Selamat Tinggal TKP Abu Bakar Ali, Pemda DIY Bongkar Demi Wujudkan Malioboro Ramah Pejalan Kaki

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) mulai membongkar Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA) pada Senin (2/6/2025). Langkah ini sebagai bagian dari transformasi kawasan Malioboro menuju ruang publik yang lebih ramah pejalan kaki dan mendukung pelestarian Sumbu Filosofi, yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia UNESCO.
Proyek pembongkaran ini dipimpin langsung oleh Dinas Perhubungan DIY, yang menekankan pentingnya keselamatan serta keberlanjutan material bangunan.
Advertisement
“Kami lakukan pembongkaran secara bertahap. Atap dibuka lebih dulu dan material yang masih bisa dipakai akan kami manfaatkan ulang untuk pembangunan parkiran baru di Ketandan,” kata Kepala Dishub DIY, Chrestina Erni Widyastuti.
Proses pembongkaran dilakukan dengan sangat hati-hati oleh tenaga profesional. Lokasi sudah ditutup dan dipagari untuk memastikan tidak ada aktivitas publik di area rawan bahaya.
“Kami targetkan selesai dalam satu hingga dua bulan. Tapi kalau bisa lebih cepat, tentu akan lebih baik,” ujar Erni.
Selain itu, seluruh juru parkir dan pedagang yang sebelumnya berada di area TKP ABA telah dipindahkan ke eks Menara Kopi, Kotabaru. Mereka diberikan waktu transisi selama lima hari untuk menyesuaikan diri sebelum crane dan alat berat mulai bekerja.
Parkir Dialihkan, Malioboro Disiapkan untuk Pejalan Kaki
Dengan ditutupnya TKP ABA, pemerintah mengalihkan lokasi parkir bus wisata ke TKP Ngabean dan TKP Senopati. Sementara eks Menara Kopi kini disiapkan untuk menampung kendaraan roda dua dan empat.
Tak hanya memindahkan parkir, Dishub DIY juga berencana membuka akses khusus bagi pejalan kaki dari lokasi parkir baru menuju kawasan Malioboro, sebagai bagian dari misi menjadikan kawasan ini lebih hijau, tertib, dan sehat.
“Kami ingin masyarakat terbiasa berjalan kaki. Selain menyehatkan, ini juga mendukung kawasan Malioboro sebagai destinasi wisata ramah lingkungan,” terang Erni.
Erni pun mengapresiasi sikap kooperatif dari para pedagang dan juru parkir yang telah mengikuti proses relokasi tanpa gesekan berarti. Ia berharap perpindahan ini justru membawa dampak positif bagi mereka di tempat baru.
“Kami tahu pindah tempat itu tidak mudah. Tapi ini bagian dari penataan besar untuk masa depan Yogyakarta. Semoga di lokasi baru mereka bisa lebih berkembang dan membawa rezeki yang lebih baik,” ujarnya.
Penataan ulang ini sejalan dengan visi pemerintah menjadikan kawasan Malioboro tidak hanya sebagai pusat wisata dan belanja, tapi juga sebagai ikon kota budaya yang inklusif, aman, dan ramah bagi semua. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |