepat pukul 20.00, di lantai atas atau ruangan baktisala, umat yang telah selesai makan, berdiri rapi di kedua sisi altar pria dan wanita dengan sikap yang tenang dan hati yang damai. Di dalam ruangan terlihat banyak buah-buahan dan makanan kering yang telah tersusun rapi di atas meja.
Terlihat ada kesebelasan tim penyaji wanita telah siap berdiri rapi dengan jubah kebaktian mereka yang putih bersih. Sesaat kemudian acara xianggong atau persembahan buah ke altar Buddha Maitreya dimulai.
Mereka berjalan serentak, rapi dengan langkah yang pelan, mantap dan anggun, mempersembahkan aneka buah ke meja altar dengan hati tulus beriman dan damai bahagia. Suasana di ruangan altar menjadi sangat khusuk dan penuh hawa keilahian.
Ritual Suci
Berselang 20 menit, setelah selesai persembahan buah, acara berganti dengan pemanjatan doa suci yang dipimpin oleh Pendeta Armina. Tujuan pemanjatan doa suci adalah untuk mengundang kehadiran cahaya kasih Tuhan yang Maha Esa, para Buddha dan para Suci untuk momen yang special ini.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan ritual sujud bakti untuk menyampaikan rasa syukur sebesar-besarnya atas semua berkat dan karunia Tuhan yang tak terhingga yang telah melindungi sepanjang tahun kelinci. Sekaligus juga untuk mengucapkan selamat tinggal tahun kelinci yang penuh berkah, dalam menyongsong tahun naga yang penuh harapan dan sukacita.
Acara kebaktian pertama selesai sekitar pukul 21.30, yang ditutup dengan kata-kata wejangan dan motivasi singkat dari dari Pendeta Armina kepada umat yang hadir saat itu. Kemudian dilakukan pembagian buah kearifan dan pengabadian kenangan dengan foto bersama untuk momen sukacita dalam pergantian tahun kelinci ke tahun naga.
Para umat beristirahat 10 menit kemudian, sebagai selingan diisi dengan acara kesenian dengan menyanyikan 3 lagu ketuhanan, yaitu Lagu Imlek Bahagia versi mandarin, Bersama menuju kampung halaman Ilahi versi mandarin dan 'PadaMu ku berserah' versi Bahasa Indonesia. Para umat menyumbangkan suara emas mereka dengan hati tulus dan bahagia.
Momen Introspeksi
Tepat pada jam 22.10, acara berpindah ke momen untuk introspeksi diri yaitu acara pertobatan dan doa bersama. Setiap umat mengambil posisi untuk bersujud bakti.
Iringan suara musik yang santai dan pembacaan doa yang khusuk, mengajak seluruh umat berlapang dada untuk memaafkan orang yang pernah bersalah kepadanya, sekaligus juga berinstropeksi diri atas kesalahan yang pernah dilakukan sepanjang tahun kelinci.
Untuk ini, seluruh umat dituntun untuk memohon kasih pengampunan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan hati yang tulus beriman dan berjanji dengan diri sendiri untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi.
Selain itu , seluruh umat dengan setulus hati dan segenap jiwa memohon kasih dan lindungan dari Tuhan yang Maha Kasih untuk memberi tuntunan kasih Ilahi menuju tahun baru dengan iman sejati, rasa percaya diri, komitmen yang tinggi serta dan langkah yang pasti dalam meraih cita-cita luhur di tahun naga sakti.
Acara doa pertobatan ditutup dengan mempersembahan lilin ke meja altar, yang melambangkan perwujudan persembahan hati suci dan cahaya kasih untuk selalu mengasih diri, mengasih keluarga dan mengasihi orang lain.
Persembahan Buah Kedua
Sesaat kemudian, kondisi altar telah dipersiapkan untuk acara Xianggong atau persembahan buah yang ke-2, yang dimulai jam 23.00. Kali ini persembahan buah dibawakan oleh tim kesebelasan penyaji pria.
Mereka berbaris rapi dengan jubah putih, gagah dan berkharisma tinggi. Derap langkah yang lembut dan pasti membawa energi positif dan semangat tahun baru dalam persatuan dan perdamaian menuju tahun naga yang memiliki harapan tinggi.
Berselang 15 menit kemudian, acara dilanjutkan dengan bakti puja tahun baru atau bai nian, yaitu ritual kebaktian untuk mengucapkan selamat Tahun baru Imlek kepada Tuhan YME, para Buddha dan para suci, juga kepada semua dewa dewi, malaikat yang ada diseluruh jagad raya.
Selesai mengucapkan gongxi-gongxi kepada makhluk spiritual, para peserta juga tidak lupa untuk mengucapnya gongxi-gongxi kepada sesama saudara sepembina yang mengikuti acara bersama. Suasana menjadi meriah, hangat dan bahagia.
Persembahan Buah Ketiga
Acara xianggong atau persembahan buah yang ke-3 dilakukan kembali oleh tim kesebelasaan pria yang sama setelah selesai ritual kebaktian Imlek atau bai nian.
Para umat dipersilahkan untuk kembali berdiri di kedua sisi masing-masing untuk menunggu kebaktian selanjutnya yang merupakan kebaktian terakhir, yaitu kebaktian untuk merayakan hari ultah Buddha Maitreya.
Penyajiannya lebih singkat, selang beberapa menit, acaranya langsung berlanjut dengan perayaan hari ultah Buddha Maitreya yang jatuh pada hari pertama Imlek yaitu tanggal 1 bulan 1 Imlek.
Pada saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam, ini berarti sudah memasuki tahun baru Imlek, maka perayaan ultah Buddha Maitreya menjadi momen khusus dalam acara Imlek setiap tahun.
Di dalam kepercayaan umat Maitreya , kedatangan Buddha Maitreya ke dunia mempunyai misi agung penyelamatan untuk manusia dan dunia. Buddha Maitreya dikenal sebagai Happy Buddha atau Lucky Buddha, datang ke dunia untuk membawa kebahagiaan, keharmonisan dan keberuntungan untuk seluruh penghuni di alam semesta.
Sumpah Agung Buddha Maitreya adalah untuk merubah dunia yang penuh dan penderitaan menjadi dunia sukawati , merubah dunia yang penuh peperangan menjadi dunia satu keluarga yang damai sentosa.
Oleh sebab itu , bersujud di hari pertama Imlek pada hari ulang tahun Buddha Maitreya menjadi sebuah momen yang penting untuk mendapatkan kebahagiaan, kesehatan, keselamatan, kedamaian, kelancaran, kesuksesan dan rejeki yang berlimpah ruah.
Pembagian Angbao
Setelah seluruh rangkaian acara selesai, tibalah saatnya untuk membagi Angbao Maitreya yang merupakan momen yang dinanti-nantikan oleh setiap umat yang hadir. Angbao berupa amplop merah yang berisi uang sebagai simbol rejeki bagi tradisi perayaan tahun baru Imlek.
Di dalam Angbao Maitreya berisi 1 dolar koin Australia dan kata-kata mutiara, kata-kata suci dari orang suci berkebajikan tinggi. Satu dollar Australia memang tidak cukup untuk membeli segelas kopi, namun ia memiliki nilai yang tinggi jika disimpan didalam laci, karena ia menjadi modal sumber rejeki dalam mewujudkan mimpi.
Angka 1 memiliki filosofi tinggi, karena setiap hitungan angka harus dimulai dengan satu , dari satu bisa tumbuh menjadi seribu, seratus ribu, satu juta, satu milliar dan seterusnya.
Artinya Buddha Maitreya membekali umatnya dengan modal paling dasar sebagai berkah fondasi utama untuk rejeki tahun baru, selanjutnya sisa rejekinya tergantung pada bagaimana sikap mereka dalam mewujudkan mimpi, yaitu sepenuhnya tergantung pada iman, komitmen, aksi nyata dan rasa percaya diri masing-masing.
Maka dengan modal fondasi kuat 1 dollar ini, setiap umat hanya perlu berjuang untuk menambahkan angka nol di belakangnya. Seberapa banyak nol yang akan ditambahkan di belakangnya, keputusan ini diserahkan kembali kepada cita-coita dan pilihan mereka masing-masing.
Setelah menerima Angbao Maitreya, setiap umat langsung membukanya untuk membaca pesan suci yang ada di dalamnya. Menurut pengalaman, mereka setiap tahun mendapatkan pesan berbeda yang sangat spesifik dan cocok untuk kondisi mereka pada saat itu.
Terakhir acara perayaan malam Imlek ditutup dengan foto bersama di depan altar dengan memegang Angbao Maitreya dengan hati yang bahagia, gembira dan sukacita.
Jadi bagi umat Maitreya, perayaan malam Imlek bersama di vihara bukan hanya sekadar berkumpul untuk makan bersama, namun memiliki arti lebih dalam dan manfaat luar biasa, baik secara fisik, emosional dan spiritual, karena ini merupakan momen indah dan spesial bagi umat Maitreya terutama bagi yang merantau jauh di negeri orang.
Jadi melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kontak hati baik secara fisik, emosional maupun spiritual adalah hal yang sangat penting untuk mendapatkan keseimbangan hidup dalam dunia modern yang serba canggih seperti sekarang ini.
Maka dari itu, menghadiri perayaan Imlek bersama adalah kesempatan langka untuk membangkitkan semangat para umat makin berteguh dalam iman, bersatu dalam hati, berkontak dalam spiritual dan berpadu dalam misi demi terwujudnya cita-cita luhur dunia satu keluarga, dunia penuh kedamaian, keharmonisan dan kegembiraan universal. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Dhian Mega |